💍part 30-nikah?💍

70 11 3
                                    

"Aku tidak pernah menyesali sesuatu, penyesalanku ada pada hari yang telah berlalu, dimana umurku berkurang sedang amalku tidak bertambah."
(Ibnu Mas'ud ra.)
***

"Selamat datang" ucapnya dengan wajah datar, kemudian beranjak meninggalkan ruangan. Aku cukup terperanjat mendengar kalimat yang keluar dari mulutnya, hanya itu? Sesingkat itu? Dia seperti tidak mengenaliku.

"Gausah kaget gitu, dia emang agak cuek orangnya" sahut Arini, tampaknya dia menyadari perubahan raut wajahku setelah mendengar ucapan Ali barusan.

Aku hanya tersenyum kaku sebagai jawaban, setelah itu aku dan Arini beranjak meninggalkan ruangan kemudian berjalan menuju lapangan upacara.

***

Pagi ini cukup cerah, kicauan burung menambah kesan hikmat saat ucapara, bendera merah putih mulai digerek untuk naik, Tim paduan suara mulai menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya.

Dipenghujung upacara bendera, Pak kepala sekolah memberikan pengumuman, tidak lupa dia juga memperkenalkan aku kepada seluruh peserta upacara.

Tak lama upacara akhirnya selesai dilaksanakan, seluruh peserta ucapara mulai meninggalkan lapangan lalu menuju ke kelas masing-masing.

***

Aku sudah berada di meja ku, mengambil buku paket Bahasa Indonesia setelah itu beranjak menuju kelas untuk memulai pembelajaran.

Saat sebelum aku benar-benar meninggalkan ruangan, ekor mataku menangkap sosok pria yang sedari tadi membuat pikiranku berkecamuk, kenapa Ali begitu cuek? Apa Ali tidak mengenaliku? Atau dia marah padaku karena aku tidak datang ke acara pernikahannya?, Deretan pertanyaan itu tersemat di pikiranku, tak satupun aku temukan jawabannya.

Aku mengucap Basmallah sebelum memasuki kelas yang akan aku ajar, aku berusaha sekuat mungkin untuk mengenyahkan pikiranku tentang Ali yang akan membuat aku tidak pokus.

Saat aku hendak masuk ke dalam kelas, aku mendengar seseorang memanggilku.

"Kak Lissa!!"

Aku menoleh ke sumber suara, serlihat seorang siswi berlari kearah ku, sosok yang sangat aku kenal.

"Sifa!" Sahutku antusias

Kini Sifa sudah berada didepan ku masih dengan nafas yang tersengal karena berlari.

"Kak Lisa kemana aja,,"ujarnya dengan nada sedih, dia memelukku.

"Maafin kakak ya" aku membalas pelukan Sifa, mengelus puncak kepalanya, tak aku sangka dia sekolah disini, benar-benar tak ku kira sebelumnya.

"Aku kangenn" sahutnya, dia melepas pelukannya

"Kakak juga kangen sama kamu" balasku sambil tersenyum hangat kepadanya.

"Nanti kita main ya, kita ngobrol, sekarang kakak masuk kelas dulu" lanjut ku, karena bel masuk sudah berbunyi sejak dua belas menit yang lalu.

Sifa mengangguk sambil mengusap ujung matanya yang sedikit basah, karena haru. Kemudian dia beranjak menuju kelasnya.

Setelah melihat Sifa masuk ke kelasnya, barulah aku masuk ke kelas bagianku mengajar.

***

Pukul dua siang, aku akhirnya menyelesaikan tugasku, hari yang cukup menegangkan, hari ini aku hanya perkenalan saja dikelas, belum masuk ke materi pembelajaran karena ini hari pertamaku mengajar.

Saat ini aku sudah berada di parkiran sekolah hendak pulang, namun aku menunggu Sifa dulu karena tadi aku sudah janji pada Sifa akan bertemu.

Setelah beberapa saat kemudian, Sifa datang menghampiri ku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Because Allah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang