Next part...
Happy reading♥
***
"If you want to get something that you never own, you must do something that you never done before."
***"Gu,, gue,,," Elisa menatap buku yang ia pengang yang ternyata itu adalah mushaf Al Qur'an, tadi ia sama sekali tidak menyadarinya, ia bingung harus menjelaskan kesalahpahaman ini bagaimana pada lelaki disampingnya.
"Saya tau, hijrah menjadi lebih baik itu tidak mudah, semua butuh proses" pandangan Ali masih lurus kedepan, Elisa menatap lelaki itu dari samping, mendengarkan ucapannya.
"Sekarang, kamu coba pakai hijab dulu, tutup aurat, awal awal pasti tidak nyaman, tapi jika sudah terbiasa insya'allah kamu akan nyaman" lanjutnya menoleh kesamping kearah Elisa, Elisa terperanjat ketika ia tertangkap basah sedang menatap Ali. Ali tersenyum kecil melihat wajah salah tingkah Elisa
"Apaan si lo, gak usah sok tau masalah kehidupan gue!" Bentak Elisa kemudian melangkah pergi
***
Ponsel Ali berdering, menandakan ada pesan masuk
Saida: Maaf Ali, kita gak jadi ketemu hari ini
Ali menatap isi pesan dari temannya, Saida Nafisa Az-zahra, gadis yang memiliki paras cantik, manis dan memiliki akhlak yang baik itu teman Ali sejak SMP yang ia kagumi sejak pertama kali bertemu, ya, Ali memang mengagumi Saida sejak dulu, tapi entah sampai kapan ia harus mengaguminya dalam diam, sampai saat ini belum ada kemajuan dari pertemanan mereka, ya hanya sebatas teman untuk saat ini. Ali segera membalas pesan Saida
~kenapa? Bukannya ada yang ingin disampaikan? Barusan saya sudah sampai depan kafe.
Saida: Maaf Ali, tadi aku juga udah sampai didepan kafe, tapi sesuatu terjadi, mengharuskan aku untuk pergi dari kafe itu.
~gimana kalo ketemu ditempat lain?
Saida: tidak bisa Ali, maaf. Mushaf yang aku mau kasih kekamu diambil orang.
~kamu dirampok? Kamu gak apa apa Saida?
Saida: aku gak apa apa Ali.
~~~
Wanita yang tadi dipalak Elisa adalah Saida, teman Ali. Huhh Begitu sempit dunia ini.
***
Setelah pergi dari kafe itu, Elisa kembali menaiki mogenya, melajukannya.
Ia merasa kesal karna, pertama ia gagal memalak orang, dan kedua ada orang yang sok sok an menceramahinya"Nyebelin banget tuh cowok, pake nyeramahin gue segala lagi, dia kira hidup dia udah bener!" Gerutu Elisa sambil terus menambah kecepatan laju motornya melampiaskan kekesalannya, ia dengan lihay menyalip motor dan mobil yang ada didepannya, tak diduga ada sebuah motor yang menyalipnya secara tiba tiba membuat motor Elisa oleng dan..
Bukkk! Elisa terjatuh dari motornya membuat tangan dan lututnya sedikit terluka, ia sedikit meringgis kesakitan dan mencoba untuk berdiri
"Kamu gak apa apa?" Seseorang menghampiri Elisa membantunya berdiri, Elisa mendongakan kepala untuk melihat siapa orang yang mencoba membantunya
"Nggak, gue gak apa apa!" Bentak Elisa berdiri kemudian membersihkan baju dan celananya yang kotor menepuk-nepuknya, Ali membantu mendirikan motor gedenya Elisa yang tergeletak
"Ngapain lo disini, tadi lo di kafe, sekarang disini, lo ngikutin gue?" Ucap Elisa sedikit meninggikan suaranya
"Saya kerja dirumah makan ini" tunjuk Ali pada sebuah rumah makan yang berada tepat disampingnya, Elisa menoleh ketempat yang ditunjuk pemuda dihadapannya, benar saja disana ada sebuah rumah makan, itu artinya ia jatuh tepat didepan tempat kerja pemuda ini.
"Oh" timpal Elisa
"Kamu mau makan dulu disini?" Tanya Ali sopan
"Lo promosi?"
"Nggak, siapa tau aja kamu mau makan dulu, makannya saya tawarin"
"Males ah.." timpal Elisa, sebenarnya ia mau menerima tawaran itu, tapi mengingat ia tidak membawa uang maka ia menolaknya
"Kalo kamu mau, Saya teraktir" ucap Ali tiba tiba
"Oke, karna lo maksa, gue mau" jawab Elisa kemudian melangkah masuk kerumah makan itu mendahului Ali, Ali mengikutinya dari belakang
***
Elisa sengaja memilih banyak menu makanan, mumpung dapet teraktiran katanya, Elisa makan dengan lahap tidak memperdulikan lelaki disampingnya yang keheranan melihat porsi makan perempuan sebanyak itu
"Apa lo liat liat" Ucap Elisa sedikit melotot menyadari lelaki disampingnya tengah memperhatikannya, seperti biasa Ali langsung mengalihkan pandangannya kearah lain
"Kok lo gak kerja, malah duduk disini?" Tanya Elisa mengingat lelaki disampingnya adalah pekerja dirumah makan ini
"Yaudah kalo gitu saya kebelakang dulu" pamit Ali kemudian beranjak berdiri
"Eh Ali kamu mau kemana?" Tanya pak Dio, paman Ali sekaligus pemilik rumah makan ini.
"Ali mau lanjut kerja paman" jawab Ali seadanya
"Ehh jangan, temenin dulu pacar kamu makan, nanti kalo udah selesai baru kamu lanjut kerja" ucap Pak Dio menyuruh Ali untuk duduk kembali, mendengar itu Elisa sedikit kaget namun dangan cepat ia menetralkan ekspresinya menjadi biasa saja
"Ini temen Ali paman" ucap Ali membenarkan
"Kamu jangan malu malu Ali, ini baru pertama kali loh paman lihat kamu bawa cewek kesini" ucap pak Dio membuat wajah Ali sedikit malu
"Kalo gitu paman permisi dulu yah" lanjut pak dio kemudian beranjak dari sana
Keadaan mendadak hening antara Elisa dan Ali, Elisa pura-pura tidak mendengar dan terus melanjutkan makannya
"Oiya, nama kamu siapa?" Tanya Ali akhirnya membuka suara memecah keheningan diantara keduanya
"Ngapain lo tanya nama gue, modus ya lo?" Timpal Elisa sedikit jutek
"Astahgfirullah, nggak kok saya gak ada maksud modus" ucap Ali
"Oke karna lo maksa, gue kasih tau, nama gue Elisa"
"Tapi saya tadi gak maksa kok" lirih Ali tapi masih bisa terdengar Elisa
"Apa lo bilang? Gak maksa?, kalo maksa ya ngaku aja maksa!" Teriak Elisa membuat beberapa pengunjung menoleh kearahnya
"Iya iya saya maksa" ucap Ali mengalah
***
Don't forget vote+comment★
Thank you♥
Jangan lupa ngaji!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Allah [On Going]
Historia Corta[Spiritual-fiksi remaja-Baper] ~Takdir, apakah kau sedang membercandaiku? Tolong, berlaku seriuslah denganku aku sedang tidak ingin bercanda:)~ 📝28 Mei 2020 _ayunii♥