Udah vote belum?
Happy reading♥
***
"Berjagalah untuk hal yang
terburuk, berharaplah akan hal
yang terbaik dan terimalah
apapun yang datang"
***Sinar mentari pagi menelusuk ke sela-sela jendela kamar Elisa yang sedikit terbuka, sinar hangatnya membangunkan Elisa dari tidurnya, sudah tiga hari ini ia tidak pergi kemanapun, badannya terasa sakit, entah mengapa rasa sakitnya baru terasa setelah bangun tidur, lebih sakit daripada saat hari pertama ia kecelakaan, beberapa kali teman-temannya ingin menjenguk Elisa dirumah, namun Elisa tak mengizinkan mereka masuk, ia merasa kedatangan mereka hanya akan menambah rasa pusing dikepalanya, begitupun Saida, ia juga beberapa kali menghubungi Elisa untuk menanyakan kabarnya, Elisa hanya bilang bahwa ia baik baik saja
Setelah bangun tidur Elisa hanya diam melamun, tatapannya lurus kedepan, ia teringat pada Ayahnya yang tak kunjung pulang, padahal Elisa sedang sakit dirumah, sedikit perih memang, mengingat sosok ayah yang tak lagi memperdulikannya, mengingat dulu Elisa begitu dimanjakan oleh kedua orang tuanya, namun setelah ibunya meninggal semuanya berubah, ibunya Elisa pergi selamanya dan tak akan kembali lagi, ayahnya juga pergi dan tak tahu kapan akan kembali, pak Rafi, ayah Elisa mungkin masih menafkahinya dengan mentransfer uang kerekening Elisa, tapi bukan hanya itu yang Elisa inginkan, ia juga ingin mendapatkan kasih sayang sang ayah, namun kini Elisa merasa hal itu mustahil baginya, ia tidak ingin lagi mengingat ingat hal itu, percuma, hanya akan menambah rasa sakit
"Bosen juga dirumah terus" lirih Elisa sambil bangit dari kasurnya, ia beranjak kekamar mandi untuk membersihkan diri, setelah itu ia memutuskan untuk pergi keluar
Elisa berjalan kearah Moge-nya, terasa sudah lama ia tak menaiki motor kesayangannya itu
"Eh eh non Lisa mau kemana?" Mpok Lela tiba tiba datang menghampiri Elisa yang hendak naik keatas motornya
"Pergi keluar bentar" sahut Elisa
"Jangan, non Lisa kan belum sembuh" cegah mpok Lela
"Udah sembuh kok"
"Itu luka nya belum sembuh lho Non"
"Apaan sih mpok, Lisa gak apa apa kok, lagian bosen dirumah terus" sahut Elisa
"Jangan dulu keluar Non, nanti jang Ali marah lho?" Ucap mpok Lela
"Jang Ali?" Tanya Elisa bingung
"Iya Jang Ali, yang kemaren nganterin Non Lisa pulang"
"Mpok tau dari mana dia namanya Ali?" Elisa semakin tak mengerti
"Jadi kemaren pas mpok lagi nyapu dihalaman depan rumah, jang Ali nyamperin Mpok, dia nyuruh Mpok buat jagain Non Lisa sampe sembuh, dan jangan biarin Non Lisa pergi keluar rumah dulu" jelas Mpok Lela
"Kok Mpok gak bilang sih!"
"Soalnya jang Ali nyuruh mpok buat gak bilang ini ke Non Lisa"
"Lah itu Mpok bilang ke Aku" ujar Elisa
"Duh maaf Non, Mpok keceplosan" sahut Mpok Lela sambil menutup mulutnya, Elisa memutar bola matanya
"Jadi, Mpok lebih nurut sama dia gitu dari pada sama aku?" Tanya Elisa
"Eh nggak gitu Non, lagian mpok juga emang takut Non Lisa kenapa-napa" ucap Mpok Lela
"Jang Ali juga minta nomer Mpok buat nanya-nanya kabar Non Lisa" lanjut Mpok Lela
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Allah [On Going]
Storie brevi[Spiritual-fiksi remaja-Baper] ~Takdir, apakah kau sedang membercandaiku? Tolong, berlaku seriuslah denganku aku sedang tidak ingin bercanda:)~ 📝28 Mei 2020 _ayunii♥