🐼part 24-cincin lamaran🐼

68 19 5
                                    

Udah vote belum?

Cuss...

Happy reading♥

***
Terlalu berharap akan menyakitimu, namun itu bukan alasan tuk menyesali diri. Ingat, Allah selalu ada untukmu.
***


"Kamu benci sama siapa Lisa?" Ucap seseorang itu membuat Elisa cukup kaget, kemudin Elisa menoleh kebelakang dan mendapati Ali yang sedang berdiri dibelakangnya

Elisa menggigit bibir bawahnya merasa cemas, apakah Ali mendengar semua ucapannya tadi?

Kemudian Ali mengambil duduk disebelah Elisa
"Kamu lagi ngapain disini?" Tanya Ali

"Harusnya gue yang tanya, lo ngapain kesini?" Ucap Elisa balik bertanya

"Nyamperin kamu,," ucap Ali dengan entengnya

"Ngapain lo nyamperin gue?" Tanya Elisa ketus

"Pengen aja,,"

"Bukannya mau makan siang bersama?"

"Mereka yang pengen, saya nggak" jawab Ali datar

"Dih,,, udah sana, mereka pasti udah nunggu!" Suruh Elisa

"Tapi kamu ikut,,"

"Nggak!"

"Yaudah, saya juga gak mau,,"

"Apaan si lo! Gak jelas banget!" Ketus Elisa

Untuk beberapa saat, keadaan mendadak hening, tidak ada yang kembali membuka suara diantara keduanya

"Oiya, sekali lagi terimakasih banyak ya, atas hadiahnya,,," ucap Ali akhirnya memecah keheningan sambil tersenyum

"Sekarang baru ngomong, tadi kemana aja bang!" Batin Elisa

"Hmm" sahut Elisa singkat

"Saya, juga mau minta maaf, tadi gak ngajak kamu ngobrol,," ucap Ali

"Gak masalah, gue sadar diri kok,," sahut Elisa, pandangannya lurus kedepan

"Maksudnya?"

***

Hari demi hari yang Elisa jalani terasa begitu berat, sehari bagai setahun, setahun bagai sehari, Ah pokonya ribet! terlebih saat ia mengetahui kabar bahwa besok Ali akan melamar Saida

Elisa menjalani harinya dengan penuh kesabaran, mencoba menyibukan diri agar ia lupa akan hal menyesakan itu

Bagi Elisa, kehilangan Ali sama dengan kehilangan semangat, ia hiduppun rasanya percuma, Ayah Elisa juga sudah tak perduli, dan kini, satu-satunya orang yang perduli pada Elisa pun akan segera pergi

Dengan tenang Elisa mengendarai motornya menuju kafe  night star, kafe yang cukup terkenal dan selalu ramai dengan pengunjung, ia kesini bukan untuk minum atau menenangkan diri, akan tetapi ia kesini untuk bekerja

Sudah seminggu terakhir ini, Elisa bekerja sebagai pelayan kafe night star, bukan karena terlalu butuh uang, tapi karena ia ingin menyibukan diri, dari pagi sampai sore Elisa bekerja dikafe, baru setelah itu ia berangkat kerumah tahfidz

***

Ali dan Saida berjalan beriringan, Hari ini Ali mengajak Saida membeli cincin untuk lamarannya besok

Di setiap langkah, Saida tak henti-hentinya mengembangkan senyum, meski tak banyak perbincangan diantara keduanya, hanya berbincang-bincang kecil saja, Namun Saida terlihat begitu bahagia, apalagi mengingat rencana mereka dihari esok, sungguh tak terbayangkan kebahagiaannya, yang dimana lelaki pujaannya akan melamar dan menikahinya

Because Allah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang