Chapter 2

265 13 0
                                    


Jakarta, 06 mei 2020


Iqbaal menatap adiknya bingung. Tidak mengerti tentang sesuatu yang diberikan adikknya tersebut.

"Maksudnya apa?" Tanya Iqbaal heran dengan mengernyitkan sebelah alisnya, seakan melambangkan bahwa dia sedang kebingungan.
"Kak! Aku minta tolong ya¿ nanti kalau dia kesini, kasih ini ke dia. Tapi kakak harus janji sama aku, kalau kakak gak akan bilang ke dia kalau aku pergi kemana. Aku mohon kak" ucap (namakamu) dengan memohon, agar Iqbaal mau membantunya.
"Kenapa gak kamu aja yg langsung kasih ke dia¿ biar sekalian kamu jelasin sama dia" sarannya pada (namakamu).

Yang Iqbaal dapatkan hanya gelengan kepala dari adiknya itu.
"Yaudah kak, aku pergi dulu ya¿ jangn lupa nanti ke bandung! Aku tunggu kakak sama Abun disana ya...jaga diri baik baik" ucap (namakamu) dengan nada sedikit tercekat, karena hampir menangis.

Iqbaal langsung merengkuh tubuh (namakamu) untuk menyalurkan rasa  sayangnya , sambil dia mengelus lembut puncak kepala adikknya itu.
Ini udh jadi kebiaasaannya, kalau (namakamu) dalam keadaan rapuh.

"Kamu jaga diri ya disana" ucap Iqbaal  dengan senyuman  diukir di wajahny, dengan tujuan sedikit menyemangati adikny.
(Namakamu) hanya mengangguk. Perlahan (namakamu) melepas pelukannya.

"Kakak hati hati ya, aku sayang kakak" ucap Abun kepada (namakamu) disusul dengan dia memeluk (namakamu) erat, seakan tak ingin membiarkan kakaknya pergi. Karena dia pasti tidak ada lawan bicara untuk ribut, kalau (namakamu) tidak ada.

Iqbaal melirik mereka yg sedang menyalurkan rasa sayang mereka dengan perasaan yg sedikit kasihan.

'Ya waktu 1 thn emang gak terlalu lama, tapi itu akan terasa lama jika kita menghabiskannya bukan dengan orang yang berarti untuk kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Ya waktu 1 thn emang gak terlalu lama, tapi itu akan terasa lama jika kita menghabiskannya bukan dengan orang yang berarti untuk kita. Tapi ya sudahlah, mudah mudahan mereka bisa melewatinya. Aku sayang mereka' batin Iqbaal berguman dengan perasaan pasrah.

"Yaudah aku pergi ya, i'll miss u guys" ucap (namakamu) berjalan perlahan untuk masuk ke mobil, yg akan membawanya ke tempat dimana dia akan memulai hari harinya yang baru, setelah berpamitan dengan saudaranya.

'Bugh'

~Iqbaal POV On~

Gue liat dia perlahan berjalan ke arah mobil. Sangat gue denger pasti suara pintu mobil yang tertutup, dan dia terduduk di kursi penumpang.

"kita berangkat ya, jaga diri kalian dan juga titip rumah ya" ucap ayah dan bunda bersamaan.

Kami berdua hanya mengangguk sambil melambaikan tangan kearah mobil yang kian melesat melewati jalanan perumahan itu.

Gue menatap nanar mobil yang kian menjauh dari rumah.

"Kakak tau (nam), kamu pasti lagi ada masalah sama dia. Makanya senyum sama ceria kamu semuanya, seakan tertutupi oleh kekecewaan kamu. Kakak janji kalau memang ada hubungannya sama dia, kakak gak akan tinggal diam" batinku bergelut dengan pikiran.

Perlahan gue masuk ke rumah dan di susul oleh Abun, yang akan diajknya selama kurang lebih setahun ini di rumahnya. Hanya berdua.

~Iqbaal POV Off~






Hae guys, gua udh lanjutin nih. Tapi ya gitu sorry absurd emang.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya😁

D e s t i n y [DD X INH]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang