"Tapi, Ayah nggak enak sama orang tua kamu Ri! Ayah udah janji tentang perjodohan ini"
"Ayah sama Bunda tenang aja! Aku udah bicarain ini sama mereka, dan mereka setuju-setuju aja! Jadi gimana Yah? Bun?" Tanya Ari
"Ya,sudah kalau begitu! Ayah nggak mungkin maksa kalian!" Ucap Ayah Hendra.
"Terus besok gimana? Undangan kan udah disebar!" Tanya Bunda Ajeng.
Benar juga ya!
Undangan sudah tersebar semua!
Jadi bagaimana cara membatalkannya?
"Yah! Bun! Apa Vano boleh meminta ijin kalian untuk kembali dekat sama (namakamu)? " Ucap Devano dengan penuh harap kepada orang tua (namakamu).
Ayah dan Bunda menatap ke arah Devano dengan senyum yang terukir manis di wajah keduanya.
"Kalau Bunda sama Ayah memberi Vano Restu, Vano janji akan jagain (namakamu) semampu yang Vano bisa"
Devano menatap ke arah Ayah dan Bunda (namakamu) dengan sedikit terlihat gugup.
Dan sesekali dia melirik sekilas ke arah Ari yang berada di sampingnya.Ari tau, Devano saat ini sedang merasakan kegugupan.
Bagaimana tidak, saat ini dia tengah melamar putri kesayangan dari orang tuanya si gadis tersebut.Ari hanya tersenyum ke arah Devano, berusaha membuat Devano sedikit tenang.
"Kamu yakin mau balik lagi sama (namakamu)?" Tanya Ayah Hendra.
"Lebih dari yakin Yah!"
"Kamu anak yang baik Van! Dan (namakamu) pasti beruntung dan juga aman sama kamu!" Ucap Bunda Ajeng.
"Besok kamu aja yang gantiin Ari, dan tunangan dengan (namakamu). Jangan kecewain ayah ya"
Senyum Devano terukir sangat lebar, selebar -lebarnya.
What?
Apa dia tidak salah dengar?
Lampu hijau sudah dia dapatkan!
Bahagia?
Tentu sangat!
"Terimakasih Yah! Bun! Devano akan berusaha semampu Devano, buat jaga dan buat (namakamu) bahagia! Tapi Devano minta, jangan kasi tau (namakamu) dulu! Devano pengen ngasih dia surprise"
~FlashBack Off~
"Jadi gitu kejadiannya! Waktu itu aku nggak bisa ngontrol emosi! Saat tau kalau Ari yang bakalan jadi tunangan kamu! Pengen ku hajar muka dia habis-habisan!" Ucap Devano
"Kenapa nggak dihajar aja?" Tanya (namakamu)
"Lu kok gitu sama gue (nam)!? Lu mau gue babak belur gitu?" Tanya Ari penuh Dramatis.
"Inget temen aja gue!" Sahut Devano
"Harusnya ya Van! Lu bogem aja nih orang" sambung Zara yang berada di samping Ari.
"Nih! Hajar sekarang aja nih! Iklhas gue" pasrah Ari, dan membuat yang lainnya tertawa melihat wajah pasrah Ari.
"Tapi bentar! kenapa bisa Ayah Herlan sama Bunda Uchi bisa setuju buat ngebatalinnya?" Tanya (namakamu) dengan sangat amat penasaran.
"Nah ini baru si Ari yang bakal jelasin!" Ucap Devano.
"Jadi gini!"
~FlashBack On~
KAMU SEDANG MEMBACA
D e s t i n y [DD X INH]✔
FanficKata orang, hal yang paling berat adalah keiklhasan. Tapi menurutku menjadi dewasa dan memiliki sikap kedewasaan dalam menghadapi takdir, itu yang sangat berat. But, it's not impossible for someone if they want to try to admit it! Tapi tanpa sadar...