"Gila lu (nam)!" Ucap Ari menggelengkan kepalanya, bingung dengan temannya yang satu ini.
Lalu dia berlalu pergi meninggalkan (namakamu) yang berusaha mengejar Ari menuju kantin.
***
~Ari POV On~
Gue berjalan menjauh dari (namakamu).
Gimana gak kesel coba!
Dia pake acara bilang kalau gue mau ikut kepengurusan Osis lagi!
Gue kan kaga bisa!
Iya sih bisa dicoba!
Tapi kan!
Tau ah!
Parahnya lagi!
Dia pake acara bilang si Bryan-Bryan itu ganteng lah!
Manis lah!
Apalah itu!
"Apa-apaan coba! Pake acara sok kul tu anak sama si (namakamu)! Itu si (namakamu) juga ikutan kayak gitu! Kesel gue lama-lama!"
Gue ngomel di jalan menuju kantin sendirian.
Ya karna (namakamu) ada jauh dibelakang gue!
Dia terus manggil-manggil gue!
Tau ah males gue!
***
~Ari POV Off~
"Ariii!! Tungguin Aiii!!" Panggil (namakamu) berusaha menyamai langkahnya dengan Ari yang berada jauh di depannya.
"Ariii!!!" Panggilnya lagi.
Disinilah mereka ber 5.
Mereka sudah berada di kantin sekolahnya.
Azka, Zara, Dannia, Ari dan juga (namakamu).
Jadi mereka semua sudah saling kenal ya.
"Ariii!! Jangan ngambek gitu dong!" Ucap (namakamu) memohon pada Ari.
Karena memang sedari tadi Ari ngambek dengan dia.
Karena masalah yang tadi.
Melihat hal tersebut. Teman-teman mereka yang lain jadi heran.
Sebenarnya mereka berdua kenapa¿
"Ada apaan sih? Itu muka kenapa dijelek-jelekin Ri?" Tanya Azka pada mereka berdua, mewakili yang lainnya.
"Jadi tadi kita ketemu sama kak Bryan, ketua osis kita. Trus dia ngajakin gabung ke Kepengurusan osis! Karena dia bentar lagi masa jabatannya dia udah abis! Nah! Terus gue iya-in buat gabung osis! Gue bilang, gue sama Ari bakalan ikut! Lah! Ni anak malahan ngambek sama gue!" Jelasnya panjang lebar kepada yang lainnya.
Mereka hanya menyimak apa yang (namakamu) jelaskan pada mereka.
"Lah? Bagus itu! Ikut osis! Trus masalahnya dimana?" Tanya Zara kepada (namakamu) dan Ari.
KAMU SEDANG MEMBACA
D e s t i n y [DD X INH]✔
FanfictionKata orang, hal yang paling berat adalah keiklhasan. Tapi menurutku menjadi dewasa dan memiliki sikap kedewasaan dalam menghadapi takdir, itu yang sangat berat. But, it's not impossible for someone if they want to try to admit it! Tapi tanpa sadar...