Chapter 46

56 3 0
                                    

Mereka tengah berjalan menyusuri lorong yang identik dengan bau obat-obatan.

Di sepanjang langkahnya, (namakamu) terlihat memikirkan sesuatu.
Dia sedang bergulat dengan pikirannya saat ini.

Kalian pasti ngerti lah.

Canggungnya orang abis putus itu gimana!

'Gue harus gimana nanti?'

Karena sibuk dengan pikirannya sendiri, tanpa sadar dia tertinggal lumayan jauh oleh Ari yang berada di depannya.

Sadar akan tidak adanya (namakamu) disampingnya, Ari memberhentikan langkahnya dan menoleh kebelakang.
Dimana (namakamu) sedang berjalan dengan pandangan kosong, lurus kedepan tanpa melihat jalanan yang dilewatinya.

Ari menghembuskan nafasnya kasar dan mendekatkan dirinya ke arah (namakamu).

"Kalau emang belum siap buat ketemu, gue anter lu pulang aja"

(Namakamu) tersadar dari lamunannya, sontak menoleh ke arah Ari dengan menampilkan senyumnya.

Ari tau kalau (namakamu) masih ragu untuk bertemu Devano.
Dan Ari juga tau, kalau senyum yang berusaha ditampilkannya adalah senyum palsu.

"Gpp Ri! Udh sampe sini juga"

Ari tersenyum menatap (namakamu), dan Ari  menggandeng tangannya menuju kamar rawat Devano.

'Lu baik Ri! Tapi knapa gue nggak bisa buka hati buat lu? Sampai sekarang, hati gue masih buat Devano'

'Tapi gue harus berusaha buat nerima lu, karena gue harus terbiasa sama lu Ri! Yang nyatanya bakalan milikin gue sepenuhnya!'

'Gue bakalan belajar lagi buat ngembaliin rasa gue yang dulu ke elu (nam)! Walaupun, di hati gue udh ada orang lain!'

***

Kamar 215

'Ceklek'

Mendengar suara pintu ruangan terbuka, sontak membuat semua orang yang ada di tempat itu menoleh ke sumber suara.
Yang tadinya mereka sedang bersenda gurau, menjadi diam seketika.

Tatapan mata dari dua orang yang masih menyimpan rasa satu sama lain itu bertemu.
Seolah-olah menyiratkan rasa rindu yang mendalam.
Padahal baru kemarin mereka bertemu, ya walaupun pertemuan itu merupakan pertemuan dimana mereka harus mengiklhaskan dan melepas satu sama lain.

Kontak mata tersebut diputus oleh seseorang yang tengah berbaring di atas brankar rumah sakit tersebut.
Dia membuang wajahnya kasar, ke sembarang arah.
Tujuannya agar hal tersebut tidak terjadi lagi, tatapan mata seseorang yang membuatnya tidak bisa lepas sampai sekarang.

"(Nam)! Ngapain berdiri situ?! Sini duduk!" Suruh Azka, yang memang sedari tadi ada di ruangan tersebut.

Kalau kalian berfikir Ari dan Devano juga diem-dieman, kalian salah.

Kan Devano belum tau, siapa yang dijodohkan dengan (namakamu).

Jadi posisi Ari masih bisa dibilang aman.

(Namakamu) tersadar dan mengedarkan pandangannya ke segala arah.

"Loh? Kalian juga disini?" Tanya (namakamu)

"Iya dong! Tadi si Azka ngajakin kita kesini!" Jawab Zara.

"Iya, katanya si Devano masuk Rs!" Lanjut Dannia.

D e s t i n y [DD X INH]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang