Jakarta, 06 mei 2020Ditempat ini,
Di taman dekat danau yang hening.
Di suasana sore yang mendung.Ayolah, langit hampir selalu mengetahui suasana hati seseorang.
Salah satunya seseorang yang sedang duduk termenung dengan tatapan yang sendu.Tatapannya tak lepas dari amplop biru yang sedari tadi dia pegang. Dan masih enggan untuk dibacanya.
Seakan belum siap akan menerima kenyataannya nanti.
Sepulang dari rumah tersebut, dia memilih pergi ke taman dekat danau.
Disini adalah tempat, dimana dia mengutarakan perasaannya kepada seseorang yang sangat berarti untuknya.
~Flashback On~
Jakarta, 06 september 2019
Sepasang manusia berbeda gender yang masih menggunakan seragam putih birunya, sedang bersantai di atas rerumputan tepi danau yang hening.
Dialaskan sarung pantai yang tipis, namun masih terasa nyaman untuk mereka duduki.
Siapapun yang melihat mereka, pasti mengira mereka adalah pasang kekasih.
Akan tetapi nyatanya mereka hanya sebatas teman dekat, sejak mereka memasuki sekolah menengah pertamanya. Sampai sekarang di kelas 3 smp pun mereka masih berteman.
Mustahil sekali¡ jika dalam sebuah persahabatan antara lawan jenis yang berlangsung lama, tidak terdapat rasa yang lebih untuk seorang sahabat.
Itulah yang dirasakan mereka, hanya saja mereka pintar menutupinya. Mereka takut suatu hari nanti hubungan persahabatan mereka malah jadi hancur, karena salah satu dari mereka memiliki rasa yang lebih.
Tapi tanpa mereka menyadarinya, mereka sebenarnya saling menyukai satu sama lain.
Tapi rasa takut akan kehilangan selalu menghantui mereka.
Sampai suatu ketika, danau dan sekitarnya menjadi saksi atas hubungan yang mereka jalin, sebagai sepasang kekasih tentunya.
Bagaimana bisa¿ ya karena keadaan yang membantu mereka bersatu.
" lu tuh, sebenernya cantik tau. Ya cuma sayang aja, cerewet¡" ledek si cowok kepada si cewek.
"Eh apaan lu¡ walaupun cerewet gini, gue banyak yang suka loh. Wleee" jawab si cewek sambil memeletkan lidahnya meledek.
"Emang iya¿ pacar aja lu kaga punya¡ iya kan?" Tanya si cowok dengan nada sombongnya.
"Yaudah kalau gitu, lu aja yang jadi pacar gue. Beres kn¿" jawab si cewek santai.
"Ah? apaan¿ kaga denger gue" pura pura si cowok tidak mendengarnya.
"Au ah kaga jadi gue. Percuma ngomong sama batu es berjalan kayak lu. Udh dingin pake acara budeg lagi¡" kesal si cewek menjawab.
" yaudah-yaudah, kalau gitu kita sekarang pacaran¡ lu jadi pacar gue!" Tegas si cowok santai.
"Yih...mana bisa kaya gitu¿ lu kaga ada romantis-romantisnya tau gak? Dimana- mana kalau cwok mau ngajak cewek jadian itu, pake bunga atau apalah yang disukai sama si cwek. Lah ini apaannn¿ boro-boro ngasih bunga, ngomongnya aja kaga ada tulus-tulusnya. Udh ah, gue mau pulang! Bye!" Protes si cewek panjang lebar sambil bersiap untuk bangkit dari duduknya.
Tapi belum sempat merubah posisi, Tangannya ditarik untuk duduk kembali oleh si cowok.
Digenggamnya tangan si cewek lembut oleh si cowok."Dengerin dulu! Aku emang ga bisa ngerangkai kata-kata yang romantis. Aku emang gak bisa se-Romantis apa yang kamu bilang. Tapi gak ada salahnya kan¿ buat aku nyoba jadi apa yang kamu mau. Semua yang aku lakuin selama ini, menurut aku udh cukup buat ngebuktiin kalau aku sayang sama kamu. Aku sayang sama kamu lebih dari seorang sahabat. So¿ will you be mine? More than my best friend?" Ucap si cowok dengan nada lembutnya
Akhirnya! Cape juga ngetiknya.
Tapi gpp deh, mudah mudahan kalian suka.Oh ya, mau tau kelanjutannya? Di chapter selanjutnya ya!
Jangan lupa tinggalkan jejak ya😉
KAMU SEDANG MEMBACA
D e s t i n y [DD X INH]✔
FanfictionKata orang, hal yang paling berat adalah keiklhasan. Tapi menurutku menjadi dewasa dan memiliki sikap kedewasaan dalam menghadapi takdir, itu yang sangat berat. But, it's not impossible for someone if they want to try to admit it! Tapi tanpa sadar...