Dia melambaikan tangan kepada Devano!
Karna taksi tersebut kian menjauh di telan jalanan komplek Block rumahnya.Lalu dia mulai memasuki Rumahnya.
'Aku harap ini awal yang baik (nam)!' Batin seseorang.
***
Senja yang mendung dengan dingin yang melengkapi. Paling nyaman jika kita berada di dalam rumah sendiri.
Apalagi bisa berkumpul-kumpul bersama keluarga. Kehangatan yang berlipat ganda yang akan kita dapat.
Sama halnya seperti keluarga Pradhana saat ini.
Mereka sedang bersantai di ruang keluarga sambil minum teh hangat.
Ayah Bunda yang duduk berdampingan, Abun yang duduk dismping (namakamu) dan Iqbaal di dekat samping mereka, hanya memiliki sedikit jarak pemisah antara mereka.
Sesekali mereka tertawa mendengarkan celotehan dari anak-anak.
Terutama Abun dan (namakamu) yang memang jarang akur!
Tapi begitulah cara mereka mengungkapkan rasa sayangnya masing-masing.
"Oh iya (nam)? Kabar kamu sama Pacar kamu yang di Jakarta gimana¿ Masih lancar?" Tanya Bunda pada (namakamu).
(Namakamu) diam seketika, sepertinya dia sedang tidak ingin membahas tentang siapa yang dimaksud.
Memang dia belum cerita apa-apa tentang orang itu pada kedua orang tuanya ataupun adiknya.
Dia hanya pernah bercerita pada Iqbaal kakaknya.
Iqbaal melirik adiknya yang ada di dekatnya itu.
Dia tau!
Adiknya itu masih enggan untuk membahas orang yang dimaksud Bundanya!
Dia memandang adiknya sendu, kala adiknya itu menampilkan senyum getirnya.
Dia hanya ingin memperlihatkan bahwa dia sedang baik-baik saja.
Masih hening tak ada jawaban dari (namakamu).
Dia hanya menjawab dengan senyum saja.
Mereka menganggap bahwa semua baik-baik saja.Iqbaal menghembuskan nafasnya kasar.
Dia bergerak mengambil cangkir yang berisikan teh hangat dan meminumnya.
"Loh! Bukannya Pacar si kakak sudah di Bandung juga! Malahan udah satu sekolahan lagi! Waktu ini juga dia yang nyelametin kakak di mall pas hampir ketiban rak buku!" Jelas Abun kepada mereka semua.
'Brushh'
Iqbaal dengan tak sengaja menyembur Abun yang ada di dekatnya.
Karena mendengar apa yang baru saja Abun katakan tadi.
"Anj...Aduhhh!! Kak Iqbaal!! Sumpah ya!!Apa-apaan sih!! Kan lengket ini jadinya muka gue!!" Protes Abun yang terkena semprotan dari kakaknya itu.
"Hufft...hampir aja gue ngomong kasar! Untung kakak sendiri! Kalau enggak udah gue siram sekalian!" Guman Abun sambil membersihkan bekas semburan tadi menggunakan tissue.
KAMU SEDANG MEMBACA
D e s t i n y [DD X INH]✔
FanfictionKata orang, hal yang paling berat adalah keiklhasan. Tapi menurutku menjadi dewasa dan memiliki sikap kedewasaan dalam menghadapi takdir, itu yang sangat berat. But, it's not impossible for someone if they want to try to admit it! Tapi tanpa sadar...