Mereka berjalan menyusuri jalanan perkebunan teh yang sejuk.
Setiap hamparan perkebunan menampakkan tanaman teh yang subur dan hijau.Setelah beberapa menit lamanya berjalan, akhirnya mereka menemukan tempat yang pas untuk piknik.
Mereka memilih tempat di bagian atas dari perkebunan teh.
Agar dapat melihat pemandangan dari atas sana.
Azka menggelar karpet, yang dibantu oleh Devano.
Lalu (namakamu) dan Dannia mengeluarkan perlengkapan dan makanan dari tas mereka, untuk disusun di atas karpet yang sudah tergelar rapi menutupi rerumputan.
Dimana Ari dan Zara?
Mungkin masih jauh ketinggalan di belakang.
Kan tadi Zara digendong sama Ari.
Oh, iya!
Mereka kan gak liat tadi!
Gimana sih!
"Loh¿ Ari kemana?" Tanya (namakamu) yang bingung dengan keberadaan temannya itu.
"Tau tu anak! Suka banget ngilang-ngilangan" sahut Azka yang masih sibuk membantu menata peralatan di atas karpet.
"Eh bntar! Zara juga gak ada!" Ucap Dannia yang mulai panik.
"Iya juga ya! Kemana sih mereka¿" ucap (namakamu) dengan herannya.
Karena mereka berdua belum menampakkan batang hidunhnya.
Secepat itukah mereka melangkah, sehingga Ari dan Zara jauh tertinggal.
Atau Ari dan Zara yang terlalu lamban, sehingga ketinggalan jauh.
Ah!
Tau ah!
"Udh! Kalian tenang aja! Siapa tau mereka lagi pacaran kan!" Tebak Devano.
Iya juga ya!
Bisa jadi sih!
"Tuh...mereka tuh! Bener kan gue, pacaran dulu pasti!" Tunjuk Devano ke arah Ari yang masih menggendong Zara di punggungnya.
Ari berjalan mendekat ke arah dimana teman-temannya menyiapkan pikniknya.
Semua temannya memberikan tatapan menyelidik.
"Ngapain ngeliatin gue kita kaya gitu?"
"Santai aja Ri, kalau mau pacaran bilang dulu kek! Biar kita gak panik nyariin kalian" ucap Azka menggoda Ari dan Zara.
Lalu Ari menurunkan Zara dengan perlahan untuk duduk di atas karpet.
"Siapa yang pacaran coba! Ari gendong gue, karena kaki gue sakit! Abis nendang batu!" Jelas Zara pada temannya itu.
"Batunya gpp?" Tanya Azka.
Dan dia mendapatkan jitakan di keningnya, yang dibuat oleh Ari.
"Ngapain nanya batunya bege! Kakinya yang ditanya dong, gimana sih lu! Jadi temen nggak ada akhlaknya banget!" Balas Ari dengan nada sedikit sewotnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
D e s t i n y [DD X INH]✔
FanficKata orang, hal yang paling berat adalah keiklhasan. Tapi menurutku menjadi dewasa dan memiliki sikap kedewasaan dalam menghadapi takdir, itu yang sangat berat. But, it's not impossible for someone if they want to try to admit it! Tapi tanpa sadar...