Chapter 28

58 4 0
                                    

~Namakamu POV On~

Dari kejauhan gue liat dia sedang mengecheck-ngecheck list di dekat panggung bersama yang lainnya.

Akhir-akhir ini, dia seperti menghindari gue.

Entah apa penyebabnya, gue nggak tau-menau soal itu.

Gue fikir dia cuma beberapa waktu saja menghindar dari gue.

Mungkin karna waktu itu, gue gak balik bareng dia kali ya.

Jadi dia agak kesel sama gue.

Yakali, keselnya ampe seminggu.

Segitunya amat!

Tapi, kok gue ngerasa ada yang kurang ya, kalau dia ngehindarin gue kayak gini.

Sebenernya salah gue dimana sih?

Tanpa sengaja pandangan gue sama dia bertemu.

Gue natap dia dengan tatapan seolah mengisyaratkan banyak pertanyaan yang ingin gue tanyakan sama dia.

Dia natap gue seolah-olah gue adalah orang yang baru dia kenal.

Gue senyum kearahnya, tapi dia malah memalingkan wajahnya ke arah lain.

Dia benar-benar menghindari gue.

Gue berjalan menghampirinya.
Dan ingin menanyakan sesuatu hal yang masih buat gue bingung saat ini.

~Namakamu POV Off~

"Van"

"Hmm" dia hanya berdehem, tanpa ada niatan menoleh ke sumber suara.

Mungkin sedang sibuk, atau mungkin memang berniat menghindarinya.

"Lu knapa si Van?" Tanya (namakamu), yang masih setia menatap gerak-gerik Devano di sampingnya.

"Gpp!"

Baru saja Devano ingin melangkahkan kakinya menjauh dari tempat itu.

Pergelangan tangannya ditarik pelan oleh orang dibelakangnya.

"Kenapa lu ngehindar dari gue van?"
(Namakamu) menghembuskan nafasnya kasar.

Devano masih enggan menatapnya, malahan dia masih dalam posisinya membelakangi (namakamu).

Begitulah Devano!

Dia orangnya jarang marah karena hal kecil ataupun hal yang memang tidak dia sukai.

Tapi sekalinya dia marah, maka dia lebih baik diam.

Seperti pepatah mengatakan, diamku adalah marahku.

Dia paling tidak suka berdebat.

Menurutnya itu hanya membuang-buang waktu.

Kalau sudah terlanjur kecewa, ya kecewa.
Sangat sulit untuk membuat suasana hatinya kembali normal.

~FlashBack On~

Terlihat seorang laki-laki tengah berada di lapangan basket dan sedang mendrible bola basket seorang diri.
Keadaan hatinya seperti sedang tidak baik.
Sudah terlihat dari caranya mendrible bola dengan amarah yang membara.

Tak lama, ada seseorang gadis berlari mendekat kearahnya.

"Van, aku mau ngomong sama kamu"

Dia sama sekali tidak mengubris ucapan gadis tersebut, dia masih dengan aktivitas yang dilakukan sedari tadi.

Dia sebenarnya mengetahui siapa yang datang, hanya saja dia sedang malas berdebat.

D e s t i n y [DD X INH]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang