Devano tetap menampilkan senyum paksanya didepan (namakamu).
"Kamu nggak perlu tau, aku taunya dari mana! Kamu tinggal jawab bener atau enggaknya aja!"
(Namakamu) masih diam, dan enggan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
'Gimana ini!'
'Gue harus jawab apa'
'Please (nam)! Bilang kalau semua itu nggak bener!'
"Knapa kamu diem aja? Apa itu artinnya bener (nam)!"
"Iya Van!"
(Namakamu) menjawab dengan menundukkan kepalanya.'Damn'
"Liat aku! Tatap mata aku, bilang apa yang kamu bilang tadi sekali lagi!"
Devano menarik dagu (namakamu), agar menatap matanya.
"Iya! Aku emang udh dijodohin!"
'Shit'
"Bilang sama aku, kalau kamu udh nolak semua itu (nam)!"
"Enggak Van! Aku udah nerima semuanya, dan minggu depan aku udh tunangan sama dia!"
Bagai ditusuk ribuan samurai yang sangat amat tajam.
Devano berusaha untuk menampilkan senyumannya.
Akan tetapi tangannya sudah meremas kuat rerumputan disampingnya.
Menyalurkan emosi yang dia rasakan saat ini.
Devano menghembuskan nafasnya kasar, dan berusaha menetralkan kembali emosinya.
"Sama orang yang bakalan beruntung dapetin kamu?"
'Kalau gue bilang siapa orangnya, gue yakin semua nggak bakalan baik nantinya!'
'Nanti yang ada mereka bentrok!'
'Nggak! Nggak! Mending jangan deh'
"Dia pilihan orang tua aku"
"Knapa baru bilang sekarang? Knapa nggak dari dulu aja? Apa kamu mau nyakitin aku secara perlahan (nam)? Iya?"
"Aku sakit, karena tau semua ini! Tapi aku lebih sakit, kalau orang lain yang ngasih tau aku! Bukan kamu (nam)! Kamu nyakitin aku secara perlahan (nam)! Kamu biarin aku terus menerus untuk membuat rasa cinta dan sayang aku semakin dalam buat kamu (nam)! Tapi nyatanya, kamu bakalan jadi milik orang lain (nam)!"
"Aku minta maaf Van!"
Devano menampilkan senyum getirnya, sepertinya dia sangatlah rapuh saat ini.
"Tcih!!!...segampang itu kamu minta maaf!"
"Kamu tau (nam)!? Aku slalu ngasih semua kepercayaan aku sama kamu! Karena aku yakin, kamu memang orang yang tepat untuk aku (nam)! Tapi nyatanya aku salah!"
"Sekarang kamu mau apa? Kamu mau kita gimana sekarang?"
(Namakamu) masih tetap diam, tidak tau harus mengatakan apa lagi.
"Ok! Kalau kamu nggak mau jawab! Biar aku aja yang jawab, mendingan kita sampai disini aja! Aku ngelepas kamu untuk dia, dan kamu bebas dari aku sekarang!"
'Damn'
Bukan ini yang (namakamu) harapkan!
Tapi memang inilah yang harus terjadi!
Cepat atau lambat pun, akhir dari semuanya memang harus seperti ini!
(Namakamu) mencoba menahan air matanya yang ingin menerobos keluar dari mata indahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
D e s t i n y [DD X INH]✔
FanfictionKata orang, hal yang paling berat adalah keiklhasan. Tapi menurutku menjadi dewasa dan memiliki sikap kedewasaan dalam menghadapi takdir, itu yang sangat berat. But, it's not impossible for someone if they want to try to admit it! Tapi tanpa sadar...