Mereka tengah duduk di poolhouse milik keluarga pradhana.
(Namakamu)lah yang memilih mengajak kedua sahabatnya, untuk bersantai di sana saja.
Selain tempatnya yang sejuk, juga jauh dari gangguan si pengganggu.
Siapa lagi kalau bukan adiknya itu, Abun Onta.
"(Nam)!"
"Hmm"
(Namakamu) sontak menoleh ke sumber suara yang memanggil namanya tadi.
"Kenapa lu nggak cerita, kalau lu udh putus sama Devano?!" Pertanyaan tersebut dilontarkan oleh Dannia.
(Namakamu) menghembuskan nafasnya kasar, lagi lagi dia dihadiahi oleh pertanyaan yang serupa.
Bukannya malas menjawab, hanya saja semua itu mengingatkannya kembali saat hari tersebut.
"Siapa yang ngasih tau ke kalian?"
"Devano udh cerita semuanya!"
Sedari tadi Zara hanya diam saja, tanpa ada bertanya apapun dan tanpa ada berbicara sepatah dua patah kata.
Tak seperti biasanya.
"Dan satu lagi (nam)! Ada yang mau ngomong ama lu!" Ucap Dannia seraya menunjuk ke arah Zara, yang sedari tadinya diam bagaikan patung.
(Namakamu) menatap ke arah yang ditunjuk oleh Dannia.
Dimana dia melihat Zara yang juga menatap kearahnya.
(Namakamu) menatapnya dengan tatapan penasaran akan apa yang akan Zara katakan, sedangkan Zara menatapnya dengan rasa yang bersalah.
"Udah! Ngomong aja Zar!" Ucap Dannia.
"Ada apaan sih?" Tanya (namakamu) dengan wajah penasarannya.
"(Nam)! Sebenernya...gue, gue mau minta maaf sama lu!" Ucap Zara seraya memalingkan wajahnya takut.
(Namakamu) dibuat bingung oleh Zara, memangnya dia ada salah apa.
Sampai-sampai minta maaf segala."Sebenernya, Devano tau tentang perjodohan itu. Dari...dari, gue (nam)!"
~FlashBack On~
Saat ini Zara tengah duduk di dekat jendela sendirian, dia sedang menunggu seseorang yang sudah dia kirimkan pesan sebelumnya untuk bertemu disini.
Tarikan kursi, mengalihkan fokusnya yang tadinya memfokuskan diri pada jendela cafe.
"Tumben lu ngajak ketemu di sini? Ada apa nih¿" tanya orang tersebut.
"Mau minum dulu nggak?" Tanya nya
"Boleh deh!"
"Mbak!!" Ucap Zara memanggil waitress yang berdiri di depan meja kasir.
Yang merasa dipanggilpun mendekat ke arah meja tersebut.
"Ada yang bisa dibantu?"
"Mau minum apa Van?"
Van?
Jadi yang dia ajak ketemu adalah Devano."Hot Matchiatto satu mbak!"
"Itu aja mas?"
Devano hanya menggangguk menjawab pertanyaan waitress tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
D e s t i n y [DD X INH]✔
FanfictionKata orang, hal yang paling berat adalah keiklhasan. Tapi menurutku menjadi dewasa dan memiliki sikap kedewasaan dalam menghadapi takdir, itu yang sangat berat. But, it's not impossible for someone if they want to try to admit it! Tapi tanpa sadar...