Baru satu bulan Virna kembali ke pesantren,Virna sudah merasa rindu dengan keluarganya. Virna menemui ustadzah Ririn untuk minta bantuan pada ustadzah Ririn,padahal yang menyimpan hp nya Virna itu Umi Layla.
"Assalamu'alaikum ustadzah"Salam Virna pada ustadzah Ririn.
"Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh"Jawab Ustadzah Ririn.
"Ada apa neng?"Tanya Ustadzah Ririn pada Virna.
Virna masih meremas-remas hijabnya,ia tidak berani untuk meminta bantuan ustadzah Ririn.
"Kemari dan duduklah disamping ustadzah"Lanjut ustadzah.
Virna pun segera duduk di samping ustadzah Ririn, tangannya kembali meremas-remas hijabnya.
"Ada apa neng? Apa neng baik-baik saja?"Ustadzah Ririn kembali bertanya.
"I..iya ustadzah,ta..tapi..."Balas Virna dengan terbata-bata.
"Tapi kenapa?"Tanya ustadzah Ririn sembari tersenyum.
"Apa boleh Virna minta tolong sama ustadzah,Virna ingin menelpon mama Virna ustadzah.Apa boleh Virna ambil dulu hpnya?"Ucapnya ragu-ragu.
"Maaf neng Zahra, ustadzah tidak bisa bantu neng buat ngembali in hp neng Zahra."Balas Ustadzah Ririn.
"Loh kenapa ustadzah? Apa umi tidak mengizinkan?"Tanya Virna heran.
"Iya. Lagian hp neng Zahra disimpan sama umi Layla."Ucap Ustadzah Ririn dengan santai.
"Kalau gitu,Virna pergi dulu ustadzah" Virna langsung pamit setelah ia tahu kalau hp nya tidak disimpan ustadzah Ririn.
"Ihhhh kenapa sih hp nya disimpan sama umi, biasanya semua hp cewek disimpan sama ustadzah Ririn.Tapi kenapa hp aku disimpan sama umi?"Gerutu Virna.
"Ada anak kota!"Ucap Alana dengan suara sedikit pelan.
"Eh tunggu!"Akhmad menghentikan langkah Virna.
"Apa lagi sih?"Tanya Virna dalam batinnya.
"Kenapa?"Tanya Virna dengan tatapan malas.
"Zahra dicariin sama umi"Ucap Akhmad dengan menyodorkan selembar kertas.
"Emang umi ada dimana?"Tanya Virna.
"Tapi boong"Ucap Alana dengan sedikit tertawa.
"Apaan sih gak lucu tau!"Ucap Virna dengan kesal
"Eh maaf Zahra saya cuma bercanda"Balas Alana dengan sangat datar.
"Akhmad kan sudah kasih Zahra kertas,nah Zahra tinggal ikuti saja apa kata kertas"Ucap Akhmad sembari tersenyum.
"Emang kertas bisa ngomong?"Virna masih saja ngotot,padahal dia belum membuka kertas itu.
"Kertas mah gak bisa ngomong,tapi disitu udah ada tulisannya."Jawab Akhmad dengan menunjuk kertas yang ada didalam genggaman tangan Virna.
"Ya sudah sana pergi"Pintah Virna.
Mereka cepat-cepat meninggalkan Virna sendiri.
Jika bicara dengan laki-laki lain,selain orang yang dikenal atau dekat dengannya,Virna masih acuh tak acuh. Tapi jika bicara dengan perempuan,sikap Virna lebih baik dari sebelumnya."Gimana aku bisa ketemu sama umi?Orang aku aja gak tau dimana umi sekarang?"Gerutu Virna.
"Awas aja ya kalau mereka cuma ngerjain, bakalan aku laporin Abi.Biar mereka berdua dihukum,ya emang sih si Akhmad anak Abi tapi ya kalau salah tetap dihukum!"Protes Virna.
Sambil menelusuri jalan,Virna bicara terus menerus. Sampai-sampai dia tidak tahu kalau ada yang nanyain,mungkin terlalu fokus kali.
"Akhirnya sampai juga di ruangan Abi"Ucap Virna sembari senyum.
"Assalamu'alaikum"Salam Virna,tapi tidak ada jawaban dari siapapun.
"Nih orang pada kemana ya?"Kepala Virna sedikit menengok ke jendela yang terbuka.
"Kok gak ada orang-orang,oke aku liat lagi kertasnya."Ucapnya sembari membaca kertasnya kembali.
"Kalau di ruangan Abi tidak ada, berarti umi sedang berada di masjid. Berarti umi udah ke masjid dulu,ya ampun capek banget" Virna langsung menuju ke masjid.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl Masuk Pesantren(Selesai)
Fiksi RemajaSebenarnya Virna adalah gadis yang baik,tapi karena dia kurang mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya,Virna selalu main terlebih dulu setelah pulang sekolah,kadang Virna juga pulang hingga larut malam. Virna tidak seperti teman-temannya ya...