16

334 160 1.3K
                                    

Batin mungkin lelah, jiwa pun sama.
Bukannya aku mengabaikan, tapi aku hanya butuh waktu istirahat.

***

Diperjalanan menuju rumah Azwa. Arga melajukan motornya di kecepatan diatas rata-rata. Mungkin ia sudah terlalu khawatir.

Arga juga tidak lupa untuk menyiapkan permen loli, jaga-jaga kalau nanti Azwa marah dan sebagainya.

Tidak lama ia pun sampai didepan rumah Azwa, memasukan motornya kehalaman rumah yang cukup luas.

"Assalamualaikum."Arga mengetuk-ngetuk pintu.

Tidak lama pintu terbuka. "Eh kamu, Arga. Ayok masuk, nak," ajak Rika lembut. Arga tersenyum simpul lalu mengikuti Rika masuk

"Nanas, dirumah, Tan?" tanyanya sopan. Rika tersenyum lalu mengangguk.

"Dia ada dikamar." Arga mengangguk lalu minta izin untuk kekamar Azwa.

Arga membuka pintu kamar cewek itu perlahan. Arga terbelalak, ketika melihat Azwa tengah dipaksa untuk makan.

"Bang, kenapa Nanasnya?" tanyanya khawatir.

"Gak mau makan." Dion masih bersikeras untuk memasukan makanan kedalam mulut Azwa.

Arga yang melihat pipi Azwa pun kembali khawatir. "Tuh pipi kenapa, Nas? Makin gemoy aja." Arga hendak memegang namun langsung ditepis kasar Azwa.

"Dia lagi sakit gigi. Badannya juga ikut sakit, panas." jelas Dion.

Arga menaikan sebelah alis. "Kok gitu?" seraya melihat Azwa berbalik membelakangi mereka dan menutup badan dengan selimutnya.

Dion mendelik. "Gak tau kenapa, udah dari dulu dia begitu. Sakit gigi badan jadi panas, luka dikit badan ikut panas juga."

"Ooo, phobia luka mungkin tuh," celetuknya polos.

Dion menghela, "serah lo." cowok itu beranjak dari tempatnya.

"Eh mau kemana, bang?"

"Nih." Dion memberikan makanan Azwa padanya. "Suapin dia, siapa tau mau makan kalo sama lo."

Mendengar perkataan itu, Arga bersorak gembira dalam hati. Ia pun mulai mendekati Azwa.

"Nas." Arga menyentuh lembut selimutnya.

"Masih sakit, ya?" masih tidak ada jawaban. Maklum sakit gigi, mau teriak aja susah apalagi buka mulut.

"Padahal gue bawain permen loli buat lo, gue kira lo marah sama gue," ucapnya lirih. Sebentar, sebenarnya ini adalah salah satu tricknya.

Benar saja. Azwa langsung menoleh padanya dan mengulurkan tangan bermaksud meminta permen itu.

Arga mendorong pelan tangan itu. "Asal lo makan, baru gue kasih." Azwa menghela napasnya berat.

Cewek itu mulai membuka mulutnya, sedikit. Arga tersenyum puas. Ia pun mulai menyuapi Azwa sedikit demi sedikit.

Ringisan kecil kian terdengar dari mulut kecil Azwa, membuat Arga tertawa. "Pipi lo tambah gemoy kalo kek gitu, Nas." Arga terkekeh geli.

Tidak segan-segan Azwa pun langsung melayangkan tamparan kecil dilengan cowok itu. Arga semakin terkekeh.

"Masih betah gak ngomong?" ledek Arga. Azwa menatapnya kesal.

"Nih, lagi," bujuk Arga tapi cewek itu tetap tidak mau, ia terus menggeleng.

"Yaudah minum obat lo, dimana?" Azwa menunjuk meja belajarnya. Cowok itu pun bergerak mengambil obat disana.

Being One Is Complicated Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang