Belajarlah menghargai seseorang walau hanya dengan sepatah kata.
***
"Sekarang elo yang blushing." Arga terkekeh geli melihat cewek yang ada di sebelahnya itu menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu.
"Si Arga mah, sa ae lo." Azwa misum-misum.
"Sini, gue peluk lagi gak?" Arga merentangkan tangannya.
Azwa melihat sekitar. "Malu, Ga. Banyak orang." cewek itu mengerucutkan bibirnya.
"Tapi mau, kan?" goda Arga, seraya mencuil hidupnya. "Sini."
Azwa mendekat, mereka pun kembali berpelukan. Tidak memperdulikan penglihatan orang sekitar.
"Bang Dion masih sama pacarnya?" tanya Arga.
Cewek itu hanya mengangguk di pelukan Arga. "Gimana kalau kita pacaran juga?"
INI MULUT KENAPA SIH?!
Azwa mendongak. "Arga, emang mau?" cowok itu tertegun. Ia harus apa? Bilang 'mau' kah? Arga tiba-tiba bingung sendiri.
"Arga," panggil Azwa membuyarkan lamunan cowok itu.
"Eh, iya? Ma-mau." Lagi-lagi mulut Arga tidak bisa di kendalikan. Kini mulutnya sudah menurut dengan hatinya.
Cowok itu melepaskan pelukannya pada Azwa. Ia membenarkan posisinya menjadi menghadap depan. Kali ini ia sangat malu, ia tidak mau menatap Azwa langsung.
"Arga, kenapa? Kok kek gugup gitu si?" goda Azwa.
"Eng-enggak!" Arga menggelengkan kepalanya cepat.
"Bukannya aku gak mau sama Arga. Aku cuma gak mau kita hancur." Azwa memberi jeda, "kalau kita pacaran dan putus, aku bakalan gak terima atau mungkin bisa benci sama kamu. Aku type orang yang mudah membenci sesuatu yang aku membuatku sakit, kamu tau, kan?"
Arga tertegun. Apa maksudnya ini? Dia pakai 'aku-kamu'. Arga menoleh padanya, dilihatnya Azwa kini sendu.
"Nas." Arga menyentuh lembut rambut panjangnya. Azwa menatapnya. Membuat iris mata mereka saling menumbuk.
"Gue paham. Tapi, ingat juga kalau gue orang yang paling benci ngeliat lo sedih. Dan, kalau lo sedih karena seseorang, bilang sama gue. Tapi kalau lo sedih karena sikap gue, lo boleh benci gue sama seperti gue benci diri gue sendiri."
Azwa menggeleng. Oh ayolah, sekarang ini mereka ada di kelas untung saja kebetulan ada free jadi mereka bisa leluasa membuat drama.
Azwa memeluk Arga hangat. "Gue gak bisa benci lo, Ga." cewek itu menggeleng kuat di dekapan Arga.
Arga hanya bisa tersenyum tipis. "Gue, sayang lo, Nas. Sampai kapanpun."
***
"Assalamualaikum, Bun."
"Eh Dion, gak kuliah?" Rika terkejut melihat kedatangan anaknya yang begitu cepat.
"Gak ada materi, Bun." Dion mempersilakan Pasya duduk di sofa samping Rika.
"Eh, Nak Pasya. Kok mau aja nurut sama curut satu itu?" ledek Rika, Dion mulai menatap jenuh bundanya.
"Bun, udah deh." Pasya terkikik melihat wajah Dion yang terlihat kesal.
Bagaimana tidak kesal, dari kemarin malam bundanya ini terus menistakannya. Apalagi sekarang di depan pacarnya. Membuatnya malu saja.
"Dion mau kebelakang dulu."
"Nak Pasya." Pasya menoleh. "Kok kamu bisa suka sih sama Dion? Orangnya baperan gitu loh."
Sepertinya bundanya ini sedang lagi demam ya? Bisa-bisanya menanyakan hal itu, pake nada meledek lagi.
Pasya tampak berpikir. "Gak tau juga deh, Tan. Dion-nya yang maksa aku jadi pacarnya," ungkap Pasya jujur.
"Lah? Kok ada orang nembak maksa-maksa gitu?" Rika terkekeh mendengar jawaban sang pacar anaknya itu. "Ceritain coba? Tante penasaran."
Rika sedikit mendekat, memasang telinganya baik-baik saat akan mendengar Pasya bercerita.
"Jadi waktu itu, aku lagi ngumpul makan di kantin sama teman. Dan terus dia tiba-tiba datang langsung nembak, ya malunya dia pake mengerek lagi, Tan." paparnya berusaha menahan tawanya ketika mengingat kejadian itu. "Singkat ceritanya ya gitu sih, Tan."
Rika mangut-mangut lalu tertawa keras. "Aneh banget sih tu anak."
Sekarang, Pasya mulai curiga. Apakah yang di sampingnya saat ini adalah bundanya Dion beneran? Jujur saja mereka udah seperti teman saja.
"Ghibahin aku, ya?" Dion datang dengan membawa nampan berisi minuman dan brownies.
Rika dan Pasya yang tadinya ketawa-ketawa mendadak diam. Mereka mulai merasakan aura seram dari Dion.
Dion duduk di sofa tunggal. Ia menatap satu-satu kepada mereka yang serempak sudah menundukan kepalanya tidak berani menatap sang raja hutan.
"Kalian kenapa, nunduk gitu?" tanyanya sambil mencomot brownies yang ia bawa tadi.
Mereka menggeleng bersamaan. Membuat Dion heran. "Bunda. Pasya. Kenapa sih?!" geramnya.
Lagi-lagi mereka hanya menggeleng. "Dih, kok gaje gini sih?"
Kepala mereka tiba-tiba terangkat. Saling menatap. "Kamu tuh yang gaje,"celetuk Rika.
Dion menyerngit. "Aku?"
"Masa iya nembak cewek maksa gitu, pake mengerek pula," ledek Rika sembari memutar matanya jengah.
Dion terkejut. Bunda tau?
"Pasya, kamu ceritain?" tatapan tajamnya menuju Pasya. Cewek itu kembali menunduk.
Dion mendengus jengah. Mendengar itu Pasya sangat merasa bersalah, harusnya ia tidak akan menceritakannya pada Rika. Ia sudah janji pada Dion waktu itu.
"Ma-maaf," lirihnya.
Rika menatap Pasya sendu. Merasa kasihan dengan cewek itu karena harus menjadi pacar anaknya yang sangat baperan itu. Dion itu ... Sama persis sifatnya seperti almarhum suaminya.
Tidak ada jawaban dari cowok itu. Ia malah asik menonton TV dan tidak menghiraukan kata maaf dari pacarnya.
"Dion! Bunda gak pernah ngajarin kamu buat gak menghargai cewek. Dia sudah mintaa maaf. Kalau kamu gak mau maafin mending kalian putus, dari pada anak orang sakit hati gara-gara sikap kamu yang seperti itu," geram Rika. Ia juga cewek, merasa sakit ketika kata maafnya tidak di hargai.
Mendengar ucapan sang bunda, Dion langsung duduk di samping Pasya.
"Iya. Maap juga," ucapnya namun terkesan dingin.
"Seperti tidak ikhlas. Yaudah Nak Pasya, kamu boleh cari cowok lain." Dion dan Pasya menatap Rika.
Dion yang tidak menyangka bundanya akan berkata seperti ini dan Pasya yang masih tidak percaya apakah Rika berkata serius apa bercanda.
Dion menghela napas pasrah, ia menatap Pasya lekat begitu pula cewek itu. "Maafin aku ya, sayang."
Pasya tersenyun tulus mendengar itu. Rika, ia sibuk menahan tawanya karena ia berhasil mengerjai putranya itu. Memang anak yang nurut.
***
Huhhh gak habis-habisnya ya dengan Dion. Kasihan juga lama-lama sama Dion wkwkw.
Btw penasaran ga sama chap selanjutnya? Tekan bintang dulu gih jangan lupa komen juga.
Semangat ya puasanyaa!!!