Sebelumnya aku cuma mau bilang kalau extra part di sini bukan lanjutan atau apa yaa ... Em maksudnya, extra part ini tuh cuma tentang flashbacknya kisah hidup Azwa.
Terima kasih:))
***
"Nak, jangan lari-lari! Nanti jatuh!" tegur sang ayah pada seorang anak kecil yang sedang berlarian.
Nasywa Zaira, nama dari anak itu. Gadis kecil itu tidak menghiraukan teguran sang ayah yang tengah duduk memantaunya bermain, bersama dengan sang istri di sampingnya.
"Ayok tangkap aku kalau bisa, wleee!" ledeknya pada seorang anak lelaki yang tengah mengejarnya. Arga.
"Jangan lari kau gadis cantik!" Arga tidak menyerah ia terus berlari mengejarnya.
"Ahahaha aduh!!" Nasywa tersandung.
Arga menghampiri gadis itu cepat dan berusaha membopongnya karena gadis tersebut tiba-tiba saja pingsan.
Bisma dan Rika berlari membantu anak laki-laki itu. Raut wajah khawatir timbul.
Kini Nasywa diambil alih oleh Bisma, dibawanya masuk ke dalam rumah. Rika dan Arga pun menyusul.
Di sana Arga menangis, anak itu seperti sedang ikut merasakan apa yang dirasakan Nasywa.
"Tante ... Maafin Arga," lirihnya.
Rika tersenyum, "Gak pa-pa, kok. Bukan salah kamu, Nasywa-nya aja yang ceroboh."
Namun, Arga masih sangat menyalahkan dirinya. Anak itu terus mengucapkan kata maaf.
"Sudah, Arga. Kamu pulanglah, Nanas akan istirahat dulu." Arga menggeleng lemah. "Kalau kamu tidak pulang, Nanas tidak bisa istirahat nanti ... Dia bakal kepikiran kamu terus dan malah akan menjadi sakit nanti dianya," bujuk Bisma.
Arga menatap Bisma, "Maafin Arga, Om. Arga akan pulan, tapi janji ... Nanas akan baik-baik saja dan main lagi sama Arga." Arga mengacungkang jari kelingkingnya pada ayahnya Nasywa.
Bisma mengangguk disertai senyum, "Janji." Ia pun ikut menautkan jari kelingkingnya pada anak itu. "Pulanglah, dan istirahat yah!"
Arga mengangguk cepat, setelah itu ia pun berlari menuju rumahnya.
"Hati-hati!" pesan Rika.
***
7 tahun kemudian.
Baru saja ia datang bersenang-senang bersama Arga, dan setelah pulangnya ia mendapatkan kabar duka.
Dari abangnya, Dion.
Ayahnya ... Baru saja menghembuskan napas terakhirnya, lima menit sebelum Nasywa pulang.
Sebenarnya ia sangat tidak percaya, karena rasanya baru saja ia meminta izin untuk jalan-jalan bersama Arga. Tapi setelah melihat ... Bendera kuning yang terpanpang jelas terikat di tiang depan rumahnya.
"AYAAAAH!!!" Nasywa berteriak memanggil sang ayah, gadis itu tidak kuasa menahan tangisnya saat memeluk jasad yang sayang yang sudah terbungkus kain kafan.