#3

299 15 0
                                    


April,2005

"Ayah!" seru seorang anak perempuan ketika turun dari podiumnya dengan membawa selembar sertifikat dan medali dilehernya. Dia mengembangkan senyum yang begitu lebar. Kebahagiaan dan kebanggaan tentu bertaburan dihatinya

"Anak ayah hebat!" sambut sang ayah dengan pelukan yang hangat. Terlihat aura kebahagiaan dari raut wajahnya karena bisa mengantar putri kecilnya menjajaki podium tertinggi di ajang O2SN Sekolah Dasar tingkat Provinsi DKI Jakarta.

Mereka menyusuri jalan pulang dengan motor sederhana.

"Ibu!" serunya saat sampai didaun pintu dengan semangat dan menunjukkan sekeping medali yang menggantung dilehernya. Sang ayah menyusul membawa peralatan tempurnya

"Wah,anak Ibu menang? Selamat sayang" sambut ibunya dengan penuh bahagia.

Tok..Tok..Tok..

Suara palu itu telah berhenti.

"Nah!" celetuknya saat medali sudah menggantung di dinding dengan warna hijau telur asin itu. Mereka memandangi tembok itu dengan seksama. Kebahagiaan ada diantara mereka bertiga sekarang. Kepingan medali yang menggantung bertambah lagi satu hari ini. Total sudah ada belasan medali yang didapat dari berbagai lomba.

"Eva udah cocok jadi Susi Susanti kan,Yah?" ucapnya tanpa melepas pandangan dari tembok tersayangnya

Tersenyum,"Cocok kok. Tapi,kamu masih butuh kerja keras lagi kalo mau jadi lebih dari seorang Susi"

"Kan medali Eva udah banyak"

"Medali kamu emang banyak. Susi juga banyak. Udah sama sama sering naik podium. Tapi.." balasnya lalu berjongkok untuk menyamai posisi

"Kalo udah turun dari podium,bukan juara lagi. Harus mulai dari awal lagi. Senang boleh,tapi jangan berlarut. Juara sejati adalah mereka yang bisa membuktikan diri untuk selalu bangkit lagi apapun hasilnya. Juara ga boleh jumawa. Indonesia ga cuma butuh seberapa banyak medali yang kamu bawa,tapi juga butuh kamu konsisten" ucapnya melanjutkan

"Tau kenapa Susi bisa dikenang sampe sekarang?" kini Ibunya ikut membuka suara

Menggeleng

"Karena konsisten dan tekad. Kalo kamu udah punya tekad yang besar,kamu pasti akan konsisten"

"oke. Eva bakalan konsisten. Ayah,tolong latih Eva terus ya! Eva ga akan capek. Eva mau jadi lebih dari Susi Susanti. Mau ngibarin bendera Indonesia didunia" sahut gadis kecil itu dengan senyum dan tangan mengepal.

Sebuah impian seorang anak perempuan untuk menjadi lebih baik dari seorang legenda hidup bulutangkis Indonesia,Susi Susanti. Keinginannya untuk mengharumkan Indonesia dipanggung tepok bulu dunia seperti idolanya yang meraih emas di Barcelona tahun 1992 itu. Mewujudkan impian ayah membawa pulang piala Uber dan Sudirman ke tanah air. Itu semua impian,cita cita,dan tekadnya

"Ayah,Eva janji bisa bawa banyak medali buat Ayah sama Ibu"

"Ayah dan Ibu bangga sama kamu. Semoga semua cita cita kamu bisa terwujud nak" ucap Ayah lalu mencium puncak kepalanya

°○°

Babak final hari ini bergulir. Indonesia memboyong satu gelar dari pasangan ganda putra Fajar/Rian setelah menekuk habis perlawanan ganda putra asal negeri jiran, Goh/Tan dalam 3 game. Seperti biasa,Eva harus mewawancara mereka setelah pertandingan dan penyerahan medali.

"Bangga banget sih dapet medali aja. Biasa aja,Indonesia ga butuh satu medali doang" ujarnya setelah wawancara. Jelas itu membuat Fajar kesal

W.U.N.D.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang