#15

168 9 0
                                    

Eva duduk ditepi kolam renang pelatnas. Bertemankan gitar kesayangannya. Pukul 19.34 sekarang. Bulan dan bintang saling menampakkan dirinya. Suara jangkrik pun menghiasi kesendirian Eva. Petikan gitarnya seakan saling bersahutan dengan nyanyian jangkrik jangkrik itu. Merdu. Oh ya,jangan lupakan. Secangkir jahe hangat yang ia buat tadi.

"Halo,kenapa Jor?" ucap Eva saat menerima telpon dari orang bernama Gregoria

"..."

"Oh iya? Ga tau sih,gue kan jarang main IG. Belom gue cek. Notif IG akhir-akhir ini jebol banget"

"..."

"Iya,iya,nanti gue bales" tutupnya. Eva sebetulnya tak menginginkan obrolan dengan orang itu. Buat apa? Pembahasannya pun menurutnya tak penting. Bahkan sangat tidak penting. Ah,mengapa juga dia harus menitip pesan pada Jorji untuk orang itu langsung mengirim pesan ke akunnya.

Setelah beberapa saat berpikir,dia membuka aplikasi instagramnya. Mencari pesan terbaru yang masuk difitur direct messages ,membaca,dan membalasnya. Pesan dari akun bernama Zara.

 Pesan dari akun bernama Zara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya,bisa kalian lihat. Eva membalasnya dengan cukup singkat. Bahkan,diakhir percakapan,dia tak membalas apapun.

Terkesan jutek. Itulah Eva.

"Ngapain amat ngomongin hal yang ga penting" gumamnya kemudian kembali memainkan gitarnya.

"Tapi,gimana juga kan dia ga salah apa-apa. Yang salah itu si manusia pengecut itu" gumamnya lagi. Otaknya kembali berputar. Sungguh,sebuah cerita yang memilukan dalam hidup Eva.

Eva tak pernah bertemu dengan sosok Zara. Bahkan tak pernah tahu soalnya. Eva masih tidak yakin dengan akun bernama Zara itu. Tapi dilain sisi,apa yang ia curahkan pada Gregoria cukup sesuai dengan fakta. Mulai dari nama lelaki yang orang itu sebutkan hingga tahun cerita pilu itu terjadi. Ya,Eva masih belum melupakan semuanya. Hanya saja,wajah lelaki brengsek itu yang sedikit ia lupa. Buat apa pula diingat?

"Non Eva?" panggil orang dari tangga luar kolam renang.

"Eh,Pak Ujang. Halo Pak!"

"Non teh ngapain disini atuh? Udah malem. Dingin,Non" ucap orang itu yang sekarang sudah ada disebelahnya

"Haha,biasa lah,Pak. Bosen dikamar. Bapak sendiri,ngapain disini?"

"Tadi dari pos satpam,Non. Terus liat Non Eva disini,ya saya samperin"

Mereka tak lagi terlibat percakapan. Eva kembali memetik gitarnya lagi.

"Non teh seneng main gitar ya?"

Eva hanya mengangguk.

"Berarti Non Eva sama kayak anak saya. Anak saya dulu masih SD.  Dia juga seneng sama gitar. Untuk ukuran anak SD kayak dia sih,termasuk oke main gitarnya. Tapi malah saya larang. Tiap kali saya liat dia pegang atau liat tontonan gitar gitu,saya selalu marah"

W.U.N.D.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang