#25

145 8 1
                                    

"ASTAGA EVA"

Semua orang kaget bukan main saat mendengar suara benda jatuh dari kamar itu tadi. Greysia apalagi, bahkan dia berjalan paling depan disusul dengan Apriani, Yulfira, Rizki, Melati, Gregoria, Ruselli, Mba Wid, dan beberapa atlet lain.

Kepanikan mereka masih berlanjut saat Greysia membuka pintu kamar Eva dengan tenaga kepanikan. Membuka pintu justru melihat pecahan benda berserakan.

"Lo ngapain?"

"Sstt, lagi ngitung duit nih gue kak", ucap orang itu.

Semua orang menatap manusia itu dengan lesu dan membuang napas lega. Kekhawatiran mereka sirna saat melihat Eva yang sudah berjongkok didekat lemarinya. Sedang memunguti uang lembaran pecahan seratus ribu dan lima puluh ribuan dari benda yang ia pecahkan. Sebuah celengan ayam yang cukup besar berwarna coklat.

"Lo ngapain tadi didalem sana, hah? Gue panggil-panggil ga nyaut. Gue udah panik setengah mati ya Va. Lo bener-bener sih jadi orang", gerutu Mba Wid

"Ya.. ya mandi, lah. Ngapain lagi? Nih, lo liat kan", sahutnya dengan menunjukkan handuk yang menutupi rambutnya yang basah.

"Ih, Mba Wid nih. Bikin kita panik aja"

"Kenapa sih emang?"

"Tau nih, Va. Mba Wid, keluar dari kamar lo bikin jantungan aja", ujar Melati dengan menepuk lengan Mba Wid kemudian kembali ke kamarnya. Atlet lain pun ikut membubarkan diri.

"Lo lain kali jangan gitu dong Va. Udah tau gue udah emak-emak, jangan bikin gue overthinking mulu"

"Lah, sapa yang bikin lu overthinking? Siapa juga yang bilang lu anak gadis, Mba? BUAHAHA"

"Ih, ini anak, kalo diajak ngomong ga pernah bener jawabannya. Udah deh, gue mau balik. Udah jam segini, bye!"

"Tiati Mba", teriak Eva saat Mba Wid sudah menghilang dari daun pintu.

Dia masih sibuk menghitung uangnya yang masih berserakan. Menghitung dengan teliti kemudian membersihkan sisa pecahan celengannya.

"Kenapa sih kak?", tanyanya dengan bingung. Greysia masih tidak melangkahkan kakinya dari tempatnya berdiri sedari tadi. Masih memperhatikan gadis dihadapannya dengan serius hingga bocah itu selesai membersihkan apa yang membuatnya kaget tadi.

"Lo kenapa?"

"Gue? Gapapa"

"Ke klinik gih, muka lo pucet"

"Hah? Engga, ah. Biasa aja. Biasanya juga kan pucet, Kak"

"Mau gue yang nemenin ke klinik?", ucap Greysia dengan nada mengancam.

Matanya melihat lurus ke mata Eva. Orang ini menjadi orang yang disegani Eva diseantero pelantas. Entah mengapa, dengan Mba Wid yang seniornya saja Eva masih bisa melawan dan berbohong. Tapi jika berhadapan dengan perempuan satu ini, rasanya Eva seperti tak punya nyali.

"Iya, oke, nanti gue ke klinik. Tapi gue mau ada perlu dulu ke asrama cowo bentar"

"Ngapain? Yakin lo mau kesana? Mau ketemu siapa? Yakin bisa nahan emosi setelah kejadian tadi diruang gym?"

Eva tertegun, entah darimana orang ini mengetahui kejadian tadi.

"Mau gue temenin?" lanjutnya

Eva menggeleng

"Gue cuma sebentar kok, Kak. I'm okay"

"Serius?"

Eva mengangguk tegas. Ia tak mau sampai Greysia tau tentang urusannya ke asrama putra.

W.U.N.D.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang