#23

160 12 0
                                    

Eva duduk didalam bus. Posisi favoritnya sudah pasti dikursi belakang dan dekat dengan jendela. Hari ini ia akan kembali bertugas mengingat kejuaraan dunia baru memasuki putaran kedua.

"Wah anjir,tampang boleh galak. Tontonannya Doraemon" seru orang dengan keras yanh sudah pasti membuat Eva terlonjak hingga ponselnya terjatuh.

"FAJAR SIALAN! LIAT HP GUE SAMPE JATOH. YA ALLAH,KALO RUSAK GIMANA" balas Eva dengan geram namun ada rasa prihatin melihat HPnya tergeletak dilantai bus. Seisi bus pun ikut terlonjak dengan teriakan Eva.

"Yaelah,lebay amat. Ga kenapa-kenapa itu."

"Heh,manusia setengah jadi! Bisa-bisanya lo ngomong enteng gitu. Emang seneng banget lo ngajak ribut. Ini kalo kenapa-kenapa gimana? Banyak nomor penting disini" Eva terus mengoceh setelah mengambil HPnya yang sudah tergeletak dilantai dengan baterai yang terlepas.

"GA BISA NYALA ANJIR. ASTAGFIRULLAH" seru Eva dengan panik setelah beberapa saat. Ia mencoba mengutak-atik ponselnya. Tapi nyatanya,tak membuahkan hasil.

"Gara gara lo nih!"

"Kok salah gue?"

"Kok salah lo? masih nanya kok salah lo? Ga,bukan. Bukan salah lo!" Eva menghentikan perdebatan dengan raut kesal. Berdiri dan menerabas Fajar untuk pindah tempat duduk disebelah Mba Wid  dibarisan depan. Seisi bus hanya mengingatkan mereka untuk tidak berisik.

Bahkan Mba Wid,berusaha meredam emosi Eva dan mengingatkan Eva untuk menjaga mood atlet mengingat mereka harus bertanding.

"Udah ah,sabar. Ga enak sama yang lain. Kasian juga mereka mau tanding,harus fokus" ujar Mba Wid padanya dengan berbisik. Meski masih emosi,Eva menuruti perkataan Mba Wid. Dia memendam emosinya dalam diam. Hanya diam sepanjang jalan. Memikirkan bagaimana pekerjaannya yang pasti akan lebih sulit tanpa ponselnya.

Eva sibuk mondar mandir bersama Mba Wid hari ini. Dari lapangan ke mixed zone,ruang media,sampai kembali lagi ke lapangan. Pekerjaan yang tidak mudah sebetulnya. Eva bahkan sudah bermandi keringat saking lelahnya. Apalagi,ponselnya tergeletak tak berdaya didalam tasnya. Tapi ia berusaha tak memusingkan hal itu meski mengakui dirinya lebih kerepotan.

Dilain sisi,ada orang yang sedari tadi memikirkan Eva. Bayangan Eva yang marah didalam bus tadi terus menggeliat dalam pikirannya. Sedari tadi pun ia mencoba untuk mengajak Eva bicara,namun hasilnya nihil. Eva hanya melewatinya dengan langkah yang cepat. Bahkan terkesan mengabaikannya. Selain itu,ia juga sadar pasti Eva lebih kerepotan karena kesalahan yang sebenarnya tidak ia sengaja tadi.

Bagi seorang Fajar,rasanya baru kali ini ia merasakan didiamkan Eva. Saat ribut kala di hall latihan pun,Eva tetap menghampirinya dan meminta maaf meskipun pertengkaran diawali kesalahannya. Diamnya seorang Eva kali ini,entah mengapa membuat Fajar merasa takut.

"Ayo,Jar. Bentar lagi waktunya tanding" ucap Rian mengajak partnernya itu keluar dari ruang atlet.

Fajar menurut,ia langsung menggondol tasnya dengan pikiran yang masih terbagi dua. Antara pertandingan dan Eva.

"Jom,Eva marah apa ya sama gue?" ucapnya saat masih berjalan menuju arena.

"Jelas marah lah. HP nya lo rusakin" sahut Rian dengan tawa kecil.

Fajar hanya diam. Dalam batinnya,rasa kalut semakin menyelimuti.

"Udah,gausah dipikirin dulu,Jar. Fokus dulu buat pertandingan. Gue tau,dia bukan tipe cewe yang dendam. Dia pasti maafin" sambung Rian dengan menepuk pundak Fajar tanda menenangkan. Fajar akhirnya mencoba fokus pada pertandingan yang akan dijalankan.

Mereka memasuki lapangan kala nama mereka disebutkan. Fajar mulai mengontrol pikirannya untuk tetap fokus pada pertandingan. Fajar menyempatkan diri menengok ke sisi lapangan sebelum pertandingan benar-benar dimulai,tak ada Eva ternyata.

W.U.N.D.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang