#20

177 11 0
                                    

"Eh,Va. Mau kemana lo? Buru-buru amat" tanya seseorang saat bertemu di lobby hotel bersama salah satu senior di sektor ganda putra,Hendra Setiawan.

"Eh,Koh.." jawabnya justru dengan menyapa orang disebelah yang tadi menegurnya lebih dulu seraya melempar senyum ramah

"mau pergi dulu,Ting"

"Oh,mau kem-"

Eva mengehentikan ucapan Ginting dengan menjulurkan telapak tangannya seraya mengangkat ponsel ke telinga

"Oh,iya Pak. Oke,saya keluar sekarang ya" tutupnya pada orang di telpon

"Mau kema-"

"Sorry Ting,gue duluan ya. Pak Ojolnya udah nunggu soalnya.Bye"

"Koh.." lanjutnya dengan senyum seraya pamit pada sosok yang ia hormati dihadapannya.

Ia menuju rumahnya bersama ojek online yang tadi ia pesan. Sampai ditujuan,ia langsung membawa adiknya karena masih ada pekerjaan yang harus ia selesaikan.

"Wih,anak siapa nih lo bawa? Anak lo ya?" celetuk seseorang saat dilobby hotel yang terlihat lebih sepi dari biasanya. Eva membulatkan matanya

"Yaelah,serem amat. Awas tuh,mata lo copot" lanjutnya

Eva menghela napas dengan terus menuntun sang adik menuju kamarnya

"Halo" ucap Eva saat ponselnya berdering,menandakan nama seniornya disana. Tepat saat mereka didalam lift.

"Hai,nama kamu siapa? Kamu siapanya Eva?" lelaki itu justru bertanya pada bocah mungil disebelahnya. Fatia tak menjawab,entah karena gugup atau setelah mendapat tatapan tajam dari sang kakak yang masih sibuk mengangkat telpon

"Hei adik cantik. Anak baik itu kalo ditanya harus jawab dong,jangan jutek. Nama kamu siapa?"

"Fa-"

"Ayo,cepetan. Kakak udah ditungguin" ucap Eva dengan menarik adiknya keluar lift

Orang tadi hanya memandang Eva dengan heran saat gadis itu berjumpa dengan wanita berhijab didepan kamarnya

"Junior lo tuh,ajarin. Jangan jutek jutek sama orang" celetuk Kevin saat melewati Eva yang sedang berdiri ditempatnya bersama Mba Wid dan Fatia. Ya,orang yang sedari tadi berbicara padanya dan Fatia adalah Kevin Sanjaya Sukamuljo.

"Kenapa sih?" heran Mba Wid. Eva hanya mengendikkan bahunya bersamaan kemudian membuka kamarnya. Segera menyiapkan makan malam yang tadi mereka beli tak jauh dari hotel sebelum sampai. Dan mempersiapkan sang adik untuk tidur

"Nama kamu Fatia? Wah,sama dong kayak anak aku. Anak aku juga namanya Fatia" tutur Mba Wid saat ia berkenalan dengan adik dari orang yang bernama Eva Dwikurnia. Fatia hanya mengangguk dan tersenyum ramah.

"Kamu suka main bulutangkis juga?" tanya Mba Wid lagi pada Fatia. Gadis kecil itu menatap Eva dengan takut

"Kenapa? Itu kamu ditanya sama temen kakak. Kalo ditanya itu harus jawab dong" ucap Eva dengan logatnya yang keras. Mba Wid hanya memelototinya tanda meminta agar tak berbicara keras pada sang adik

"Udah,ga dijawab juga gapapa kok. Aku udah tau,apalagi otot kamu yang kayak atlet. Wiihh,keren" tutur Mba Wid setelahnya dengan memuji Fatia penuh semangat

"Mau?" Mba Wid menyodorkan sebatang coklat untuknya. Gadis kecil itu mengangguk. Setelah selesai memakan coklatnya,ia pergi tidur. Sedangkan sang kakak,menyelesaikan tugasnya bersama sang senior.

"Lo ga usah terlalu keras sama adek lo Va. Masih bocah dia tuh. Lo harus ngomong dengan lembut kalo sama anak kecil" titah Mba Wid disela-sela mereka mengerjakan tanggung jawab. Waktu sudah menginjak pukul 11 malam. Mba Wid pun malam itu memutuskan tidur dihotel karena memang masih banyak tugas yang perlu dikerjakan.

W.U.N.D.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang