#14

163 9 0
                                    

Petang ini,Eva sudah siap dengan baju bolanya. Lengkap dengan sepatu,kaos kaki panjang,dan deker dikakinya.

"Woi,masih ada slot ga? Gue gabung,dong" seru Eva dipinggir lapangan saat melihat serombongan atlet putra berkumpul ditengah lapang.

Eva berlari kecil menghampiri mereka

"Masih ada slot ga?" tanya Eva sekali lagi. Orang orang yang dia ajak bicara justru memperhatikannya dengan seksama.

Kemudian sebuah tawa memecah fokus mereka

"Mau ngapain lo? Mau ikut main? Ini anak cowo semua. Anak cewe noh.." ucap orang itu sambil menunjuk beberapa atlet putri yang sedang berkumpul dengan kesibukan mereka. Ada yang bermain sepeda,ada pula yang bermain aplikasi kekinian bersama.

"Terus kenapa kalo gue cewe? Salah?" sahut Eva.

"Ya engga,tapi nanti kalo kegebok malah nangis" ledek orang itu

"Lo pikir gue cewe lemah? Gue ga bakal mewek ya. Perkara kena gebok doang? Ck,kecil itu mah"

"Udah sih Jar,biarin aja. Kita juga kurang orang" sahut yang lain guna mengakhiri perdebatan mereka. Eva memeletkan lidahnya ke arah Fajar disertai senyum menang.

"Iya,oke. Lo main. Tapi kalo sampe tim lo kalah,lo harus traktir gue makan di angkringan depan"

"Oke,siapa takut" tantang Eva. Mereka kemudian bermain dengan masing masing tim. Eva masuk tim Rian dan kawanannya. Mereka akan melawan Fajar yang bersatu dengan Ginting kali ini.

Pertandingan berjalan cukup seru. Jual beli serangan kerap terjadi. Eva pun tak gentar melawan tim Fajar karena tak mau mentraktir Fajar nantinya. Dia juga tak mau diremehkan sebagai perempuan. Apa bedanya ia dengan mereka dalam bermain sepak bola?

Kelincahan kaki Eva dalam menggiring bola begitu memukau. Dengan cekatan dia menerabas halangan dihadapannya hingga membuat perhatian orang-orang dipinggir lapangan tertuju padanya.

"Ayo Va!!!"

"Mantap Mba Eva!! Terus maju!!"

"Eva!!!!!"

Begitu kira kira teriakan para perempuan yang sedari tadi berada ditepi lapangan memberi semangat pada Eva.

"GOL!!!!!" teriak Eva berbarengan dengan manusia lain ditepi lapangan dan anggota timnya saat tendangannya berhasil mendobrak pertahanan kiper lawan.

Permainan kembali dilanjutkan. Kini giliran kubu Fajar yang mencoba masuk ke area pertahanan Rian dan kawan kawan. Beberapa kali melancarkan serangan,tapi berhasil dialihkan.

Fajar kembali mencoba masuk area pertahanan lawannya. Eva terus membayangi langkah Fajar. Ia mencoba menghadang Fajar dan mencoba mengambil alih bola dengan kakinya. Tapi Fajar justru lebih cepat menghindarinya.

"Eh,Va" seru orang-orang disekitarnya saat Eva terjatuh akibat cegatan kaki Fajar tadi. Orang-orang menghampirinya

"Tuh,kan. Apa gue bilang. Paling bentar lagi nangis" ujar Fajar

"Engga ya,gue ga bakal nangis. Cuma gini doang" bantah Eva. Padahal dalam batinnya,pergelangan kakinya cukup sakit.

"Va,gapapa?" tanya Ginting menengahi perdebatan kecil mereka

"Ga,gapapa Ting. Selow" sahutnya.

"Mba,lo gapapa?" kini giliran Apriani yang bertanya. Ia datang dari tepi lapangan bersama Greysia,Gloria,dan atlet putri lain yang sedari tadi menyaksikan pertandingan kedua tim.

"Gapapa,Apri" sahut Eva mempertegas ucapannya.

"Coba deh buka dulu sepatu lo,Va" Greysia menyarankan. Eva menuruti. Sekarang,Greysia coba membantu Eva untuk memeriksa kakinya

W.U.N.D.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang