#7

197 9 0
                                    

Alor Setar begitu bergetar saat suara pasukan Garuda menggema dengan begitu menggelegar. Suara teriakan para anggota tim yang menjelma menjadi suporter gadungan bagi temannya yang sedang bertanding.

"G..O..O..D..J..O..B!"

"GOOD JOB,GOOD JOB!"

"IN-DO-NE-SIA!"

Begitulah kira-kira.

"Mbok,suara lo itu loh!" keluh Eva yang berada disamping Ni Ketut Mahadewi saat menonton pertandingan Fitriani bersua dengan Chen Yu Fei dilaga penentuan grup Z.

"Ya,biar semangat Mba! Kan kalo kita semangat,dia juga semangat. Lawan berat nih" tuturnya sambil mengupas kulit kuaci.

Eva ditugaskan Mba Wid untuk memotret dari kursi penonton. Ia juga ditugaskan untuk memantau jalannya pertandingan untuk nanti ditulis sebagai artikel terupdate.

Eva selalu menyusul langkah Mba Wid menuju tempat wawancara selepas pertandingan tiap partai.

"Video pertandingan,kirim ke Mas Deri ya,Va. Biar di upload ke medsos sama dia" tutur Mba Wid memberi tugas pada Eva. Eva hanya mengangguk sebagai jawaban dan kembali sibuk dengan layar laptopnya setelah melakukan tugas yang diberikan Mba Wid tadi. Kegiatan Eva masih sama. Sibuk,bahkan sangat sibuk. Hingga waktu mengisi perut pun harus dibarengi dengan jemarinya yang menari diatas laptop.

Setelah seluruh pertandingan selesai, semua anggota tim beranjak ke hotel. Eva yang sudah sangat lelah karena seharian ini berkutat dipinggir lapangan dan berhadapan dengan laptop memilih kursi baris paling belakang di bus. Ia memasang earphone dibalik kupluk hoodienya dan memutarkan lagu favoritnya untuk segera menenggelamkan mata. Setidaknya,hingga nanti sampai ke hotel.

"Gue duduk sini ya?" ucap seseorang dengan suara beratnya. Eva tak menyahut,sebab dia sudah mulai terlena dengan alunan lagu ditelinganya.

"Woi,Va. Gue duduk sini,ya?!" ucap orang itu sekali lagi. Kali ini dengan volume yang lebih keras dan menyenggol lengan Eva

"Hih,apaan sih Jar?! Ganggu banget lo!" akhirnya Eva menyahut dengan mengeluarkan earphone dari lubang telinganya yang tertutup kepala hoodie.

"Dih,pantesan ditanya diem aja. Make earphone ternyata" keluh Fajar. Ya,orang itu adalah Fajar.

"Rese lo ya. Udah,mau ngapain? Minta foto tanding? Entar gue kirim. Udah ah,sana,jangan ganggu gue!" Eva terus menyerocos

"Heh,lo ngeledek gue apa gimana? Gue kan ga ditugasin hari ini! Lo tuh yang rese. Geer banget,gue tuh tadi mau duduk disini. Tapi ga jadi lah. Males kalo harus duduk sama manusia judes macem lo"

Eva menarik napasnya berat,dia sudah sangat mengantuk. Sudah hampir masuk kealam mimpi tadi.Tapi karena Fajar mengagetkannya,dia harus terbangun.

"Bener bener lo ye!" tutur Eva mengepalkan tangannya dengan dibumbui raut kesal. Tapi dia menahannya dan justru memasang lagi earphone ditelinganya. Berusaha mengistirahatkan matanya lagi untuk setidaknya 20 menit. Lumayan,bukan?

"Katanya ga jadi disini?" sindir Eva saat merasa ada orang duduk disampingnya. Dan dia menyadari itu adalah Fajar.

"Gausah geer,lo liat tuh. Gara gara debat ama lo,gue jadi ga kebagian tempat duduk lain. Udah keburu penuh,makanya disini" Fajar menjawab dengan tak mau kalah

"Lo tuh ya!" ujar Eva sudah mengepalkan tangannya kepada Fajar.

"Heh,yang dibelakang. Berisik banget. Duduk tinggal duduk kok ya ribet amat sih?" tegur Koh Herry alias Coach Naga Api dibangku depan.

"Iya,maaf koh. Ini nih,anak buahnya. Rese banget idupnya. Orang mau tidur malah ke ganggu gara gara dia" tutur Eva kemudian duduk lagi.

"Apaan? Lo kali tuh yang rese. Tidur tinggal tidur,ribet amat"

"Lo yang rese" bantah Eva

"Enak aja,lo tuh yang rese"

"Lo!"

"Engga,pokoknya lo yang rese!"

Mereka terus berdebat didalam bus hingga membuat seisi bus terganggu. Meski tak semua berbicara ataupun mengeluh,tetap saja merasa terganggu.

"Kalian kalo masih terus ribut,gue doain jodoh ya!" teriak seorang atlet putra dikursi nomor 3 dari depan.

"Engga ya! Apaan sih Ting! Enak aja,ogah gue ama cowo rese macem dia. Sorry aja ya!" sahut Eva menepis omongan Ginting

"Heh,gue juga ogah kali. Masa iya,gue jodoh sama perempuan setengah laki? Yakali"

"Loh tuh ya!" Ucap Eva geram

"Fajar,Eva. Udah,diem. Kasian yang lain mau istirahat sebentar" tegur Cik Susy dengan lembut namun tegas. Sontak,Eva langsung membenamkan kepalanya dibalik penutup kepala hoodie kesayangannya.

"Tuh,kan! Udah nyampe. Kalian sih,berisik. Ribut aja sepanjang jalan. Aturan tadi gue udah tidur bentar. Malah dengerin kalian ribut!" keluh tutur Ginting saat menyadari bus telah berhenti tepat didepan hotel tempat mereka menginap.

"Yaelah Ting,santai aja kali. Malah jadi cepet nyampe kan enak. Bisa cepet istirahat dikasur. Lagian jangan nyalahin gue dong. Salahin wartawan judes bin galak bin rese itu" sambar Fajar sambil menuruni tangga bus

"Apaan lo bilang?" sahut Eva

"Wartawan judes bin galak bin rese" sahut Fajar memperjelas

"Lo tuh bener bener ya.." Eva sudah siap dengan tangannya yang mengepal

"Tolong ya,kita udah mau sampe ke kamar. Mau istirahat. Capek banget ini. Kalo mau berdebat,tolong minggir. Jangan ditangga bis" sindir Destiara. Eva dan Fajar kemudian menyingkir dan berjalan kearah kamar masing-masing.

"Tiati beneran jodoh loh kalian" ledek Ginting mendahului langkah mereka.

"Ting,belom aja lo ya! Awas lo!" ancam Eva. Yang diajak bicara justru tak menjawab malah menyunggingkan senyum meledek.

"Lo ngapain ngikutin gue,hah?" ucap Eva mencurigai Fajar

"Ei,bangun neng. Siapa juga yang ngikutin lo? Gue mau ke kamar kali! PD banget lo" sahut Fajar

"Noh,kamar gue noh" lanjutnya sambil menunjuk sebuah kamar yang letaknya sekitar 3 pintu dari tempatnya berdiri sekarang. Dia tersenyum menang sekarang

Eva tak menjawab,dia justru jalan meninggalkan Fajar dengan raut kekesalan. Sungguh, Fajar adalah orang yang aneh. Terkadang menyenangkan tapi lebih sering menyebalkan. Tentu Eva tak setuju dengan ungkapan Ginting tadi. Mana mungkin Eva berjodoh dengan pria aneh bin menyebalkan seperti tadi.

W.U.N.D.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang