#10

195 8 0
                                    

Pagi menjelang siang ini,semua orang berkumpul untuk segera ke arena pertandingan. Sudah masuk putaran perempat final kejuaran Thomas & Uber Cup 2018. Setelah sesi doa bersama,semua tim dan oficial memasuki bus. Eva langsung memilih spot favoritnya,kursi paling belakang. Dengan jaketnya,dia berusaha menetralkan badannya yang menggigil. Dia tak banyak bicara. Hanya diam dan menunduk.

"Eh,tumben lo diem aja" tegur seseorang dengan suara tak begitu keras. Eva tak menjawab.

"Woi,wartawan judes! Diajak ngomong,malah diem aja"

"Jar,diem deh Jar. Gue lagi ga mau debat nih. Udah sana deh" Eva akhirnya mengeluarkan suaranya yang sedikit parau.

"Dih,kenapa lo? Sakit?" ucap Fajar sambil memegang dahi Eva yang sudah berkeringat dingin.

"Eh,lo sakit ya?" ucapnya sekali lagi

"Engga,Fajar. Gue cuma kurang tidur doang. Udah deh,diem. Jangan gangguin gue" pinta Eva. Fajar tak lagi mengeluarkan suaranya.

Saat bus berhenti didepan arena pertandingan,mereka semua turun. Keadaan Eva masih belum membaik,tapi dia masih berusaha untuk menahannya. Tidak ada yang memperhatikan keadaannya,semua orang sibuk dan fokus pada pertandingan krusial hari ini.

Pertandingan dimulai. Laga begitu seru dimainkan dengan mempertemukan Tim Uber Indonesia dengan Tim Thailand disiang hari. Dilanjutkan Tim Thomas yang bersua dengan Malaysia pada malam hari.

"Lo kenapa Va?" tanya Ginting saat dimixed zone setelah wawancara usai pertandingan partai pertama Tim Thomas.

"Kenapa gimana maksudnya?"

"Lo pucet banget"

"Hah? Engga ah. Biasa aja kayaknya deh. Biasanya juga gue pucet kan"

"Engga,bukan kayak biasanya. Lo sakit apa gimana?"

"Engga,Ting. Mungkin karena kurang minum aja daritadi. Udah,ya. Gue harus kejar deadline. Thanks perjuangannya!" tutur Eva kemudian meninggalkan Ginting. Selama bekerja,Eva tidak memikirkan keadaannya. Dia berusaha menahan keadaan tubuhnya yang sedang tidak baik. Dia tetap kesana kemari untuk memotret dan wawancara bersama Mba Wid. Sedangkan urusan membuat artikel, diserahkan padanya.

"Nih,mending lo makan dulu" ujar seseorang saat Eva tengah mengamati pertandingan dari tribun penonton untuk menyaksikan partai ketiga.

"Apaan nih?" balas Eva sambil menerima kotak  yang diberikan padanya

"Makanan"

Eva menatapnya bingung

"Tenang,halal kok itu"

Selanjutnya,Eva justru terkekeh dengan pernyataan itu

"Bukan itu maksudnya,Ginting"

"Oh,terus?"

"Kenapa lo repot-repot sih?"

Ginting membuang mukanya dan melihat kearah lapangan

"Gausah geer,tadi Mba Wid nyuruh gue kasih itu ke lo. Lo dicari sama dia,dichat ga dibales katanya. Jadi gue deh disuruh anterin"

Mendengar ucapan Ginting,Eva langsung mengecek handphonenya yang memang dalam keadaan silent. Ia membuka aplikasi chatnya. Benar,Mba Wid beberapa kali menghubunginya. Setelah mengatakan terima kasih,Eva langsung menyantap makanannya.

Tanpa Eva sadari,sepasang mata sedang mengawasinya sekarang. Senyum simpul juga masih merekah.

"Kenapa lo?" tanya Eva saat melihat orang disebelahnya tersenyum tipis sendirian dengan pandangan tak lepas dari lapangan pertandingan.

W.U.N.D.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang