Kelvin menatap lekat Nabila yang saat ini sedang aktif memilih baju untuk calon bayi mereka, seperti yang Nabila ucapkan semalam dia benar benar membeli baju dan perlengkapan lainnya dengan banyak berwarna pink. Kelvin benar benar tak habis pikir melihatnya
"Yang,beli warna netral aja anak kita kan belum tentu cewe"
Kelvin mulai protes,pasalnya Kelvin dan Nabila benar benar belum tahu jenis kelamin anaknya itu perempuan atau laki laki. Jika nanti yang lahir anak perempuan Kelvin merasa tak masalah,tapi jika yang lahir laki laki? Mau dikemanakan semua baju itu?"Aku maunya warna pink!"
Nabila juga masih kekeh dengan pendirian nya sejak dari awal"Yang kalau anak kita cewe aku ga masalah,tapi gimana kalau anak kita cowo? Kamu mau pakein dia sepatu warna pink juga? Ga lucu ahh"
"Ya gampang yang itu buang terus beli lagi"
Mudah sekali mulut Nabila berucapJika bukan istrinya sudah Kelvin maki maki wanita dihadapannya ini
"Buang buang,aku colok ya mata kamu""Maksud aku masalah itu gampang,bisa dipikirin nanti"
"Bukan masalah gampangnya istriku tapi sayangnya,kamu udah beli tapi gadipake ya buat apa nanti mubazir kalau dibuang buang"
"Yaudah beli dua aja sih satu warna pink satu lagi netral"
Pada akhirnya Nabila memberikan saran yang menurut Kelvin sedikit menemukan titik terang"Terus nanti kalau gakepake gimana?"
Jujur saj Kelvin masih sedikit khawatir"Ya gampang tinggal kasih ke orang,kan suatu saat juga Sarah,Aleta,Maura,Syakira dan Selva bakal punya anak ya kita tinggal kasih aja ke mereka yang lebih cepet punya anak"
Untuk ke arah sana Kelvin akui ucapan Nabila ada benar nya juga,tapi kan itu masih lama yang baru mau menikah saja baru Maura itupun kalau Maura langsung diberi keyakinan untuk hamil kalau sedikit diberi ujian untuk bersabar?Kelvin tau masih ada Sarah yang saat ini sedang mengandung,tapi anak Sarah juga belum tentu berjenis kelamin perempuan bukan?
Baiklah tidak ada pilihan,pada akhirnya Kelvin pun pasrah dengan keinginan sang istri. Semakin Kelvin menentang,semakin gencar pula Nabila menjawab semua ucapan Kelvin
"Paling bisa aja jawab perkataan suami""Lagian ngalah sama istri dan anak apa susahnya sih heran,duit banyak itu gausah pelit pelit"
Kelvin menghela nafasnya dalam,walau dalam hatinya ingin memaki istrinya itu tapi Kelvin memilih untuk memendamnya
"Terserah kamu,tau gitu aku mending diem dirumah deh kalau tau kamu bakalan keras kepala kaya gini"Sontak Nabila langsung terdiam mendengar ucapan Kelvin,dia sedikit sedih atas perkataan Kelvin barusan. Mata Nabila saat ini sudah berkaca kaca siap mengeluarkan air matanya
"Jadi secara ga langsung kamu nyesel ngikutin apa mau aku?"
Tatapan Kelvin langsung beralih pada Nabila sepenuhnya,apalagi ini? Kelvin melihat Nabila siap mengeluarkan air matanya pun langsung kelabakan seketika
"Eh eh jangan nangis,maaf maafin omongan aku barusan yang nyinggung kamu. Aku minta maaf ya sayang, sekarang pilih sesuka hati kamu aku gaakan protes lagi"Nabila malah menangis keras mendengarnya
"Hikss aku udah gamau yang itu,aku pengen yang warna kuning ajaa"Mulut Kelvin menganga tak percaya
"Hah?""Katanya kak Kelvin gaakan protes lagi hiks"
Kelvin menarik Nabila kedalam pelukannya
"Oke sayang,kita ambil yang warna kuning yaa"Nabila mengangguk mengiyakan,setelah tangisan Nabila berhenti merekapun melanjutkan sesi belanja mereka. Kelvin makin dibuat tak percaya dengan semua pilihan Nabila mulai dari baju,sepatu,topi bayi hingga alat alat lainnya yang semua warnanya mendominasi kuning
KAMU SEDANG MEMBACA
Nabila & Kelvin After Merried (END)
RomantizmHarusnya Nabila sadar akan konsekuensinya,memilih untuk menikah muda dan merelakan masa mudanya dengan menjadi seorang ibu rumah tangga itu adalah pilihannya Ingin bertindak egois untuk mengejar cita cita pun rasanya tidak pantas,apalagi dengan bodo...