PDKT Abel ver. 3

543 32 7
                                    

"Eh ga boleh iri gitu." Ucap Ayudia.

"Iya aku iri mah sama Atela, sama Aurel juga"

"Heh! Kenapa Lo bawa-bawa gue." Sentak Aurel.

"Iye, gue iri soalnya meskipun kalian makan yang buanyak, nyemil tetep aja badan kalian segitu. Kalo aku, aku bisa bisa naik 2 kg."

"Cuman karena itu?" Tanya David, sedangkan Abel hanya mengangguk.

"Haha .. Abel cantik terus kok." Ucap Ayudia.

"Udah nggausa dipikirin. Makan yang banyak biar sehat." Lanjutnya.

Barbeque malam ini di selingi tawa, Abel yang cerewet, Atela yang selalu menampilkan senyuman, dan Aurel yang berbicara dengan mengeluarkan kata-kata pedasnya.

Momen-momen seperti itulah yang akan dikenang oleh mereka hingga berkeluarga. David dan Ayudia juga menikmati, dimana anak-anaknya bisa berkumpul bersamanya.
Hingga akhirnya mereka akan tumbuh dewasa dan akan sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Tapi bagi David dan Ayudia mereka tetap menjadi gadis kecil untuknya, yang masih membutuhkan cinta, kasih sayang dan perhatian.

👧🏻👧🏻👧🏻

Keesokan harinya.

"Mah, hari ini Abel bawa bekal ya. Kasih lauk yang banyak."

"Okey sayang. Tapi tepak bekalnya yang kemarin mana? Kok ngga dibawa pulang?"

'aduh, mampus gue. Mama nanyain tepak bekalnya.' batin Abel.

"Mm .. anu mah. Tepak bekalnya kayaknya ketinggalan di kelas."

"Okee, gapapa. Kayaknya mama nanti harus belanja tepak bekal lagi."

'huh. Selamat' batin Abel mengelus dada.

"Aurel sama Atela kemana?" Tanya David yang baru datang.

"Mungkin bentar lagi turun pah." Balas Abel.

"Pagi." Sapa Aurel singkat. Dan dibelakangnya diikuti Atela.

"Pagi juga." Balas Abel

"Pagi sayang." Balas David dan Ayudia.

Setelah sarapan bersama. David mengantarkan anak-anaknya ke sekolah.

Sesampainya di sekolah.

Abel langsung berpencar dari kedua kembarannya. Ia berjalan menuju kelas Alvaro, sedangkan Atela dan Aurel berjalan menuju kelasnya.

'ah gue lupa nulis note.' batin Abel.

Dengan segera ia mengambil note dan bulpen di tas nya.

Kak Alvaro,

Selamat pagi kak. Dimakan ya kak, semoga suka

AL

Setelah menulis note dan menempelkan di tepak makan. Abel langsung melanjutkan langkahnya ke kelas Alvaro.

"Untung banget gue, ada temen kak Alvaro didepan kelasnya." Ucap Abel saat ia sudah dekat dengan kelas XI IPA 1.

"Mm .. permisi kak." Ucap Abel pada salah satu teman Alvaro yang ada didepan kelas.

"Ya dek?"

"Boleh nitip ini ke kak Alvaro?" Ucap Abel menyerahkan kotak bekalnya.

"Boleh lah dek, apalagi yang nitip cantik."

"Ah iya kak, makasih." Ucap Abel tanpa memperdulikan ucapan dari kakak kelasnya itu.

"NAMA LO SIAPA?" teriaknya.

"BILANG AJA, PENGGEMAR RAHASIA." balas Abel.

"Lo apaansih teriak-teriak depan kelas." Ucap Alvaro yang keluar kelas Karena mendengar teriakkan temannya.

"Kebetulan, nih dari .. "

"Dari siapa?" Tanya Alvaro setelah menerima kotak bekal.

'lagi?' tanya Alvaro dalam hati.

"Dia bilang, gue suruh ngomong dari penggemar rahasia." Jawabnya dan berlalu masuk kelas.

"Ngapain Lo didepan kelas?" Tanya Arsen yang baru tiba.

"Weh! Bekal lagi? Tau aja Lo Al, kalo gue laper." Ucap Arsen dan merampas kotak bekal dari tangan Alvaro.

"Wih, ada apa nih. Pada ngumpul depan kelas?" Tanya Arkan

"Sejak kapan Lo jadi ramah gini?" Tanya Arsen meragukan.

"Sejak kemarin." Balasnya.

"Kalian ngga masuk kelas? Nanti kalian dimarahi Bu guru loh." Ucap Arkan dan berjalan memasuki kelasnya.

"Kok gue takut ya, liat Arkan kalem." Ucap Arsen pada Alvaro.

"Sama, gue juga."

"Kita harus memastikan nih. Ada apa dengan Arkan." Ucap Arsen

"Gimana kalo kita jadi mata-mata." Lanjutnya.

"Boleh juga ide Lo."

"Gue kan emang cerdas."

"Serah Lo. Btw, bekal itu dari orang yang ngasih bekal gue kemarin."

"Eh Al" panggil Arsen

"Paan sih! Gue sibuk."

Padahal Arsen ingin mengatakan kalau di bekal ini tertempel sebuah note, tapi sayangnya Alvaro sudah pergi lebih dulu entah kemana.

"AL? Angkatan laut maksudnya?" Ucap Arsen saat membaca note yang tertempel di tepak makan.

"Gue simpen dulu kali ya."

👧🏻👧🏻👧🏻

Hi .. hii .. teman Ara
Ara ucapin thank you buat yang udah baca.
Dan jangan lupa vote, comment and follow Aarasya

TRIPLETSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang