Arsen ganteng juga ternyata

494 22 0
                                    

Mansion keluarga Anderson.

"Lo jalan sama siapa?" Tanya Abel yang masuk ke kamar Aurel.

"Itu motor kak Alvaro kan?" Tanya Abel.

"Tau dari mana?" Tanya Aurel membuka suara.

"Lo kira waktu gue jadi Lo, kak Alvaro ngga jemput! Kak Alvaro udah didepan rumah, gue inget dia pake motor itu." Ucap Abel

"Lo jahat banget Rel!" Lanjutnya.

"Lo ngga tau apa-apa. Tadi gue dimarahin abis-abisan karena pekerjaan gue ngga bener!" Terang Aurel berbohong.

'sorry Abel.' lanjut Aurel dalam hati.

Brakk .. pintu kamar Aurel ditutup secara kencang.

Pagi harinya.

"Morning." Sapa Abel tak bersemangat.

"Morning sayang." Balas David dan Ayudia.

"Morning Abel." Balas Atela.

'Kemana Aurel?' tanya Abel dalam hati.

"Aurel kemana mah?" Tanya Atela.

"Aurel udah berangkat tadi pagi-pagi banget. Kayaknya dia lagi sibuk deh." Ucap Ayudia.

"Ayo sayang kita berangkat." Ucap David pada kedua anaknya.

'pasti Aurel dijemput kak Alvaro.'

"Nanti pulang sekolah langsung pulang. Nanti malam kita akan kedatangan tamu penting." Ucap Ayudia

"Ha? Tamu penting?" Ucap Abel dan Atela bersamaan. Ucapan Ayudia membuat mereka berdua penasaran, siapa tamu pentingnya?

"Biar nanti papa jemput kalian." Ucap David.

Manuel International School.

Saat ini Aurel sedang sarapan di kantin. Ia sengaja berangkat pagi karena ia tak mau Abel makin marah melihatnya.

"Kok cuman diliatin?" Tanya Alvaro yang sejak kapan sudah duduk di depan Aurel.

"Udah kenyang."

"Kenyang dari mana? Makanannya aja belum kesentuh sama sekali."

"Bisa diem ngga sih Lo?" Ucap Aurel yang mulai kesal. Untuk saat ini ia sedang tidak ingin di ganggu.

Abel yang baru saja tiba di sekolah, berniat langsung ke kantin karena para sahabatnya sudah menunggu disana.

Abel melihat dengan jelas, Aurel dan Alvaro duduk berdua di kantin.

"Ini maksud Lo Dateng ke sekolah pagi-pagi Rel?" Gumam Abel sedih.

Abel mengikuti Aurel dan Alvaro dari belakang. Mereka berdua berjalan beriringan ke lapangan basket.

Abel melihat mereka bermain basket bersama setelah sampai di lapangan.

Hampir 20 menit Abel berdiri tak jauh dari keberadaan Aurel dan Alvaro. Melihat kebersamaan mereka membuat Abel muak.

Abel berlari meninggalkan lapangan basket. Ia berlari sambil menangis.

Abel memilih untuk bolos sekolah hari ini. Ia butuh sendiri.

Leo's cafe.

"Selama 3 hari kemarin, kenapa Lo kasih kesempatan gue buat deket sama kak Alvaro Rel? Kalau nyatanya itu cuma sebuah harapan."

"Apaan sih alay, pura-pura galau." Sindir Arsen.

"Pergi Lo Sono! Liat wajah Lo makin bikin gue pingin acak-acak wajah Lo."

"Pura-pura galau, pura-pura sedih, nangis-nangis ga jelas, akhirnya nyalahin orang. dih! Buat apa? Kayak ngga ada kerjaan aja." Cibir Arsen yang malah duduk di  kursi depan Abel.

"Gue bukan Lo yang suka tebar pesona ke semua orang. Jadi gue kalo sayang tulus, ngga kayak Lo! yang sayang cuman di mulut."

'jleb banget di hati' batin Arsen.

"Udah deh jangan berisik, mending pesen makanan." Ucap Arsen mengalihkan pembicaraan.

"Gue lupa dompet gue dikelas." Balas Abel memelas.

"Makanya jangan gegayaan pake galau segala." Cibir Arsen.

"Yaudah minggir sana! Jangan duduk disini."

"Emang Lo bisa bayar nih minuman?" Tanya Arsen menunjuk minuman milik Abel.

"Ya engga sih."

"Udah pesen sana!"

"Pake duit lu ya!" Ucap Abel.

"Nggausa bayar gapapa." Ucap Arsen santai.

"Lo gila! Gue ngga mau ditahan disini karena ngga bisa bayar."

"Yang mau nahan Lo ya siapa? Bakal nyesel yang mau nahan Lo, makan Lo kan banyak."

"Omongan lo bangsatnya kebangetan. Lo tau dari mana makan gue banyak?"

"Noh pipi kayak bakpao." Ucap Arsen sambil menirukan pipi Abel.

"Menurut lo gue gendut!?"

"Nah itu tau. Udah sana pesen!"

"Bayarnya gimana?"

"Gue bilang kan, kagak perlu bayar."

"Terus yang bayar siapa bangsat?"

"Nggausa bacot! Tinggal pesen aja apa susahnya."

"Awas ya Lo!"

Setelah memesan makanan dan minuman, Abel kembali ke tempat duduknya.

"Heh kaki Lo turunin Napa? Ngga sopan banget kakinya naik-naik ke meja!" Cibir Abel tapi tak dihiraukan oleh Arsen.

"Lo ngga sopan banget, kalo mejanya rusak atau bau kena sepatu Lo yang banyak kumannya itu, terus yang punya cafe marah gimana? Udah ga bisa bayar, terus semena-mena lagi." Omel Abel.

"Ini cafe milik papa gue! Yah terserah gue mau apa."

"Bangsat. Ngomong dong dari tadi!"

"Kak Arsen, boleh minta foto ngga?" Panggil salah satu fans Arsen.

"Boleh dong sayang." Balas Arsen.

"Cih. Orang jelek kayak dia di sukain. Kebanyakan kemakan gombalan si Arsen nih pasti."

"Heh! Lo iri sama mereka." Ucap Arsen mendekatkan wajahnya ke Abel.

"Ii .. ri kenapa ee .. mangnya?" Balas Abel gugup saat wajah Arsen semakin dekat dengan wajahnya.

'shit kenapa gue jadi gugup.' batin Abel.

'ganteng banget sih.' batin Abel yang melihat wajah Arsen dari dekat.

Yang bilang jelek tadi siapa? Dasar Abel. Plin plan.

👧🏻👧🏻👧🏻

Hi .. hii .. teman Ara
Ara ucapin thank you buat yang udah baca.
Dan jangan lupa vote, comment and follow Aarasya

TRIPLETSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang