Di anter pulang Arkana

610 33 0
                                    

"Gue anter, kan tadi Lo bareng gue." Balas Niko

"Gue aja yang anter." Ucap Arkana

"Gak, gue pulang sendiri aja." Tolak Aurel.

"Ngga ada penolakan." Balas Arkanan yang langsung menarik tangan Aurel.

Saat perjalanan.

"GILA LO KALO BAWA MOTOR! BANG NIKO AJA NGGA KAYAK GINI! EMANG GILA LO!" teriak Aurel pada Arkana yang mengendarai motornya seperti orang mabok.

"UDAH DIEM AJA! UDAH BIASA GUE." balas Arkana.

'Gimana mau menang, kalo ketua 'B'GM aja punya standar bawa motor kayak gini. Bangsat!' umpat Aurel dalam hati.

"BERHENTI! BERHENTI!" teriak Aurel

"Kenapa?" Tanya Arkana saat menepikan motornya.

"Ada telfon."

"Angkat!"

"Gue juga tau." Balas Aurel.

Papa☎️

'Halo?'

'Iya halo?'

'Kamu dimana?'

'Disini' balas Aurel

"Ayok keburu malem!" Ucap Arkana

'Ck. Kebiasaan kalo di tanya jawabnya disini. Emangnya papa tau kamu dimana? Kamu sama siapa? Itu suara siapa?'

'Temen pah'

'Ngga sama Niko?'

"Ayook! Keburu keluar nih." Ucap Arkana, menahan kencingnya.

"Ish apaan sih? Diem dulu!"

'Kamu sama siapa Rel? Jangan macem-macem. Itu apa yang mau keluar?' ucap David di telfon.

'Aurel otw pulang, ini lagi diperjalanan.' Ucap Aurel mengakhiri bicaranya.

"Lo apa-apan sih? Ga bisa diem apa? Ada orang telfon nih!"

"Gue kebelet pipis nih. Ga tahan gue. Lo tunggu sini."

"Jorok banget lu!"

Mansion Keluarga Anderson.

"Bawa anak orang ini, bukan barang. Gue ngga mau nebeng Lo lagi!" Cibir Aurel.

"Sana masuk!" Perintah Arkana, tak mendengar ucapan Aurel.

"Bangsat gue di cuekin." umpat Aurel

"Ngomong gitu lagi, gue cium Lo disini."

"Dasar Gila! Tapi thanks udah kasih Tebengan. Gue masuk dulu."

Saat ingin membuka gerbang.

"Yahh .. kok di kunci sih." Kesal Aurel yang masih di perhatikan oleh Arkana.

"MANGG! BUKAIN AUREL PINTUUU. AKU UDAH JANJI PULANG JAM 10 KOK." teriak Aurel.

"Masak iya gue harus manjat. Capek ah manjat terus." Kesal Aurel lalu menoleh kebelakang dan masih mendapati Arkana.

"Lo kok masih disitu? Pulang sana!" Usir Aurel.

Setelah dibukakan gerbangnya oleh Mang Udin, Aurel langsung melangkahkan kakinya menuju ke rumahnya, tepatnya kamar. Saat ia membuka pintu rumahnya.

"Kamu dari mana?" Ucap David, sang papa yang pertama kali dilihat oleh Aurel saat membuka pintu.

"Mm .. dari sini."

"Ck. Selalu ditanya jawabnya disini, dari sini. Mana motor kamu, kok pulangnya di anter cowok. Bukan bang Niko juga."

"Temen Aurel kok pah, tepatnya sih temen bang Niko."

"Bang Niko nya mana? Kok bisa ketemu bang Niko lagi?"

"Bang Nikonya .. Mm .. ada urusan mendadak. Jadd .. i nyuruh temennya anterin Aurel. Ternyata Aurel satu sekolah sama Abang" Jelas Aurel dengan gugup.

"Hft .. yaudah bersih-bersih sana! Udah makan?"

"Belum."

"Papa ngga ijinin Aurel keluar malem lagi!"

"Lah kok gitu pah?"

"Kamu selalu lupa buat makan. Kamu juga pasti balapan kan? Trus motor kamu di bengkel. Pokoknya papah ngga ijinin kamu main malem lagi!"

"Tadi bang Niko udah ingetin Aurel. Tapi Aurel nya aja yang nakal. Yang balapan juggg .. " Balas Aurel.

"Pokoknya ngga ada keluar malem lagi! Sana bersih-bersih trus turun kebawah makan!" Ucap David memotong perkataan Aurel.

"Iya pah. Tapi nanti boleh keluar malem lagi kan?"

"Ngga Aurel."

"Ayo dong pah, boleh ya?" Tawar Aurel.

"NGGA!" ucap David meninggikan suara yang membuat Aurel kaget dan orang yang ada di belakang Aurel.

"Mandi sana!" Perintah David yang di angguki Aurel.

"Pah." Ucap Ayudia setelah Aurel pergi ke kamarnya.

"Siapin makan buat Aurel." Ucap David

15 menit kemudian. Aurel datang dengan handuk dikepalanya, menandakan bahwa ia habis keramas.

"Pah, mah." Panggilnya

"Makan!" Perintah David yang langsung di dikerjakan oleh Aurel.

"Setelah makan langsung istirahat ya sayang. Nanti mama temani." Ucap Ayudia yang di angguki Aurel.

"Papa tidur dulu. Good night. Jangan malam malam tidurnya sayang." Ucap David dan mengecup kepala Aurel.

"Aku kira papa marah." Ucap Aurel disela-sela makannya.

"Papa ngga bisa marah lama-lama sama anak-anaknya. Papa kan sayang sama Aurel, Atela, Abel. Papa ingin yang terbaik untuk Anak-anaknya." Ucap Ayudia memberi pengertian.

👧🏻👧🏻👧🏻

Hi .. hii .. teman Ara
Ara ucapin thank you buat yang udah baca.
Dan jangan lupa vote, comment and follow Aarasya

TRIPLETSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang