》PART 5

3.3K 344 51
                                    

Kalo ada sesuatu yang berbeda dari part sebelumnya, mohon maaf ya. Soalnya gak baca ulang ceritanya

🐸🐸🐸

"Kenapa?"

"Ya, gue gak bisa."

Seseorang di sebrang sana berdecak kesal, bisa dikatakan marah. Terdengar salah seorang lagi menyahut, mungkin mengambil alih handphone.

"Hallo."

Iqbaal diam.

"Selama ini lo gak pernah ke sini lagi, kita diem. Kalo lo mau geng kita bubar. Yaudah bubarin aja! Ketuanya juga udah gak solid."

Merasa emosinya tak terkendali, Iqbaal langsung mematikan handphonenya. Nafasnya memburu, pegangan pada pagar balkon begitu kuat. Tak puas, cowok itu menendang kursi yang berada di balkon itu.

"Iqbaal?"

Panggilan lembut namun terdengar bergetar, membuat Iqbaal membalikkan tubuhnya. Sang isterinya sedang berdiri di pintu balkon dengan wajah khawatir. Memaksakan tersenyum, cowok itu menghampirinya.

"Iya?"

(Namakamu) melirik Iqbaal sedikit takut. "K-kamu gak apa-apa?"

Tangan Iqbaal terulur mengelus kepala (Namakamu). Lalu turun ke bahunya dan merapatkan tubuhnya. Sebelumnya Iqbaal menutup pintu balkon dan mengajak (Namakamu) ke tempat tidur. Lagian udara malam tidak baik .

Mereka duduk sambil menyandar pada kepala ranjang. Tangan Iqbaal mengusap perut (Namakamu) yang kini sudah terlihat. Usia kandungnya sudah 4 bulan. Dan selama itu mereka baru sekali ke dokter ketika usinya masuk bulan keempat.

(Namakamu) juga masih sekolah, meskipun pertumbuhan tubuhnya terlihat jelas. Bahkan sahabat-sahabatnya selalu bertanya kenapa, tapi (Namakamu) menjawab bahwa ia gendutan saja.

"Gak papa kok, sayang."

"Ta-tadi ... kamu nendang kursi."

Iqbaal tersenyum tipis. Tangannya mencakup pipi (Namakamu) yang kini terlihat bersisi. Lalu mengecup bibirnya.

"Jangan dipikirkan, ya. Yang harus dipikirin kesehatan baby kita," ucap Iqbaal mengelus perut (Namakamu).

"Udah minum susu?" tanya Iqbaal. (Namakamu) mengangguk. "Yaudah, sekarang kita tidur."

"Tapi bener kamu gak papa?"

Iqbaal menggeleng sambil tersenyum. Menuntun (Namakamu) untuk berbaring dan memeluknya. Cowok itu pun mengelus punggung (Namakamu) agar cepat tidur.

Limabelas kemudian Iqbaal merasakan bahwa (Namakamu) sudah tertidur pulas. Dengan pelan-pelan Iqbaal menarik tangan kanannya yang dijadikan bantal. Mengecup keningnya lamat-lamat, lalu mengambil jaket serta kunci motornya.

*****

Iqbaal memarkir motornya begitu saja. Di luar ada tiga orang yang sedang merokok. Cowok itu hanya mengabaikan walaupun mereka menyapanya. Di dalam semakin ramai lagi, hampir semuanya merokok.

"Kejedot apa tuh pala," sindir Aldi dengan senyuman sinisnya.

Tapi lagi-lagi Iqbaal mengabaikannya dan duduk di samping Nichol. Walaupun Iqbaal tetap memaksakan dengan keramaian di basecamp, tetep saja pikirannya melayang ke rumah. Dia takut (Namakamu) terbangun dan mencarinya.

Nichol memberikan kaleng minuman pada cowok itu, dan Iqbaal menerimanya masih dalam keadaan diam.

"Ikut gue," ucap Nichol. Cowok itu membawa Iqbaal ke kamar yang biasa mereka pakai untuk tidur.

Young Parents [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang