》PART 6

3.1K 345 37
                                    

Sorry for typo

🐸🐸🐸

Saat sampai di ruang kesehatan, ia mengusir dengan kasar dua orang gadis yang sedang piket. Iqbaal membaringkan (Namakamu) di salah satu brankar. Cowok itu juga menarik selimut sebatas perutnya. Lalu Iqbaal menghampiri Nichol dan langsung memukulnya.

"Bangsat!"

Amanda yang baru saja mengunci pintu, terkejut bukan main ketika Iqbaal menyerang Nichol tiba-tiba. Cewek itu segera menghampiri mereka dan menjauhkan Nichol dari Iqbaal.

Tenaga seorang cewek memang tidak sebanding dengan cowok, Amanda sampai kewalahan. Sedangkan Nichol, cowok itu hanya diam kecuali untuk menghindar. Tapi tetap saja cowok itu terkena pukulan Iqbaal.

"Baal, lo apa-apaan sih!" bentak Amanda yang tidak tahan, akhirnya dia bisa mendorong Iqbaal.

"Ini semua ulah kalian kan? Ngaku anjing!" Nafas Iqbaal memburu, antara lelah dan amarahnya yang kini sedang meledak. Iqbaal juga merasa sangat kecewa dengan sahabatnya yang ia telah percayai.

"Lo jangan nuduh kita gitu aja," bantah Amanda yang ikut emosi.

"Yang tau masalah ini cuma lo berdua. Kalo bukan salah kalian, siapa lagi hah?"

"Baal, mending lo duduk tenangin diri dulu. Baru kita omongin," kata Nichol sambil menahan rasa ngilunya.

Mereka sama-sama duduk, Amanda dan Nichol di brankar yang satunya lagi sedangkan Iqbaal malah duduk di lantai sambil menutup wajahnya. Setelah tenang Iqbaal kembali menatap teman-temannya.

"Jadi siapa kalo bukan kalian? Di sekolah yang tau cuma kalian aja. Dan kejadian ini ada setelah gue kasih tau ke kalian."

"Kalo emang iya kejadian ini bareng sama lo ngasih tau kita, tapi lo gak usah nuduh kita tanpa bukti!" Nichol menenangkan Amanda agar diam. Dan dirinya akan memberi pengertian pada cowok itu.

"Wajar kalo lo nuduh ke kita tanpa bukti, karena kejadian ini emang barengan saat lo abis cerita masalah ini sama gue. Tapi gue berani bersumpah, Baal. Gue gak ada punya niatan buat nyebarin ini."

"Terus siapa yang nyebarin berita ini?" Iqbaal mengacak-acak rambutnya kesal. Dia melirik (Namakamu) yang masih belum sadar. Sekarang hanya isterinya yang sedang ia takutkan akibat kejadian ini.

"Tapi lo yakin gak pernah cerita masalah ini selain ke kita?" tanya Nichol yang mendapat gelengan dari Iqbaal. "Lo kenal sama cewek yang tadi?"

"Nggak. Emang dia siapa?"

Nichol melirik Amanda juga bertanya soal itu. Cewek itu mengangguk. "Setau gue dia Steffi dari kelas IPS. Satu angkatan sama kita," ucap Amanda.

"Lo pernah ada hubungan sama dia, Baal?" tanya Nichol lagi dan jawabannya sama.

"Ini aneh. Iqbaal gak kenal sama dia, apalagi (Namakamu) mana mungkin. Jelas ini ada orang lain," tebak Amanda.

Iqbaal mengambil handphonenya yang bergetar. Dia mendapat pesan dari wali kelas untuk ke ruang guru bersama (Namakamu). Tapi keadaan perempuan itu sedang tidak baik, Iqbaal tidak akan membawanya.

"Siapa?"

Iqbaal menatap Nichol, terlihat tatapan itu begitu frustasi. "Bu Nanda nyuruh ke ruang guru. Tapi gue gak mau bawa (Namakamu)."

"Yaudah lo pergi aja sana. Biar (Namakamu) dijagain sama Amanda. Gue juga mau cari tahu siapa dalang dari kejadian ini."

"Gue minta tolong sama lo berdua, jagain (Namakamu). Kalo gue belum balik tapi dia udah sadar, bawa pulang aja. Di rumah gue lebih aman," perintah Iqbaal yang langsung disanggupi oleh dua orang itu.

Young Parents [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang