》PART 22

2.6K 354 78
                                    

Sorry for typo. Kalo ada dikasih tau

🐸🐸🐸

Berbulan-bulan (Namakamu) mulai bisa menerima statusnya yang sekarang. Kini hidupnya lebih baik tanpa ada bayang-bayang Iqbaal. Ghibran telah mengetahui kalau dirinya sudah cerai dengan lelaki itu.

Minggu ini (Namakamu) ingin merayakan hari ulang tahunnya dengan Amanda dan juga Meri. Tidak meriah, hanya ingin berkumpul saja dengan teman-temannya.

(Namakamu) telah menyiapkan beberapa cemilan untuk mereka nanti. Di usianya yang sudah 23 tahun, (Namakamu) tidak berharap kado ulang tahun. Beberapa tahun ke belakang pun ia sudah tak mendapatkannya.

"Ma, tante Meri udah dateng," ucap Ghibran datang dari ruang depan.

"Iya, sayang. Iban bantuin Mama bawa ini."

"Siap, Mama."

Mereka menghampiri Meri beserta anak lelakinya yang beda 3 tahun dari Ghibran. Mereka baru beberapa kali bertemu tapi sudah sangat dekat.

"Makasih mbak udah dateng."

"Gak papa, (Nam). Lagian kita kan lagi libur."

"Diminum dulu, mbak."

"Nanti aja deh. Katanya bakal ada temen kamu. Gak enak kalo mbak duluan."

Terdengar deruan mobil berhenti di depan rumah. Ghibran dengan semangat berlari keluar diikuti Azil, anak Meri. Seorang wanita cantik turun dari mobil membawa gadis kecil berkuncir dua. Dua bocah bersalaman dengan wanita itu.

"Mana yang namanya Iban?"

"Aku tante." Ghibran mengangkat tangannya sambil menyengir.

"Kalo ini siapa?"

"Azil."

"Loh kok ngobrol di depan. Ayo masuk," ajak (Namakamu) berada di lawang pintu.

Amanda menghampiri (Namakamu) dan bercepika-cepiki. "Happy birthday, (Nam)."

Wanita itu tekekeh. "Kamu mah kayak kita masih anak SMA aja. Tapi makasih."

Kedua wanita cantik itu masuk. (Namakamu) membiarkan pintunya terbuka. Amanda juga berkenalan dengan Meri, mereka cepat akrab. Begitu juga dengan parah bocah, Putri yang berumur 2 tahun sangat senang bermain dengan dua laki-laki tampan.

"(Nam), gue penasaran sama hubungan lo sama Iqbaal," ucap Amanda.

Sejujurnya (Namakamu) tidak ingin membuka luka yang baru saja sembuh. Tapi dari masa SMA Amanda orang terpercaya dan selalu memberi solusi dengan masalahnya.

"Aku udah cerai tiga bulan yang lalu."

"Jadi, baru?" Amanda terkejut.

"Iya. Waktu kita bertemu di restoran itu, Iqbaal baru di Indonesia. Iqbaal juga udah nyerahin surat cerai, tapi disembunyiin sama Ayah."

"Gue masih gak nyangka deh. Si bajingan itu kenapa bisa gini sama lo. Waktu jaman sekolah dulu, posesif amat sama lo."

Lagi-lagi (Namakamu) tekekeh. Jika mengingat masa pacaran dulu Iqbaal memang posesif. Sangat perhatian dan penuh dengan janji.

"Iqbaal kan punya istri baru. Sekarang aja istrinya lagi ngandung tujuh bulan."

"Sumpah ya itu laki. Kena pelet apa gimana sih."

Meri menepuk paha Amanda membuat wanita itu terkejut. "Emang di luar negeri ada dukun?" Meri tertawa pelan.

"Orang luar, ya?" tanya Amanda.

Young Parents [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang