"INI SEMUA TUH GARA-GARA LO! PUAS LO?! PUAS LIAT GUANLIN MATI?!" bentak Jeno penuh emosi, dia menunjuk-nunjuk wajah Hyunjin dengan jari telunjuknya. Wajahnya terlihat murka.
Siapa yang tidak terkejut dengan berita kematian Guanlin di pagi hari begini?
Awalnya Haechan dan Jeongin biasa saja saat bangun tidur. Keduanya melihat Guanlin yang tidur dengan kepala yang ditutupi dengan bantal, Guanlin memang suka tidur dengan posisi seperti itu. Tapi semakin kesini, ada yang terasa ganjal. Biasanya kalau ada kebisingan sedikit Guanlin bisa langsung bangun. Saat Haechan dan Jeongin berdebat kecil, Guanlin tidak memberikan respon apa-apa. Dia masih diam dengan posisi yang sama.
Haechan dan Jeongin pun mendekat, berniat untuk membangunkan Guanlin.
Tapi saat bantal di singkirkan, wajah Guanlin terlihat pucat pasi, mulutnya terbuka seolah sedang mengais nafas.
Dengan panik Jeongin mengecek denyut nadi anak laki-laki itu. Tapi nihil, Guanlin sudah tiada.
Dan Jeno percaya betul sekarang, bahwa kematian Guanlin ada hubungannya dengan situs terlarang itu.
Terlebih Jeno juga tahu, kalau kematian Jungwoo dan Doyoung kemarin juga diduga berhubungan dengan situs itu.
"INI SEMUA GAK AKAN TERJADI KALAU ELO GA NGOMONGIN SITUS ITU!"
"JEN! UDAH!" Soobin mencoba untuk menahan Jeno.
Kalau sampai terjadi baku hantam, masalahnya akan semakin panjang.
Lagipula tidak baik bertengkar di hari kepergian teman sendiri.
Jeno menghembuskan nafas kasar, mencoba menetralkan emosinya.
Sementara yang lain hanya diam menunduk. Mereka semua masih sangat terkejut. Padahal kemarin Guanlin masih baik-baik saja, masih bergabung dengan mereka, bercanda, tertawa, dan saling berbacot ria.
Mereka semua sedang berada di kamarnya Jeno. Pemakaman Guanlin baru saja selesai dilaksanakan. Karena intruksi Jeno, mereka semua jadi berkumpul disini.
"Terus sekarang nasib kita gimana?" tanya Felix pelan. Dia tidak mau mati.
"Gue gatau, lix," pelan Jeno, mengusap wajahnya frustasi.
"Denger ya, lo semua gabisa nyalahin gue dong. Terutama elo, Jen. Gue juga ikut ngeliat itu situs! Gue juga terancam mati!" ucap Hyunjin, merasa tidak terima karena dirinya terus di salahkan.
Dia kan juga tidak tahu!
Haechan emosi, dia bangkit dari duduk dan mengambil nafas panjang sebelum membalas ucapan Hyunjin, "berantem sekarang gak akan ada gunanya! Mending kita pikirin jalan keluarnya aja kalau gamau nyawa kita melayang satu persatu! Lagian belum tentu juga kan, Guanlin meninggal karena-"
"JELAS-JELAS MATINYA ANEH. YA PASTI KARENA SITUS SIALAN ITU LAH!" sela Jeno.
"YA TERUS LO NGAMUK-NGAMUK GINI BAKAL BISA BIKIN GUANLIN BERNYAWA LAGI, HAH?!!"
Renjun menatap Haechan sedikit kagum, pasalnya ini kali pertamanya Haechan bersikap dewasa. Biasanya Haechan susah di ajak serius.
"Udah udah!!!" lerai Baejin.
"Sekarang Haechan sama Jeongin, mending ceritain gimana ceritanya kalian bisa tau si Guanlin udah ngga ada," lanjutnya.
"Kita gatau pasti karena apa, karena pagi-pagi posisi dia juga udah kaya gitu," ucap Jeongin.
"Dia kaya dibekep pake bantal gitu ga sih Jeong posisinya? Gue sih mikir gitu. Tapi coba aja nih ya lo semua fikir, kalo Guanlin meninggal gara-gara dibekep bantal berarti ada yang masuk ke dalam kamar gue sama Jeongin?"
Semua orang mengangguk ketika mendengar asumsi yang baru dikeluarkan oleh Haechan.
"Tapi kita ga nemuin tanda-tanda kamar kita di bobol, kan? Jendela dikunci, pintu kamar juga." Balas Jeongin.
"Setan fiks yang bunuh Guanlin." Celetuk Jaemin.
"Emang setan bisa megang bantal? Setau gue setan itu transparan." Ucap Han dengan polosnya.
"Kayanya sih ada yang bisa ada yang ngga."
"Ck, pokoknya gue semakin yakin ini berhubungan sama itu situs." tegas Jeno, intonasi suaranya sudah menurun. Mungkin dia sudah berhasil mengontrol emosinya.
Kini semua orang menatap ke arah Jeno. Ada yang setuju, ada yang tidak. Soobin, Han dan Renjun masih percaya bahwa situs itu bukan malaikat pencabut maut. Haechan, Jeno, Jeongin, Felix, Hyunjin dan Jaemin sudah percaya. Tetapi Baejin, anak laki-laki itu hanya diam seribu bahasa.
Ingat kan, Baejin adalah satu-satunya orang yang tidak melihat situs itu?
Dia terlihat tenang.
Meskipun wajahnya terlihat tenang, otaknya sedang berfikir keras. Sebab dia merasakan sebuah kejanggalan yang mungkin tidak dirasakan oleh teman-temannya yang lain.
"Eh, tapi.." Jeongin buru-buru mengeluarkan ponselnya. "Kemarin gue dapet pesan random dari orang, dia ngirimin pict bantal. Menurut kalian ini ada hubungannya ga?"
Segera ia tunjukan room chatnya dengan nomor tidak di kenal yang mengirimi foto bantal kemarin sore.
"Wah, kayanya kita beneran di teror deh." celetuk Jaemin.
"Aneh ga si, yang dikirimin foto Jeongin, masa yang di bunuh Guanlin?"
Jeno mendesis, "ini pasti ulah dari seseorang."
Ting!!
Ponselnya Hyunjin berdenting, membuat seluruh perhatian tertuju ke arahnya. Dengan wajah kesal, Hyunjin merogoh kantong celananya dan mengeluarkan benda pipih itu dari sana.
Keningnya mengernyit ketika membaca pesan. Terlebih pesan itu dari nomor tidak dikenal.
Uknow : 00.00
Uknow : GoneWhat the hell?
KAMU SEDANG MEMBACA
Restricted site? ;; Ft. 00Line ✔
Hayran Kurgu[√] "katanya, kalo buka situs itu, orang yang bukanya bakalan mati."