Lisa mengguncang tubuh Jungkook yang masih terlelap. Membuat kekasihnya itu berdecak kecil lantas membuka matanya.
"Ada apa?"
"Aku harus pulang, Kook-ah. Eomma mencariku," ucap Lisa.
"Kenapa sepagi ini? Tidak bisa nanti siang saja?" Jungkook menggumam, matanya hampir menutup lagi.
"Kau pikir sekarang pukul berapa, hah? Lihat itu, matahari sudah di atas kepalamu, masih berani bilang pagi?" Lisa berdecak.
Perlahan Jungkook membuka matanya, menatap jendela. Benar, ini sudah terlalu siang untuk disebut pagi.
"Mau kuantar?"
"Menurutmu kenapa aku membangunkanmu? Tentu saja kau harus mengantarku."
Jungkook terkekeh sejenak, sebelum akhirnya bangkit dan menyambar handuk. Tidak mungkin, kan, mengantar gadisnya dalam keadaan belum mandi?
Jungkook sedang berusaha mengambil hati orangtua Lisa, terutama ayahnya. Mereka tahu profesi Jungkook karena pemuda itu juga tidak berniat menyembunyikan pekerjaannya. Tentu saja Jungkook tidak mendapatkan restu pada awalnya. Memangnya orangtua mana yang rela anaknya bersanding dengan pembunuh?
Tapi Jungkook terus meyakinkan mereka untuk menerimanya, bilang kalau dirinya akan segera berhenti dari pekerjaan haram itu. Laiknya batu yang terus ditetesi air, ibu Lisa perlahan mulai luluh dengan kesungguhan Jungkook. Tapi ayahnya masih terus memantau Jungkook. Siap menebas leher pemuda Jeon itu jika berani-berani membuat putrinya terancam bahaya.
"Aku tidak bisa mampir, Sayang." Jungkook mematikan mesin mobilnya tepat di depan rumah Lisa.
"Kenapa? Tidak mau bertemu Eomma dulu?"
Jungkook menggeleng pelan, menunjukkan tangannya yang terbalut perban. "Bagaimana bisa menemui mereka dengan keadaan begini?"
"Ah, benar juga." Lisa membenarkan. "Kalau begitu, jangan lakukan lagi. Menyebalkan."
"Satu misi lagi, setelah itu aku benar-benar berhenti. Oke, cantik?"
Mau tidak mau, Lisa mengangguk saja. "Hanya satu misi. Lebih dari itu, aku tidak mau bicara denganmu lagi."
"Siap, bos. Sudah sana, Eomma pasti sudah menunggu. Sampaikan salamku pada calon mertua, ya," ucapnya.
"Calon mertua kepalamu!" Lisa mendengus, kemudian turun dan segera masuk ke rumahnya.
Jungkook menatap punggung Lisa hingga menghilang di balik pintu. Mendesah ketika teringat percakapan terakhir antara dirinya dengan ayah Lisa beberapa waktu lalu. Membuatnya ingin segera berhenti dari pekerjaannya.
"Jeon Jungkook." Suara Tuan Park menggema di ruangan besar itu.
Jungkook mendongak, takut-takut menatap ayah dari gadis yang dicintainya itu.
Tuan Park memegang pundak Jungkook. Tidak kencang, namun cukup membuat Jungkook merasa terintimidasi.
"Saya tahu kamu mencintai anak saya, bahkan mungkin lebih dari dirimu sendiri."
Lalu tangannya diturunkan, beralih dimasukkan ke saku celana. "Tapi saya tetap seorang ayah yang menginginkan hal terbaik untuk putri saya. Termasuk, jodohnya."
Jungkook mencelos. Ia mulai paham kemana arah pembicaraan ini.
"Park Jimin. Saya akan menjodohkan Lisa dengan Jimin, kalau kamu tidak segera berhenti dari profesimu itu. Saya tidak membenci kamu, Jungkook, sungguh. Tapi saya paham, risiko pekerjaanmu adalah kebencian dari seluruh dunia. Saya tahu ancaman-ancaman yang akan terjadi padamu, pada keluargamu. Saya hanya tidak mau anak saya menderita, menjadi korban dari sesuatu yang bukan kesalahannya. Kamu paham maksud saya, Jungkook?"
Dengan berat hati Jungkook menganggukkan kepalanya. Tuan Park sepenuhnya benar. Ketika nantinya Jungkook membawa Lisa dalam lingkar kehidupannya, maka ia juga menyeret Lisa dalam masalah. Membawa Lisa pada ujaran-ujaran kebencian yang tertuju padanya.
"Saya akan berhenti dari pekerjaan ini secepatnya, Ahjussi, saya akan membawa Lisa menjauh dari tempat ini. Membangun keluarga kecil yang damai. Hanya ada saya, Lisa, dan anak-anak kami nantinya," ucap Jungkook.
"Saya percaya. Saya tahu kamu orang yang bisa diandalkan. Tapi masalahnya sekarang adalah, saya takut Lisa akan terluka selama kamu belum berhenti dari pekerjaanmu. Jungkook, saya tetap memberimu kesempatan. Tapi maaf, saya juga memberi Jimin kesempatan untuk merebut hati putri saya."
Dan pembicaraan berat itu berhenti disana. Dengan Jungkook yang terdiam mencerna seluruh perkataan Tuan Park. Dengan Jungkook yang tenggelam dalam dunianya sendiri. Mengabaikan fakta bahwa Tuan Park sudah jauh meninggalkannya di depan, hingga tersisa Jungkook sendirian bersama kecamuk dalam kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] DARK | LIZKOOK
FanfictionBagaimana rasanya menjadi kekasih dari seorang pembunuh bayaran? Menahan kekhawatiran setiap kali misi terlarang dikumandangkan? Tanyakan pada Lisa. Lisa merasakannya. Menjadi kekasih seorang pembunuh bayaran ulung bernama Jeon Jungkook. Harus menah...
![[✔] DARK | LIZKOOK](https://img.wattpad.com/cover/224204689-64-k516105.jpg)