Mohon maaf karena satu dan lain hal, yang harusnya update kemarin diundur jadi hari ini.
Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan comment 😙
Yoongi merebahkan Jungkook di atas brankart, dibantu oleh Seokjin dan Namjoon. Beruntung sekali tidak ada Lisa hari ini, karena jika ada, Yoongi pasti sudah dibuat pusing oleh ocehan-ocehan yang keluar dari bibir Lisa.
"Ada apa dengan Jungkook, Yoon?" Dokter Lee datang setengah berlari, melepas jaket kulit yang dikenakan Jungkook hingga terpampang nyata luka sobek yang cukup besar di lengan Jungkook.
"Bocah ini selalu melakukan apapun semaunya. Kuserahkan dia padamu, Dokter."
Yoongi melangkah keluar diikuti Seokjin dan Namjoon di belakangnya, membiarkan Dokter Lee melakukan tindakan pada Jungkook. Tidak ada yang tidak cemas, hanya saja mereka cukup lihai menyembunyikannya.
"Bisa ceritakan apa yang terjadi, Yoon?" Seokjin mendekat, menepuk pelan pundak Yoongi.
"Ini salahku, Hyung. Kalau saja aku peka jika Taehyung mengikuti mobilku, mungkin Jungkook tidak akan berakhir seperti ini. Maafkan aku."
Namjoon berdiri di ambang pintu, mendengarkan semua yang Yoongi katakan. Menarik satu kesimpulan dari cerita Yoongi. Benang merah dari apa yang terjadi malam ini.
"Jungkook akan baik-baik saja, Yoon. Uri Jungkookie yang kuat dan mengagumkan." Seokjin berujar lirih, mengusap pelan pundak Yoongi.
Desah napas terdengar lirih dari belah bibir Yoongi. Ada selentik rasa bersalah yang menggelayut rongga dadanya. Tersemat rasa khawatir meski tidak ia tunjukkan terang-terangan.
Yoongi marah, pada Jungkook yang selalu melakukan apapun tanpa pikir panjang untuk mereka yang sudah dianggap sebagai keluarga. Yoongi marah, pada Taehyung yang seenak hati melukai adiknya. Yoongi marah, pada dirinya sendiri yang dirasa terlambat menyusul mereka berdua.
****
Semilir angin berhembus lembut, menyibak tirai yang menjadi penghalang. Gerimis yang turun sejak semalam belum juga reda. Jungkook sudah sadar sejak dua jam yang lalu, terus merengek pada Seokjin agar diperbolehkan kembali ke kamarnya sendiri.
"Dimana Yoongi Hyung? Apa dia baik-baik saja?"
"Berhenti memikirkan orang lain dan coba pikirkan dirimu sendiri."
Jungkook terkejut saat Yoongi yang masih mengenakan piyama mendadak muncul di ambang pintu.
"Ada apa denganmu? Apa bayi kecil ini sedang gencar-gencarnya mencari perhatian?"
Seokjin beranjak pergi, meninggalkan ruang untuk Yoongi bicara berdua dengan Jungkook. Mereka butuh bicara, itu yang Seokjin yakini. Maka dengan kesadaran diri, pria itu memilih undur diri dan menghampiri istrinya yang sibuk menyiapkan makanan di dapur.
"Kenapa kau selalu melakukan hal-hal berbahaya sesukamu, Jung? Apa kau tidak tahu betapa khawatirnya aku saat kau ada dalam bahaya? Biar bagaimanapun, meski kita tidak sedarah, aku tetap ikut membesarkan dan merawatmu. Aku juga ingin menjadi kakak seutuhnya untukmu, bukan sekadar status tidak jelas begini."
Rintik hujan berperan menjadi melodi dalam percakapan. Menambah getir dalam dada kala kata demi kata keluar dari bibir Yoongi.
"Hyung..."
"Kami semua menyayangimu, kami hanya tidak ingin terjadi hal-hal buruk terhadapmu meski kami sepenuhnya sadar, ini adalah risiko dari kehidupan yang kau pilih. Ini risiko dari pekerjaan yang kau geluti. Tapi biar bagaimanapun, kau tetap adik kecil kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] DARK | LIZKOOK
FanficBagaimana rasanya menjadi kekasih dari seorang pembunuh bayaran? Menahan kekhawatiran setiap kali misi terlarang dikumandangkan? Tanyakan pada Lisa. Lisa merasakannya. Menjadi kekasih seorang pembunuh bayaran ulung bernama Jeon Jungkook. Harus menah...