12 | Mine

5.4K 609 16
                                    

Manik mata Lisa masih menatap lamat-lamat perempuan bersurai burgundy yang tadi menarik atensinya. Perempuan cantik bersuara lembut, membuat Lisa hampir-hampir tidak percaya jika perempuan di hadapannya ini adalah calon kekasih Park Jimin.

Namanya Park Chaeyoung, tapi lebih kerap disapa Rosé. Sengaja datang untuk mencari Jimin. Gila, memang. Dan Jimin lebih gila lagi karena menyuruhnya datang ke markas berbahaya mereka.

"Aku minta maaf, tapi tempat ini satu-satunya tempat dimana aku bisa bertemu dengan Chaeyoung tanpa penghalang apapun." Raut wajah Jimin tampak memelas, membuat Jungkook tidak jadi memarahinya.

"Jadi dia yang kau ceritakan padaku tempo lalu?"

Jimin mengangguk, sebelah tangannya menggenggam jemari Chaeyoung yang kini tengah menundukkan kepala.

"Aku masih tidak percaya dia pengedar narkoba," celetuk Lisa, tatapannya sama sekali tak lepas dari Chaeyoung. Seolah menemukan sesuatu yang baru.

Netranya menelisik, mengagumi kontur wajah Chaeyoung yang terpahat sempurna. Suaranya lembut mendayu-dayu, membuat Lisa sama sekali tidak bisa percaya jika perempuan di hadapannya ini seorang pengedar. Ah, ayolah, wajahnya itu benar-benar tidak cocok untuk dijadikan buronan.

"Sayangnya aku memang pengedar, Lisa-ssi," ujar Chaeyoung tenang.

Jemari lentik milik Chaeyoung terangkat, bermain-main di pipi Jimin, kemudian turun ke rahangnya.

"Mereka memukulimu lagi, hm?"

"Ah... apa kau sudah makan?" Jimin mengalihkan pembicaraan, menggenggam tangan Chaeyoung yang masih menyusuri setiap jengkal wajahnya.

"Jangan mengalihkan pembicaraan," sergahnya.

Jimin menghela napas. "Iya."

"Lakukan saja apa yang diinginkan ayahmu, Jim. Kau memang tidak seharusnya bersamaku. Kita adalah kesalahan, meski perasaanku padamu tidak pernah salah." Chaeyoung mengusap pelan bahu Jimin dengan sebelah tangannya yang bebas.

"Kau tahu, mereka menjodohkanku dengan Lisa," ucapnya.

Chaeyoung melotot, pandangannya seketika ia alihkan pada Lisa yang kini tengah bersandar di bahu Jungkook.

"Tapi bagaimana bisa aku menghabiskan sisa hidupku dengannya sementara aku jelas-jelas hanya mencintaimu?"

"Mereka akan semakin menyiksamu kalau kau terus bersamaku, Jim. Orang terpandang sepertimu, tidak sepantasnya bersama manusia kotor sepertiku."

"Persetan, Chae. Mereka tidak tahu apa-apa, mereka hanya tahu uang dan kekuasaan. Kita kawin lari saja."

"Habis dipukul otakmu jadi bergeser, ya?" sinis Chaeyoung. Ia lepaskan genggaman tangannya dari Jimin.

Jimin tertawa. "Serius, Chae, aku akan membawamu kabur."

"Park-Bucin-Jimin, maaf mengganggumu, tapi kau bisa gunakan ruang khusus untuk pacaran. Jangan menyakiti mata dan telingaku dengan kalimat-kalimat cheesymu itu."

Jungkook mendengus, melemparkan tatapan malas pada Jimin yang hanya dibalas pelototan oleh yang bersangkutan.

"Kau sendiri sejak tadi bermesraan dengan Lisa, dan aku tidak protes. Kenapa sekarang sirik sekali?"

"Berisik, Jim."

"Panggil aku Hyung!"

Jungkook menggeleng. "Aku tidak mau memanggil Hyung pada orang yang lebih pendek dariku. Jangan harap."

"Kelinci buntal sialan."


****

Ada beberapa hal yang tidak bisa Jungkook ingat. Keping-keping masa lalunya yang menghilang begitu saja. Mengabur bersama waktu. Hanya beberapa kenangan yang bisa diingatnya. Tentang Somi, tentang pertemuan pertamanya dengan Seokjin, dan tentang awal mula pertemuan yang tidak bisa ia lupakan hingga sekarang.

[✔] DARK | LIZKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang