Ada sesak yang merambat, yang tak mampu dijabarkan lewat lisan. Ada yang patah, ada yang hilang, ada yang tidak tergantikan. Pada kelopak sakura yang berguguran untuk kesekian kalinya, lagi-lagi aku hanya sendirian.
Aku sudah berhenti dari dunia gelapku, seperti katamu. Aku membuang nama Rosè dan melanjutkan hidup sebagai Park Chaeyoung, seperti keinginanmu.
Dunia mungkin berubah, waktu terus berjalan, dan aku melangkah semakin jauh. Tapi bahkan sejauh apapun aku berlari, aku masih tetap merasakan hadirmu.
Aku melepaskan segalanya di Seoul, membuka lembaran baru di Negeri Sakura. Kau bilang, ingin membawaku kemari, kan? Katamu, kita hidup disini saja setelah menikah. Tapi bahkan kau pergi sebelum melamarku. Coba jelaskan bagian mana yang tidak sakit dari itu?
Jimin Oppa, sudahkah kukatakan kalau dirimu adalah sumber kebahagiaanku? Aku, manusia statik ini mana pernah mengenal cinta sebelum bertemu denganmu.
Lalu aku membuktikan bahwa aku serius hanya mencintaimu. Enam bulan setelah kau pergi, aku mengunjungi sebuah panti asuhan di daerah Gangnam. Aku mengadopsi seorang bayi mungil yang masih berusia dua bulan. Aku menamainya Sakura Park, nama yang kau siapkan untuk anak perempuan kita nanti. Begitu, kan, katamu? Jadi, aku mewujudkannya. Mewujudkan mimpi terakhirmu yang tak mungkin tersampai.
Dua tahun kemudian aku membawanya ke Jepang. Menetap disini dan memulai lembar baru kehidupan sebagai ibu dan anak. Hanya berdua, karena aku tidak berniat untuk menikah selain denganmu. Biar saja Sakura hanya tahu aku sebagai ibunya, dan kau ayahnya. Iya, biar seperti itu saja. Aku mungkin sedikit membumbui cerita kita, berkata padanya kalau kau pergi sebelum sempat melihatnya. Nanti, setelah dia dewasa dan paham arti hidup, aku akan mengatakan sejujurnya.
Tapi biarlah begini dulu, Oppa. Biar aku merasakan mimpi kita yang tak mungkin bisa diraih. Biar aku merasakan bagaimana menjadi ibu dari anakmu.
Aku mencintaimu, dan Sakura adalah bentuk nyata dari perasaanku. Aku merawatnya sepenuh hati, membesarkannya dengan penuh cinta meski harus tertatih. Aku selalu membawa namamu dalam setiap percakapan kami, menanamkan dalam dirinya jika kau memang benar ayahnya. Sedikit berlebihan, mungkin. Tapi aku tidak tahu lagi.
Aku hanya ingin tetap mengenangmu, mencintaimu seperti kau masih di sisiku. Karena sungguh, kepergianmu masih menyisakan luka yang terlalu sulit kusembuhkan.
Terima kasih karena telah membawaku kembali ke jalan yang benar. Terima kasih karena pernah mencintaiku dengan begitu indah. Terima kasih karena pernah hadir dalam hidupku, mengajarkanku apa itu cinta, membawaku keluar dari jalur yang tak semestinya.
Mungkin memang sakit, mungkin memang aku tidak akan bisa lupa. Tapi aku menikmati setiap momen kita meski singkat. Aku menikmati bagaimana kau berusaha menemuiku di hari-hari tertentu. Aku menikmati segala afeksi yang kau berikan.
Jadi sekarang, biarkan aku melimpahkan seluruh cinta pada Sakura seperti yang pernah kau lakukan padaku. Minggu depan aku akan pergi ke Seoul untuk kunjungan dinas, aku akan membawa Sakura turut serta. Kami akan mengunjungimu.
Tunggu kami, ya, Appanya Sakura?
___
Dear Chaeyoung
Hai Chae, kekasihku, calon istri masa depanku, cintaku, hidupku, duniaku.
Maaf, aku tidak bisa menepati janjiku untuk terus bersamamu. Maaf, aku ingkar untuk menua bersamamu. Maaf, pada akhirnya aku menyerah atas segala yang ada.
Aku mencintaimu, itu sudah tidak diragukan lagi.
Chae, hiduplah dengan baik, ya? Perempuan secantik dirimu tidak seharusnya menjadi pengedar narkoba. Carilah pekerjaan lain, aku hanya tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk terhadapmu karena inilah satu-satunya caraku untuk menjagamu.
Nanti, suatu hari, bersandinglah dengan laki-laki yang baik pula. Yang bisa menjagamu, mencintaimu, dan tidak meninggalkanmu seperti aku. Sekali lagi maafkan aku yang tidak bisa menemanimu hingga akhir. Tapi yang kau tahu, aku mencintaimu sampai mati.
Aku mungkin akan merindukanmu nanti. Tapi, hiduplah lebih lama, ya. Cari pasangan, menikah, lalu punya anak yang lucu, nanti kenalkan padaku. Jangan lupakan aku, ya?
Chae, aku akan menunggumu disini. Tapi jangan buru-buru. Aku tidak kemana-mana, kok. Nikmati dulu hidupmu, baru nanti kau boleh menyusulku. Jaga dirimu, ya. Aku mencintaimu.
With love,
Park Jimin____
Eyyoooo... tinggal epilog kan ya, hehe. Siap-siap, ya :) btw, siapa nih yang belum mampir ke kosan? Yang belum ketemu anak kosanku yang lucu-lucu, ehe. Yang belum mampir, yuk mampir. Kenalan sama pak dokter dan antek-anteknya, hehe.
Dahlah, byebye ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] DARK | LIZKOOK
FanfictionBagaimana rasanya menjadi kekasih dari seorang pembunuh bayaran? Menahan kekhawatiran setiap kali misi terlarang dikumandangkan? Tanyakan pada Lisa. Lisa merasakannya. Menjadi kekasih seorang pembunuh bayaran ulung bernama Jeon Jungkook. Harus menah...