Memories of You (Part 2)

825 73 2
                                    

"Ini beneran buat Thal?" Mata gadis itu berbinar-binar saat mendapati sebuket bunga yang diarahkan Jeno padanya. 

"Iya," sahut Jeno seraya mengangguk. Thal tersenyum lebar. Jeno memberikan Thal bunga mawar putih, yang kalo kata orang memiliki arti kesetiaan. 

"Harum banget kayak Jeno," ujar Thal seraya mencium aroma mawar putih tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Harum banget kayak Jeno," ujar Thal seraya mencium aroma mawar putih tersebut. Jeno lagi-lagi tersenyum. Tapi, kali ini ia tersenyum jahil, sambil mengendus ketiaknya sendiri. 

"Padahal Jeno belum mandi dari pagi, terus langsung latihan. Hahaha." 

"Jorok banget ih, Jen!" Thal bergidik jijik menanggapi gurauan Jeno. 

"Ya enggaklah, Thal. Masa mau jemput pacar, Jeno belum mandi," kata Jeno seraya memasang topi dan membuka pintu mobil untuk Thal. 

Thal terdiam beberapa detik saat mendengar Jeno menyebut 'pacar'. Ini gue lagi nggak mimpi kan? gumam Thal dalam hati. Jeno beneran menganggapnya sebagai pacar? 

"Jen...maksud kamu pacar...?" Dengan hati-hati, Thal bertanya karena ingin mendengar penjelasan dari Jeno. 

"Iya, pacar. Thal kan sudah menerima bunga dari Jeno," balas Jeno santai. 

"Terus...?" Degup jantung Thal semakin berdetak dan menggila. 

"Artinya, Thal pacar Jeno," kata Jeno diikuti lekuk senyum di bibirnya. Tubuh Thal terasa lemas, jiwanya serasa diangkat ke surga mendengar kata-kata manis itu. 

Jeno meraih tangan Thal, kemudian mengusap-usap jemari mungil Thal. Thal tersenyum malu saat melihat ke tangannya sendiri yang mulai diselipkan jari jemari besar Jeno. 

"Jen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jen..di sini banyak orang..." bisik Thal. Kakinya menjinjit untuk berbisik ke telinga Jeno. Laki-laki itu melebarkan kakinya agar ia bisa selaras dengan posisi berdiri Thal. 

"Emangnya kenapa?" sahut Jeno acuh. 

"Nanti kita ketahuan," Thal berbisik pelan. Kini wajahnya semakin dekat dengan wajah Jeno. Ia bisa melihat dengan jelas betapa Jeno dianugerahi Tuhan wajah yang begitu memesona. Nggak bisa dibayangkan, saat Jeno debut nanti ratusan perempuan menjerit histeris melihat pesona Jeno menari di atas panggung. 

Will you be Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang