Am I in Love Again?

871 65 7
                                    

"Nomor yang Anda hubungi sedang dialihkan."

Ini pertama kalinya tega mengacuhkan telepon dari kekasihnya sendiri, Xavi.

Sudah dua puluh empat kali Xavi terus menghubungi Jeno, dan berkali-kali pula cowok itu nggak merespon telepon darinya.

Ini benar-benar pertanda bahwa dugaan Soojin memang terbukti. Perempuan bernama Thal itu sengaja membalas dendam karena Jeno lebih memilih Xavi.

Tangan Xavi mengepal kuat. Begitu marah dan nggak terima dengan kelakuan Thal, yang seolah nggak bisa move on dari mantannya itu.

Jemari lentik berhias kuku palsu berwarna pink miliknya bergerak cepat mengetik di aplikasi WA, pada laman chat Soojin.

Setelah mengetik pesan pada sahabatnya itu, Xavi tersenyum sinis.

----

Walaupun Jeno dengan sadar mendengar ada puluhan misscall dari kekasihnya, namun hal itu tetap tidak membuat cowok berhidung mancung itu tergerak merespon telepon dari Xavi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Walaupun Jeno dengan sadar mendengar ada puluhan misscall dari kekasihnya, namun hal itu tetap tidak membuat cowok berhidung mancung itu tergerak merespon telepon dari Xavi.

Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah Thal.

Bukan lagi Xavi, perempuan yang sesaat ia kagumi hanya karena selera musik mereka yang sama, cara bercandanya yang asik. Juga sikap manis dan penurutnya.

Ternyata Jeno baru sadar, semua sikap-sikap Xavi adalah kamuflase.

Harusnya Jeno menyadari hal itu dari dulu. Tapi ia dibutakan oleh satu peristiwa yang membuatnya percaya dengan mulut manis perempuan yang berprofesi sebagai model ini.

"Jadi lo ditelpon pacar lo ratusan kali?" Xavi menatap mata Jeno nggak percaya.

Jeno mengangguk, berdecak sebal.
"Posesif banget deh cewek lo." Cewek itu kembali bersuara, mengomentari Jeno yang menyingkirkan ponsel itu menjauh dari hadapannya.

"Dari kapan dia udah kayak gitu, Jen? Lo nggak capek apa?"

"Dulu sih nggak kayak gini."

Xavi mengangguk-angguk ngerti.

"Dulu gue pernah punya cowok macem cewek lo itu..." Xavi memulai ceritanya. Jeno tampak antusias. Ia membuka telinga lebar-lebar mendengarkan cerita Xavi.

"Terus?"

"Nggak betah dong gue." Cewek itu menggumam. Lalu ia menyeruput sebentar bubble tea-nya.

"Gue putusin. Ya iyalah, masa lo betah diposesifin sama pasangan lo? Kalo gue sih, risih, ya."

"Lo nggak sayang...?" Jeno spontan bertanya. Tapi karena takut Xavi salah mengerti, ia cepat-cepat meralat. "Eh, gini. Maksud gue, kalo jadian lo udah lama, apa lo nggak sayang lo jadi omongan orang..?"

Will you be Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang