Glaze in Your Eyes

596 58 8
                                    


The day I realized that you are my forever love

"Errrgh..." Jeno mengerang kecil seraya membuka kedua matanya secara perlahan. Aliran hangat mulai menjalar ke sekujur tubuh laki-laki itu, ketika mendapati Thal ternyata tertidur menjaganya sepanjang malam.

Ah, seperti mimpi.

Jika ini mimpi, Jeno memilih untuk tidak terbangun. Senyum khas cowok itu mengembang di wajahnya, memandang Thal dengan perasaan bahagia yang membuncah di dada.

Sudah lama sekali Jeno tidak mendapat pemandangan sederhana ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah lama sekali Jeno tidak mendapat pemandangan sederhana ini. Wajah manis dan lugu Thal membuat dirinya tak mau beranjak dari sofa. Ia ingin waktu terhenti agar bisa terus menyaksikan Thal tertidur di sampingnya.

Mata Jeno kemudian beralih pada tangan Thal yang ternyata menyelinap di genggamannya sejak semalam. Ia meraih tangan itu mendekat ke wajahnya, kemudian mengecupnya cukup lama.

Keinginan Jeno untuk memenangkan hati gadis yang pernah mengisi hidupnya bertahun-tahun itu keluar dengan sendirinya. Mungkin orang-orang akan menganggapnya egois, gila, atau apapun itu.

Tapi Jeno tidak peduli.  Apapun akan Jeno lakukan asal Thal mau memaafkan dan kembali ke sisinya.

Tangan kokoh Jeno mulai membelai lembut rambut indah milik Thal, seperti yang dulu sering ia lakukan ketika keduanya masih bersama.

Namun tanpa disangka aksi itu sukses membangunkan Thal dari tidurnya.

"K-kamu ngapain?!" sergah Thal yang langsung menjauhkan dirinya dari laki-laki itu, begitu aroma alkohol terendus dari nafasnya.

"P-pulang!" tegas Thal. Sama sekali, mata gadis itu tidak menatap Jeno. Ia justru mengalihkan pandangannya ke sekeliling, mencari keberadaan ponselnya yang sudah terlempar agak jauh dari jangkauannya.

"Thal," Jeno bangkit dan pelan-pelan mendekati Thal. Tapi yang ada, gadis itu mundur selangkah demi selangkah dari Jeno.

"Thal, aku nggak ngapa-ngapain," kata Jeno hati-hati. Mata sendu gadis itu menghentikan kaki Jeno untuk mendekatinya. Tatapan mata Thal memancarkan rasa ketakutan mendalam pada Jeno. Dan hal itu membuat Jeno semakin menyesali perbuatannya.

"Oke. Aku di sini aja, ya." Jeno tetap berdiri di tempatnya, membiarkan Thal juga berdiri berhadapan dengannya cukup jauh.

"Aku minta maaf atas yang aku lakukan tadi malam, Thal," ujar Jeno tulus dengan mata yang penuh penyesalan.

Thal tidak merespon. Luka hati yang ditinggal Jeno membuat mulut Thal terkunci rapat-rapat. Semua perkataan yang tadinya sudah ia rancang di otaknya, tiba-tiba saja hilang.

"Aku mau kamu pergi secepatnya dari sini," usir Thal. Suara gadis itu terdengar getar.

"Iya, Thal. Terimakasih buat semalam. Kamu masih mau ngejagain--"

Will you be Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang