Reconciliation

861 77 36
                                    

•Happy reading•

"Lo istirahat sana, Thal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lo istirahat sana, Thal. Nggak usah maksa gitu, mata udah bengkak kaya ninja turtle masih aja melek lo," ujar Mark usai menenggak segelas air putih agar rasa kantuknya bisa tertahan.

"Gue belum ngantuk-ngantuk amat, kok," kilah Thal sambil menggeser posisi tidurnya menghadap ke jendela. " Mau lo matiin ya? Lo bosen ya telfonan sama gue?"

"Mata lo tuh udah lima watt,. Princess," kata Mark memerhatikan mata Thal yang sudah mulai membengkak, sambil memainkan kumis tipis yang tumbuh di atas bibirnya.

"Ya kalo udah nggak mau telponan lagi, bilang aja," ujar Thal dengan wajah yang keliatan bete.

Kok jadi gue yang bete ya, Mark mau matiin teleponnya? pikir Thal dalam hati, nggak ngerti dengan nalarnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi. Lampu kamar Thal sudah gelap, sedangkan lampu kamar Mark tetap menyala meski cuma lampu tidur. Thal nggak berkata apapun lagi dan hanya memerhatikan Mark yang terus mengelus kumis tipisnya, dan...lagi-lagi melihat muka Mark yang full screen di layar ponselnya mengundang desir aneh di lubuk hati Thal.

"Jauhan dikit bambang. Dikira bagus apa cuma disuruh nontonin lo ngelus-ngelus kumis!" omel Thal untuk menutupi rasa gugupnya.

Mark tertawa cukup kencang mendengar omelan cewek itu.

"Tadi lo belum jawab pertanyaan gue, ih,"  Thal mencoba mendistraksi pikirannya dari perasaan aneh yang sempat hinggap di benaknya.

"Yang mana? Yang kenapa bukan kita yang pacaran itu?" ulang Mark sengaja sambil cengengesan.

"Bangsaaat!!! Bukan!" Thal keceplosan mengumpat sebagai bentuk dari kepanikan atas pertanyaan Mark.

"Hahaha. Ya terus yang mana, Princess?"
"Kenapa lo nggak matiin telepon lo kalo emang udah bosen vidcall-an sama gue?" tanya Thal akhirnya, setelah memutar otak sepersekian detik mencari pertanyaan yang dia tanyain sendiri.

"Gue nggak bilang bosen," sanggah Mark sambil menahan nguap.

"Terus kenapa?" tanya Thal.

"Ya karena mau ngeliatin lo-lah," cetus Mark lagi, dengan entengnya sampai membuat Thal melongo.

"Kalo lo sendiri kenapa nggak mau matiin telepon gue?" Mark bales nanya dengan pertanyaan yang sama.

"Gue mau ngilangin pikiran dan perasaan gue yang nggak enak," sahut Thal spontan.

"Waaaaw, pikiran apa tuh?" Mark merespon heboh, mirip Lucas, anak WayV.

"Dih si anjir, lo abis minum kopi Lucas yak? Jadi hyper banget," komentar Thal sambil ketawa.

"Enggak, biar lo ketawa aja. Biar lo bisa ngilangin pikiran dan perasaan lo itu," kata Mark dengan tatapan tulus.

"Emang lo mikirin apa sih sebenernya?" tanya Mark dengan muka serius.

Will you be Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang