Lidah Mark mendadak kelu, sesaat ia memastikan kedatangan Thal ke konser Dream berikutnya. Bodoh memang, Mark berpikir. Seharusnya dia menjauhi pembahasan yang akan menyakiti hatinya lagi. Tapi lidah dan hatinya enggan kompromi.
Untung Mark langsung berkelit agar Thal tidak curiga. Kini hal seperti itu bukan lagi kapasitas Mark. Dia harus tahu batasan sebagai seorang sahabat. Meski ia tak menampik kehadiran Thal begitu besar maknanya.
"Ah, sorry. Gue nggak seharusnya nanya soal ini ya, Princess. My fault." Mark menarik pertanyaan tersebut, sebelum Thal merasa tidak nyaman. Tidak hanya itu, Mark juga menyudahi teleponnya dengan Thal.
Entahlah, sampai detik ini Mark masih beradaptasi untuk menganggap Thal sebagai teman, dan bukan seseorang yang ia harapkan. Separuh dari hatinya sudah tertanam untuk perempuan itu.
"Hyung." Haechan menyapa dari belakang. Mark menoleh ke arah laki-laki yang setahun lebih muda darinya itu.
"Hyuck-ah," kata Mark canggung. Ia lekas menyimpan ponselnya di kantung.
Mark menatap Haechan yang mengangkat alisnya sebelah sambil tersenyum tipis.
"Segitu doang?" ujarnya kemudian. Mark menatap laki-laki berkulit eksotis itu keheranan, mencoba menerka apa maksud dari kata-katanya barusan.Haechan tahu jika Mark berusaha menutupi perasaannya. Namun sebagai orang terdekat Mark, Haechan paham jika cowok itu masih ingin berjuang. Hanya saja kesalahpahaman yang kerap terjadi antara Jeno dan Mark, membuat cowok itu akhirnya melepaskan perjuangannya.
Haechan meletakkan cola yang baru saja diseruputnya di lantai, kemudian merangkul pundak Mark.
"Markeu-ya," katanya dalam bahasa informal. Mark hanya bisa tersenyum mendengar Haechan meninggalkan kesopanannya.
"Jangan nyerah gitu, dong. Berjuanglah selayaknya laki-laki," ucap Haechan seraya menepuk pundak Mark.
"Its getting complicated, Hyuck-ah," kata Mark sambil mendesah pelan. Dengan telunjuk yang menggaruk pelipisnya, Haechan mengerti bahwa kakak laki-lakinya ini tengah menghadapi krisis kehidupan cinta.
"Lo nggak bakal tau kalo lo nggak nyoba, Hyung," kata Haechan yang membuat Mark terperanjat.
"Why...are you supporting me?" tanya Mark. Pertanyaan yang keluar dari mulut laki-laki berkacamata ini langsung mengundang tawa Haechan.
"Bodoh banget si lo, Hyung. Ya pasti gue dukung. Lo kira gue nggak tau? Lo nungguin Thal udah dari lima tahun yang lalu," tembak Haechan dengan suara agak pelan.
Pipi Mark merona merah, bahkan terasa kaku karena kartu as-nya dibongkar Haechan secara terang-terangan. Kalau di depan Haechan, Mark tidak akan pernah bisa berkutik. Maknae 127 itu memang sangat menakutkan. Terlebih keduanya memang sangat dekat.
"Man, I don't say that Jeno is bad. But you and Thal were made for each other. Trust me. You gotta seize the opportunity, Minhyung-ah." Haechan menirukan kata-kata Mark sehingga membuat lelaki itu tertawa keras. Lengkap dengan posisi tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will you be Mine?
FanfictionLee Jeno (23 tahun), salah satu member boyband kenamaan, NCT, memutuskan kisah cintanya dengan seorang gadis bernama Thalia tanpa ada alasan jelas. Thal berusaha keras untuk melupakan Jeno. Dengan bantuan sahabat baiknya, Mark, Thal mulai bangkit da...