All for Love

226 32 4
                                    

Jeno dan Mark terlihat begitu akrab. Hari ini merupakan gladiresik terakhir sebelum NCT Dream mengadakan konser. Ketujuh member tampan tampak berlatih dengan keras hingga larut malam. Ditengah-tengah latihan, Jaemin memerhatikan perubahan sikap Jeno terhadap Mark, yang kembali hangat seperti dulu.

Ia tersenyum lega. Akhirnya perang dingin berhasil dilewati. Jaemin mendekati Jeno dan Mark yang didapati tengah berpelukan dan saling tertawa.

"Ohoy, Mark Hyung!" sapa Jaemin sambil melirik ke arah Jeno sebentar.

Mark menoleh ke Jaemin, perlahan melepaskan pelukan Jeno lalu menepuk pundak Jaemin pelan.

"Udah sehat, Jaem? Kalau belum banyak istirahat ya. Pulang latihan nanti, minum vitamin," ucap Mark seraya mengacak rambut Jaemin.

"Udah lumayan, Hyung." Jaemin menjawab sambil menarik napas.

"Suara lo masih bindeng lho, Jaem." Jeno menimpali. Wajahnya terlihat khawatir.

"Iya, masih nggak enak memang badan gue. Mudah-mudahan pas ulang tahun Mark Hyung udah sembuh aja nih."

Jeno terdiam sebentar, menyerap kata-kata Jaemin. Betul, Mark sebentar lagi ulang tahun! Tentu sebagai adik sekaligus rekan kerja, Jeno harus memberikannya sebuah hadiah.

"Mark Hyung, mau kado apa? Bilang aja sama gue, nanti gue beliin."

Haechan yang mendengar pertanyaan Jeno hanya menyunggingkan senyum tipis.

"Ah, nggak perlu repot-repot, Jeno-ya. Minta diberi kesehatan aja sama Tuhan, kita bertujuh rukun terus kedua-puluh dua member lainnya juga dikasih stamina cukup. Karena abis ini kita kan..."

"Ah Hyung! Basi! nggak seru banget. Gimana kalo kita pergi makan?" Chenle yang sedang asyik bermain Among Us bersama Lucas, Yangyang, Kun dan Taeyong tiba-tiba bersuara.

"Iya! Masa begitu doang? Kita kan juga kangen sama  Noona,"  tambah Jisung yang membuat Jaemin, Mark serta Jeno menatapnya heran.

Chenle memelototi Jisung yang mulutnya suka keceplosan ketika berbicara. Jeno yang sejak tadi tidak ikut menimpali menangkap ada sesuatu yang disembunyikan Chenle dan mungkin para member lainnya. Tiba-tiba juga dia teringat akan pembicaraan Haechan dan Mark ketika latihan beberapa minggu lalu.

"You gotta seize this opportunity, Mark." Mungkin ada hubungannya dengan Thal?

"Noona?" Mark menjawab bingung.

"Lee Bongsun Cordi Noona!" ujar Chenle panik.

"Ah bukan, Park Hae-san sunbaenim, koreografer kita!" Jisung menambahi.

Mark mengangguk paham. Betul apa yang dikatakan Jisung dan Chenle, para staff juga sangat berarti bagi team mereka. Ide yang bagus. Selain itu, hal ini juga baik untuk mengurangi Mark yang sering bereskpektasi tinggi.

"Boleh, boleh! Bisa diatur. Gue ajak Mina, ya?" kata Mark yang membuat Haechan dan yang lain terkecuali Jeno tercengang.

-----

"Oh my God!" Thal baru saja selesai membereskan kamarnya. Ia menemukan scrunchies semangka yang pernah ia lempar karena kesal pada Mark beberapa waktu lalu.

"Kok bisa kegeser sampe sini?" gumam Thal heran. Ia pun langsung memungut scrunchies itu dan mengembalikan di kotak perhiasannya.

Setelah itu, ia duduk di depan komputer untuk mendesain sketsa lukisan yang akan ia tampilkan pada gallery seni, dua minggu setelah ulang tahun Mark.

Ulang tahun Mark jatuh pada tanggal 2 Agustus dan ia akan bertambah usia sebentar lagi. Biasanya saat Mark ulang tahun, Thal akan memberikannya hadiah seperti jaket atau tas baru karena ia paham sekali bahwa Mark adalah orang yang sangat malas membeli barang baru jika tidak terlalu dibutuhkan.

Will you be Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang