Heartache

461 60 15
                                    



"Rumah sakit?!" Jeno menjerit kaget. Ia tadi tengah menyetir dan sedang dalam perjalanan pulang ke dorm. Tidak sempat membuka ponsel sama sekali, dan..tentu saja untuk menghilangkan kesedihannya setelah ditolak Thal.

Ketika dia sudah memarkirkan mobil, telepon Jeno sempat sepi tak berdering. Dia bergegas menyambar ponsel serta perlengkapannya untuk masuk ke lobby dorm.

Namun,

Ponsel Jeno tiba-tiba berdering lagi.

Dengan satu nomor yang tak ia kenal, terpampang di layar ponsel.

"Benar ini Lee Jeno?" tanya suara itu di ujung telepon.

"Iya, dengan saya sendiri," jawab Jeno lugas.

"Saya mau Anda bertanggung jawab," katanya dengan nada mengancam. Alis Jeno langsung mengernyit heran.

"Model agensi kami, Xaviera Ok, Ok Min Ja. Melakukan percobaan bunuh diri."

Langkah kaki Jeno terhenti. Ia melepas masker di wajahnya kasar, dan rahangnya mengeras.

"Dia sekarang di rumah sakit. Menjalani perawatan intensif. Jika Anda tidak ada etikad baik, kami akan melaporkan hal ini ke polisi."

----
Tangan Jeno mengepal hebat seketika membaca pesan dari Xavi. Gadis itu...benar-benar membuatnya ketakutan dan khawatir. Apa seperti ini sifat Xavi yang asli? Dia stress atau mengidap penyakit mental? Begitu yang terlintas dalam pikiran Jeno saat ini.

Xavi mengirimkan foto lengannya yang berdarah, terluka karena sayatan.

Padahal Xavi terlihat baik-baik saja di luar. Dia selalu tersenyum dan bersikap ramah pada siapapun. Entahlah, apapun kondisi Xavi yang sesungguhnya, Jeno tak bisa mengesampingkan urusan ini.

Tingkah Xavi terlalu ekstrem dan membahayakan dirinya. Mungkin tanpa disadari Jeno pun, dia juga salah satu penyebab percobaan bunuh diri Xavi dan itu sangat menakutkan.

"Jen, serius deh! Lo gila ya udah jam berapa ini lo belum balik-balik?" cerocos Jaemin ditelepon begitu akhirnya Jeno mengangkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jen, serius deh! Lo gila ya udah jam berapa ini lo belum balik-balik?" cerocos Jaemin ditelepon begitu akhirnya Jeno mengangkat.

"Jaem, gue nggak bisa balik ke dorm," ujar Jeno dengan nada khawatir.

"Apaan lagi sih nih? Pulang nggak lo! Nanti kita digorok sama manajer hyung!" Jaemin memelankan suaranya, agar tidak didengar oleh manajer mereka yang kebetulan sedang berada di kamar mandi.

"Hhh...Jaem, Xavi dirawat di RS. Dia melakukan percobaan bunuh diri." Nafas berat yang terdengar dari Jeno membungkam kata-kata Jaemin. Bola mata cowok itu membesar, seiring mendengar Jeno menyebutkan apa yang dialami Xavi.

"Jen...pertanyaan gue. Lo sendiri, nggak kenapa-napa kan?"

Jeno tersenyum kelu. Tentu saja jawabannya tidak. Pikirannya bercabang sekarang, dan ia sangat menyalahkan dirinya sendiri.

Will you be Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang