chapter 8: Firasat buruk

36 3 0
                                    

"billy tolong!!!! "

"unaa" teriakku sambil berlari mendekati una

Tiba tiba

"tidak bisa Viona milikku, kamu harus bertanggung jawab karena telah mempermainkanku" ujar kak abel

"engaa" teriak una

Kak abel memukuli una hingga ia babak belur dan tidak memiliki tenaga lagi untuk berdiri.

"unaaa" aku mengapai tangannya namun aku malah dipukuli

"kenapa billy mau jadi pahlawan kesiangan hah" kata kak abel sambil menendangku

"kak jangan sakiti unaa" kataku sambil berusaha bangkit

"kenapa hah" kak abel menarik kacamataku kemudian memecahkannya, saat itu penglihatanku kabur benar benar tidak terlihat apa apa kemudian kak abel memukul ku hingga aku tak dapat bangun lagi

"billlyyyy" teriak una sambil menangis

Pandanganku kabur aku melihat kak abel menyeret una menjauh dariku saat itu aku hanya mendengar teriakan dan tangisannya. Dan aku hanya bisa memanggil namanya

"unaaa. Unaa unaa unaa"

"billy bangun, siapa una? " kata ibuku

Aku terbangun dan terkejut itu hanyalah mimpi, namun aku benar benar takut kalau mimpi itu terjadi pada una sekarang. Aku langsung mengambil kunci motor dan pergi ke rumah una.
Ketika sampai dirumahnya terlihat tidak ada siapa siapa.
Karena tidak bisa masuk, aku hanya mengintip lewat sela sela pagar, dari pada mati penasaran, akupun memanjatt

"kamu sedang apa"

Tiba tiba ada orang dibelakang dan itu membuatku terjatuh, setelah menoleh ke belakang ternyata itu una yang sedang membawa sebuah kantong plastik

"akuuu" jawabku gagap karena tidak bisa memikirkan jawaban rasional apa yang kuberikan

"kau mau nyuri" katanya curiga

"engga aku cuman, cuman, cumann"

Kami terdiam dan dia memandangku seperti sedang curiga

"hahahha biasa aja kali yaudah masuk dulu" katanya sambil membuka pagar

Aku benar benar bersyukur dia baik baik saja. Dia mengajakku duduk di teras rumahnya dan memberiku minuman dingin.

"oh iya pencuri ngapain kamu kesini" ledeknya

"aku gak nyuri kok" jawabku

"becanda kok, kamu ngapain manjat manjat pagar rumahku? "

"aku hanya mencarimu"

"kenapa, aku kan gak hilang selama 24 jam ngapain di cariin"

"katanya kamu kerja kelompok dengan tiara ya"

"tau dari mana"

"kata putri"

"oh iya"

"jadi dari tadi kamu bersama tiara? "

"iya, kalau tau ngapain dicariin"

"emmm ituu, sudahlah gak penting"

"hah"

Ternyata dia berbohong kepadaku

"kamu dan kak abel" tanyaku

Kemudian aku melihat ekspresi nya agak sedih

"eh maaf gak jadi"

"gpp kok, kau berhak nanya"

Aku berniat ingin minta maaf padanya karena telah lancang melihat hal yang tak seharusnya.

"una maaf"

"soal apa"

"yang dibelakang toilet tadi, tapi jangan jauhi aku ya"

"hah? "

"iya aku gak bakal kasih tau siapa siapa"

"siapa bilang aku mau menjauhimu"

Tiba tiba aku langsung diam dan malu sendiri

"ehh ituuuu, kupikir kau marah"

"engga lahh, kan dia gak ngapa ngapain aku"

"terus kenapa kamu menarikku keluar tadi? "

"aku hanya gak mau itu jadi gosip, kamu tau sendiri kalau orang bergosip sering nambah nambahin cerita supaya tambah panas, gak sesuai sama apa yang terjadi"

Aku benar benar malu karena telah salah paham pada una

"tapi kamu gpp kan"

"off course"

Tiba tiba dia mendekat

"rambutmu berantakan, habis ngapain" katanya sambil merapikan rambutku

Aku langsung berdebar sampai minum yang aku pegang sampai jatuh

"aduhhh maaf, akan aku bersihkan"

"gpp biar aku aja"

"engga, ini salahku, boleh aku minta lap? "

Una mengambilkan lap dan aku membersihkan pecahan gelas, dia tertawa melihat ku membersihkan bekas tumpahan dilantai

"kamu benar benar beda" katanya

Aku benar benar gugup tapi senang ntah apa maksudnya itu. Aku hanya bisa menahan senyum

Setelah ku bersihkan aku pun pamit untuk pulang. Ntah kenapa membayangkan senyuman una membuatku gila, tiba tiba aku teringat dengan jawaban bodoh yang diberikan putri padaku itulah yang membuatku salah paham.

SilentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang