"aduhh kenapa jadi marahan lagi sih" ucap putri
"tu anak emang gak bisa di bilangin banget" kataku
Tak lama una kembali dengan wajah cemberutnya
"putri anterin pulang" ucapnya
Rasanya ingin sekali aku tertawa tapi aku berusaha mengontrol raut muka ku
"ohh ayo" ajak putri yang berusaha menahan senyumnya
Melihat kami seperti ini bisa kulihat dari raut muka una dia berusaha menyembunyikan rasa malu dan gengsinya.
Rasanya aku mau bilang "mintak jemput tu sama si alif, cowo apaan ngajak jalan tapi gak di anterin lagi pulangnya"."aku ikut dong, gak enak sendirian" ucapku
"gak usah" una menjawab dengan nada ketus
"disini aja bill, gak lama kok" kata putri
Mereka pun pergi.
Setelah putri mengantar una, diapun mengantarku pulang dan siapa sangka di rumah ku ada kak andi yang sedang duduk di ruang tengah dengan ayahku, perang mulut akan segera dimulai jadi, bersiap"abis dari mana" dia bertanya
"nonton" kataku
"udah punya pacar ya, main nonton nonton sekarang "
"bukan"
"dia nonton sama temennya yang sering main ke sini ndi, udah biarin dia istirahat baru pulang" kata ayahku
Sungguh sang malaikat penyelamat aku pun segera pergi dari situ menuju kamar
Tiba tiba saat aku berniat ingin mandi telpon ku berdering, dan kulihat itu dari nomor tak di kenal
"hallo"
"hallo, siapa ini? "
"ini nomor billy bukan"
"siapa ini? "
"bro ini alif masih ingat"
"ngapain nelpon"
"oww ayolah jangan ketus begitu, aku cuman mau kita bicara bisa? "
"tentang apa"
"tentang parasit yang selalu menempel sama una"
" apa maksudmu "
"parasit you know, emm bukannya kata una kamu ini jenius ya, kok parasit gak tau"
" bicara yang jelas gak usah bahas pelajaran biologi"
"ingin aku bicara langsung?, tapi aku takut kamu tersingung"
"bicara"
"kayaknya lebih baik kamu jauhin una"
"udah gak waras ya"
"aku tau kamu suka kan sama una? "
"kita cuman sahabat"
"kalo gitu, gak usah ikut campur urusanmu aku sama una, urus urusanmu sendiri, yang kamu lakuin cuman gangguin dari pertama kita ketemu, awalnya aku niat baik pengen temenan tapi kayaknya kamu ngebet banget ya sama una"
"siapa yang ikut campur, eh aku lebih lama kenal sama una dari pada kamu, apa hak mu nyuruh aku jauhin dia"
"aku bersikap baik sama kamu karena kamu teman una, inget kalo kamu ngelewatin batas dan ngehasut una buat putus sama aku lagi, ku buat kaca matamu retak, ngerti? "
Telponnya mati dan itu menjadi pikiranku apa una yang memberi tau alif soal aku dan putri yang tidak suka padanya, ntah kenapa aku merasa alif bukan cowo yang baik, apa yang harus aku lakuin

KAMU SEDANG MEMBACA
Silent
Teen FictionPernah gak 1. Suka sama seseorang tapi malu mau bilang? 2. Ngerasa gak cukup baik buat si dia? 3. Suka sama orang tapi dianya udah ada yang punya? Cerita ini bukan cerita biasa ini bukan tentang kisah cinta atau kisah kasmaran dimasa muda Tapi leb...