Aku langsung mengantar una pulang
Saat sampai di depan pagar rumah una"tunggu" kata una sambil menarik bajuku
"ada apa" jawabku
"masuk dulu"
"yakin? kan gak ada orang, ntar kita di kira tetangga.. "
"bodo amat sama tetangga ayo masuk"
Akupun mampir ke rumah una sebenarnya aku ingin langsung pulang karena kepalaku rasanya sangat pusing tapi karena nada bicara una sedikit aneh jadi aku hanya menuruti apa yang dia bilang.
Una menyuruhku menunggu di ruang tengah sedangkan dia pergi ke belakang ntah apa yang ingin dia ambil, setelah kembali ternyata dia membawa obat"sakit ya" kata una sembari mengobati luka di wajahku
"lumayan, terakhir kali aku berkelahi dengan kakak ku"
Kataku sambil tertawa
Dia kembali mengobati luka di wajahku matanya berkaca kaca"kenapa na" kataku
"gak" jawabnya ketus
"kamu marah? "
"gak"
"terus kenapa?"
"gpp"
Sesaat keheningan menyelimuti kami
"na aku salah apa? "
Aku bertanya tapi dia hanya mematung dengan matanya yang bengkak karena menangis
"na katakan apa salahku kumohon" aku langsung menghadapankannya di depanku dan aku melihat dia menangis
"kamu lindungi diri sendiri dulu, baru lindungin orang lain"
"aku gak ngerti"
"kamu bisa terbunuh tadi, gimana kalo mereka keroyokan hah" dia mulai berteriak
"na aku cuman ngebela kamu"
"kalo kita diam aja tadi mereka pasti bosen juga dan pergi"
"aku hanyaaa.... "
"hanya apa hah"
"hanya buktiin kalo aku juga bisa ngelindungin kamu"
"ngelindungin itu juga bukan cuman dengan cara berkelahi, kamu mau membuktikan apa, kamu hampir membunuh dirimu sendiri"
"lalu aku harus gimana hah, ngebiarin tangan kamu di pegang pegang orang kayak gitu"
"aku bisa menarik tanganku"
"gimana kalo dia juga menarik tanganmu"
"jadi gara gara itu kamu mukul dia"
"terus kamu mau aku gimana hah diem aja gitu ngeliat kamu di gangguin"
"menghindar"
"aku juga laki laki, jangan remehin aku"
"aku gak remehin kamu bill, tapi gimana kalo tadi kang ujang gak dateng tepat waktu, kamu bisa aja masuk rumah sakit sekarang, kalo ada sesuatu yang terjadi sama kamu aku gak sanggup nanggung beban kalo aku penyebab kamu jadi kayak gitu"
Mendengar una begitu, aku baru sadar kalau aku sudah membuatnya sangat khawatir karena tindakanku, memang masuk akal karena aku tidak mungkin menang melawan pria itu.
Dia pun mulai menangis
"na maafinn akuuu"
Dia terus menangis
"aku kira kamu bakal mati tadi" rintihnya
Aku langsung memeluknya
"udahh kan sekarang aku gpp, jangan salahin diri mu sendiri" ucapku sembari mengelus kepalanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent
Teen FictionPernah gak 1. Suka sama seseorang tapi malu mau bilang? 2. Ngerasa gak cukup baik buat si dia? 3. Suka sama orang tapi dianya udah ada yang punya? Cerita ini bukan cerita biasa ini bukan tentang kisah cinta atau kisah kasmaran dimasa muda Tapi leb...