chapter 23: Kencan part 2

25 2 0
                                    

"put tujuan kita nemenin mereka tu buat ngawasin, kalo mereka kayak gitu percuma, kita di anggep hantu ya disini"

"teruss, emang mereka harus gimana? "

"ya jangan terlalu deket kayak gitu lah, tuh tuh liat pipinya nempel kayak gitu nyender tu di bahu bukan di pipi"

Putri menggelengkan kepalanya dan lanjut menonton. Dia cuekin aku mungkin gara gara aku terlalu banyak bertanya padanya

Saat aku melihat ke kursi una dan alif aku melihat alif mencium tangan una, aku sudah tidak tahan lagi rasanya

"aku ke toilet dulu" kataku

Aku turun kemudian aku melihat alif melihat ke arahku, seperti  dia ingin membuatku cemburu, bagaimana tidak saat mata kami saling bertemu dia menempelkan tangan una di pipinya sambil tersenyum ke arah ku.
Melihatnya begitu aku langsung pergi

Ditoilet aku benar benar hanya terbayang bagaimana una dan alif saat berdekatan, rasanya ingin muntah. Aku segera mencuci wajahku supaya aku sadar dan tidak mengacaukan hari ini, aku takut kalau aku kelepasan lagi, pasti una akan marah lagi padaku.

"sepertinya ada yang cemburu" kata seseorang dari belakang

Aku menoleh ternyata aku melihat alif yang bersandar di depan pintu dengan santai sambil melipat tangannya tersenyum padaku

"apa maksudmu"

"emmmm, kalian sahabatan udah 3 tahun ya"

Aku diam dan dia seperti berjalan ke arahku

"kayaknya kamu naksir una ya" dia bertanya dengan wajah penuh senyuman licik

Dari sana aku menilai kalau ni cowo bukan cowo yang baik buat una

"kami cuman sahabat" aku menjawab

"benarkah?, emm kalo begitu kenapa sepertinya, kau cemburu dari pertama kita bertemu "

"aku cuman jagain dia"

"gak usah cemas, sekarang ada aku pacarnya yang bakal jagain" katanya sambil menepuk bahuku

Kemudian dia pergi seperti tidak terjadi apa apa, akupun lekas kembali, putri seperti habis menangis

"put kenapa nangis"

Putri diam dan terus menghapus air matanya, aku bingung padahal difilm tidak sedang dalam adegan sedih atau mengharukan. Atau aku yang ketinggalan film saat ke kamar mandi tadi

"putt si cewe sama cowonya putus? " aku bertanya

"engga" kata putri sambil mengambil tisuu

"terus mereka pisah? "

"engga"

"atau ada yang mati? "

"engga"

"bodoh, jadi kenapa kamu nangis"

"cowonya sweet banget, udah ganteng tajir setia sama cewe" katanya

"terus kenapa kamu nangis"

"tadi aku bayangin kalo cewe itu aku"

"terus"

"aku liat bangku di samping kiri kanan kosong, semua punya pasangan, aku baru inget kalo aku jomblo dan gak mungkin dapet cowo kayak gitu" katanya sambil menghapus air mata

"konyoll" aku tertawaa

Dia malu dan memukul mukul ku
Begitulah film berlangsung dan akhirnya selesai
Kamipun makan di salah tempat makan yang ada di mall itu

"filmnya seruuu" kata una sambil makan dengan mulut penuh

" sayang makan dulu baru ngomong" ucap alif yang mengelus kepalanya

Sepertinya memang dia sengaja melakukannya untuk membuatku cemburu.

"gak enak nonton kalo jomblo" sambung putri

"tenang put ntar aku cariin" alif menjawab

"kalo engga, kamu sama billy aja" kata una sambil tertawa

"thats good idea" alif ikut tertawa

Aku dan putri saling memandang

"huekkkkk, mana mungkin" kata putri dengan wajah jijiknya

"aku juga gak mau sama kamu put" jawabku

Saat makan mereka hanya mengobrol mengobrol sesuatu yang bukan tipeku untuk di bicarakan, aku hanya memperhatikan una
Dia sangat cantik hari ini, dengan riasan ringan dan dress nya membuatnya cantik namun imut, sayang sekali dia harus di dampingi si buaya. Aku berusaha untuk tidak peduli apa yang dilakukan alif untuk membuatku cemburu, aku hanya melihat una tertawa dan tersenyum seperti obat untukku
Setelah selesai kamipun pulang

"put aku rasa alif bukan cowo baik"

"dari mana kamu tau, kamu aja gak ngobrol apa apa sama dia"

"apa menurut semua yang dilakukan udah terlalu berlebihan"

"apa maksudmu? "

"maksudku mereka baru berpacaran tapi si alif terlalu berdekatan secara fisik, bukannya kalo baru kenal cowo itu malu malu, pegang tangan aja gak berani"

"iya juga ya, kok aku baru sadar"

"aku udah kasih tau dari tadi"

"aku lupa kalo mereka baru pacaran"

"harusnya kita satu mobil tadi"

"mau gimana lagi"

Aku berpikir

"putt stopp"

SilentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang