chapter 15: Aneh

35 3 0
                                    

Saat itu senin 3 juli 2016 hari pertama duduk di kelas XII.

" bill ntar kita belajar di rumah siapa" tanya putri

" Rumah kamu aja" aku menjawabnya

"dirumah gak ada makanan"

"emang kamu kira kami numpang belajar dirumahmu supaya numpang makan gitu"

"ya bukan gitu aku gak enak aja, kalo ada tamu tapi nothing makanan"

"gpp ntar beli aja "

"yaudah aku kabarin una ya"

"iya"

Setelah pulang sekolah kami pergi ke putri

Aku merasa ada yang aneh dengan una hari ini, dia tampak begitu sibuk dengan telponnya sampai saat aku memanggilnya saja dia hanya fokus dengan telponnya dan mengabaikan panggilanku, dalam otakku muncul pertanyaan demi pertanyaan
Dia chatingan dengan siapa?
Apa dia sedang dekat dengan orang lain?
Jika dia sudah menyukai orang lain bagaimana denganku?
saat itu aku mulai khawatir sudah adakah seseorang dihatinya

Setelah berhari hari aku memikirkan masalah ini itu mulai membuatku tidak fokus dengan pelajaran ku

"einstain lagi lesu ya hahah" ucap raka sambil mengangetkan

"sana, lagi gak mau becanda hari ini" jawabku lesu

"udah pr bu anit belum , ajarin aku dong"

"belom"

"tumben?, pasti ada yang salah ni"

"gak ada"

"heh bill sesekali cerita lah, kamu galau ya"

"dari mana kamu tau aku galau"

"nahh ketauan kan lagi galau"

"ahhhh aku bisa gila kalau seperti ini"

"memangnya kamu kenapa sih? "

"raka kalau cewe sudah punya pacar dia bakal lupain temennya gak? "

"mana aku tau aku kan cowo"

"sudah ku duga kamu gak bisa bantu sama sekali" kataku kembali menidurkan kepalaku di meja

"tapi biasanya memang cewe kalo jomblo terus punya pacar, waktu sama temen pasti banyak kesita " katanya sambil melihat isi bukuku

"sampai sekarangpun kurasa dia tidak tau perasaanku padanya"jawabku lesu

"ow billy kau menyukai seseorang? "

"apa itu terlalu sulit untuk dipercaya"

"iya maka dari itu nada bicaraku sedikit meragukan"

"hanya karena aku aneh tidak menjadikan ku hilang rasa kemanusiaan malah itu membuatku lebih manusiawi"

"aku kira kamu homo, ternyata kamu bisa naksir cewe juga ya hahhhaha"

"aku masih normal "

"siapa cewe yang kamu suka? "

"kamu pasti tau"

"siapa firah? "

"yang pernah kamu taksir"

"siapa ya, yang aku taksir banyak"

"huh dia temanku" jawabku dengan nada geram

"oh viona " jawabnya dengan suara keras hingga seisi jelas melihat ke arah kami

Aku langsung menutup mulutnya
Dia tertawa

"hihi maaf, terus kenapa kamu gak ngomong sama dia"

"aku takut"

"sahabat sendiri astaga kamu kuat juga ya nahannya, kalo aku sih gak tahan"

"aku udah suka sama dia dari kita kelas X"

"aku juga naksir dulu woy, tapi apalah daya aku gak respon"

"aku takut dia bakal berubah kalo tau"

"kamu punya usaha gak sih buat ubah perasaan dia dari perasaan sahabat jadi ke suka"

"misalnya apa? "

"ya rajin chating dia kek, atau kasih hadiah atau kasih perhatian lebih gitu, ntar dia nyaman sendiri kok"

"engga"

"heh pantes aja dia ngira kamu gak ada perasaan apa apa ke dia, kamu gak ada usaha"

"sekarang dia kayaknya lagi deket sama cowo lain, aku harus gimana"

"kamu juga harus berusaha buat dapetin dia,coba ya pulang dari sekolah kamu inisiatif buat nganterin pulang, beliin makanan, bunga, atau barang yang dia suka"

"gitu ya"

"iya"

Putri mulai mendekat ke meja

"jangan kasih tau siapa siapa terutama putri " bisikku

Putripun datang

"raka minggir, duduk aja sana dikursi kamu sendiri"

"yaelah galak banget, ini baru mau pergi"

Rakapun pergi, dia memberi sinyal sinyal seperti oke oke namun aku tidak mengerti maksudnya apa

"ntar kayaknya gak bisa ngumpul dulu deh" kata putri sambil mencari cari sesuatu dimeja

"hah kenapa hari ini kita belajar kimia pr bu ama juga numpuk"

"una gak bisa, dia mau jalan"

"hah jalan?, sama siapa"

"ih kepo deh urusan cewe, aduh buku ku mana sih"

Tiba tiba raka melemparkan buku ke arah putri

"woy kalo minjem buku balikin yang bener" kata putri dengan penuh amarah

"siapa yang minjem, tadi gak sengaja kebawa" jawab raka

Akhirnya bell pulang sekolah datang, aku pergi menghampiri una

"una "

"emmm apa" jawabnya singkat sambil membereskan buku buku

Dia tampak begitu dingin hingga aku bingung bagaimana mengatakannya

"bill duluan"

"eh na tunggu"

"ada apa?"

"ehh mau.... "

"mau apa cepet aku buru buru"

"mau pinjem buku catatan kimia"

"ohh, bentar" dia membuka lagi tasnya dan memberikan bukunya pada ku

"sorry ya gak belajar dulu hari ini, aku duluan"

"ehh na"

"apa lagi billy" dia memandangku dengan wajah penuh kesal

"gak na gak jadi"

Dilangsung pergi meninggalkan ku, sebenarnya aku hanya ingin mengantarkannya ketempat yang dia ingin tapi setelah melihat raut wajahnya yang mulai kesal padaku, aku jadi takut untuk mengatakannya.

SilentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang